Senin, 22 November 2010

Mengingat dan Mengalami Kembali Kepada Kasih Mula-Mula (Kejadian 35:1-7)

Kembali ke Betel !

MENGINGAT KASIH MULA-MULA



Sebuah perjumpaan pertama antara kita dan TUHAN adalah suatu momen peristiwa yang seharusnya tidak akan kita lupakan seumur hidup kita. Pada dasarnya, manusia adalah mahkluk yang punya kebiasan pelupa, terutama mudah lupa akan kebaikan-kebaikan orang, apalagi kebaikan TUHAN.

Mengingat keburukan dan kejahatan orang lain akan lebih mudah bagi seorang manusia daripada mengingat kebaikannya, parahnya lagi TUHAN yang tidak pernah membuat satupun keburukan kepada manusia seringkali disalah-mengerti oleh manusia sehingga ketika ada satu-dua masalah "buruk" terjadi di dalam hidupnya, ribuan kasih TUHAN bisa dilupakan dalam sekejap. Biasanya dan seringkali, untuk mengingatkan kasih mula-mula manusia akan TUHAN, manusia harus dihadapkan pada masalah besar dahulu sebelum hatinya berbalik kepada TUHAN.

Satu contoh di Alkitab yang menggambarkan kisah hidup seorang tokoh Alkitab yang jalan hidupnya mirip sekali dengan Kristen pada umumnya adalah Yakub. Kehidupan tokoh Yakub di Perjanjian Lama dihiasi dengan pengalaman bersama TUHAN yang menakjubkan. Satu hal yang bisa kita tangkap dari cerita perjalanan hidup dari tokoh yang nantinya dinamakan Israel ini adalah TITIK AWAL PERJALANAN ROHANINYA ketika berada di Betel.

Kisah ini bisa kita baca di kitab Kejadian 28:10-22. Pada saat itulah dia mengalami satu peristiwa perjumpaan dengan TUHAN yang membuatnya tercengang-cengang akan keagungan TUHAN. (Kej 28:17) Saat itu jugalah, Allah menyatakan diri dan janjiNya kepada Yakub. (Kej 28:13-15)

Pada saat pertama kali perjumpaan kita bersama TUHAN, ada satu keyakinan besar akan keselamatan di dalam hati kita yang tidak bisa kita lukiskan dengan kata-kata.
Saat itu, baik hati dan ucapan kita ingin memberikan hidup kita sepenuhnya kepada TUHAN sebagai ungkapan terima kasih mendalam kepada TUHAN. (Kej 28:20-22).
Ada contoh lain di Alkitab tentang perasaan yang tidak terkatakan mengenai keagungan TUHAN. Kita bisa membaca dari kisah Petrus ketika menyaksikan transfigurasi Yesus dalam wujud kemulianNya di atas gunung (Markus 9:5).

Tetapi seiring kehidupan kita, di mana ada kesulitan, kesenangan, keinginan yang belum terpenuhi, penderitaan, dari hari ke hari, perasaan penuh sukacita pada saat kasih mula-mula tersebut menjadi pudar.

Yakub, setelah pengalaman perjumpaan pertama bersama TUHAN di Betel, ada berbagai gejolak hidup dirinya yang dialaminya, bekerja untuk Laban untuk mendapatkan Rahel tetapi tertipu oleh Laban karena diberikan Lea kepadanya, menghadapi istri-istrinya yang manja dan egois, diperas oleh Laban terhadap pekerjaannya, dan lain-lain sampai pada saat dirinya dan keluarganya menghadapi masalah besar ketika anak-anaknya berbuat ulah dengan membunuh dan menjarah orang-orang di Sikhem tanah Kanaan.

Persoalan memang terkadang dipakai oleh TUHAN untuk membawa umat pilihanNya kembali kepadaNya. Kecenderungan manusia yang seringkali memakai hikmat dan kekuatan pribadi akan menjadi bumerang bagi hidupnya. Sebenarnya, sebagai Bapa yang baik, persoalan dan kesulitan bukanlah rancangan utama TUHAN untuk menginsyafkan anak-anakNya. Tetapi apa boleh buat, manusia memang harus diperlakukan seperti itu. Tetapi maksud baik TUHAN tersebut juga memberikan pengalaman hidup yang baik sebagai pelajaran di masa mendatang sehingga kita menjadi lebih dewasa.

Yakub, seorang pengembara yang juga dididik dan ditempa oleh pengalaman hidupnya, tapi satu hal yang tidak berubah adalah penyertaan TUHAN di dalam hidupnya. Ketika dia mengalami masalah, TUHAN selalu hadir memberikan jalan keluar kepadanya. Ketika dia takut memandang muka Esau, TUHAN menampakkan diri kepadanya dan memberikan kemenangan kepadanya.

Ketika dia terkepung oleh warga-warga Kanaan yang jumlah dan kekuatan lebih besar daripada seisi keluarganya, TUHAN mengingatkan dirinya akan kasih mula-mula yang pernah dia alami bersama TUHAN. TUHAN mengingatkan bahwa sewaktu dia lari dari Esau, TUHAN memberikan sebuah keyakinan yang kuat disertai dengan sebuah mimpi tentang tangga menuju surga yang begitu membekas di hatinya. Janji-janji akan masa depan cerah kepada diri dan keturunannya diberikan TUHAN sebagai pegangan akan pengharapan yang tidak akan pernah diingkari.
Kita pun jangan mengingkari janji kita kepada TUHAN !

MENGALAMI KEMBALI KASIH MULA-MULA



Keyakinan yang kuat karena pengalaman diselamatkan TUHAN adalah pegangan bagi kita untuk terus beriman dan mengikuti TUHAN sepanjang hidup kita. Yakub yang menyadari bahwa TUHAN yang pernah melepaskan dirinya dari Esau (Kej 35:3) juga mampu untuk melepaskan dirinya dari kejaran orang-orang Kanaan (Kej 34:30).
Tentu saja mengingat tidak cukup, mengalami kembali kasih mula-mula adalah kunci kita untuk mengikuti TUHAN seumur hidup kita.

Tetapi untuk mengalami hal itu, ada 3 hal pokok yang mesti kita lakukan :

1.PERTOBATAN

Haruslah ada pertobatan setiap harinya. Harus ada kepekaan di dalam diri kita akan dosa yang masih kita simpan. Yakub pun menyadari hal itu, untuk kembali ke Betel menggenapi misi yang diberikan TUHAN, dia harus mengenyahkan berhala-hala yang masih dipegang oleh orang-orang bersamanya karena dia adalah kepala rumah tangga.


Kej 35:2 "Jauhkanlah dewa-dewa asing yang ada di tengah-tengah kamu"


2.KEKUDUSAN

Selain itu, menjaga kekudusan hidup juga kunci penting untuk mengalami kasih semula. Tanpa kekudusan, kita tidak bisa "bertemu" TUHAN (Ibrani 12:14).
TUHAN itu kudus, kita pun mesti kudus.


Kej 35:2 "tahirkanlah dirimu"


3.PERUBAHAN GAYA HIDUP

Tanpa disertai perubahan hidup, sia-sialah semua tindakan yang telah kita ambil. Pertobatan sejati meliputi seluruh aspek pikiran, hati dan perbuatan.
Silahkan dibaca kisah perumpamaan yang diceritakan TUHAN YESUS (Matius 22:1-12)


Kej 35:2 "tukarlah pakaianmu."


Dari kisah Yakub ini, kita bisa menyadari betapa luar biasanya dan seriusnya TUHAN ingin membangun hubungan bersama dengan kita. Kita juga bisa meneladani keputusan-keputusan Yakub yang semakin waktu semakin matang dan dewasa di dalam kehidupannya.
Dari seorang penipu menjadi seorang yang bijak. Semua kedewasaan yang didapatinya semua karena pengalaman hidup mengalami kasih TUHAN ! Maukah kita mengalami senantiasa kasih TUHAN di dalam hidup kita? Jadilah orang yang tahu berterima kasih, terutama kepada TUHAN.

YAKUB MENDIRIKAN MEZBAH BAGI TUHAN, APA YANG KITA INGIN BERIKAN KEPADA TUHAN ???


Referensi Ayat:

Allah berfirman kepada Yakub: "Bersiaplah, pergilah ke Betel, tinggallah di situ, dan buatlah di situ mezbah bagi Allah, yang telah menampakkan diri kepadamu, ketika engkau lari dari Esau, kakakmu."
Lalu berkatalah Yakub kepada seisi rumahnya dan kepada semua orang yang bersama-sama dengan dia: "Jauhkanlah dewa-dewa asing yang ada di tengah-tengah kamu, tahirkanlah dirimu dan tukarlah pakaianmu.
Marilah kita bersiap dan pergi ke Betel; aku akan membuat mezbah di situ bagi Allah, yang telah menjawab aku pada masa kesesakanku dan yang telah menyertai aku di jalan yang kutempuh."
Mereka menyerahkan kepada Yakub segala dewa asing yang dipunyai mereka dan anting-anting yang ada pada telinga mereka, lalu Yakub menanamnya di bawah pohon besar yang dekat Sikhem.
Sesudah itu berangkatlah mereka. Dan kedahsyatan yang dari Allah meliputi kota-kota sekeliling mereka, sehingga anak-anak Yakub tidak dikejar.
Lalu sampailah Yakub ke Lus yang di tanah Kanaan--yaitu Betel--,ia dan semua orang yang bersama-sama dengan dia.
Didirikannyalah mezbah di situ, dan dinamainyalah tempat itu El-Betel, karena Allah telah menyatakan diri kepadanya di situ, ketika ia lari terhadap kakaknya.
(Kejadian 35:1-7)



Maka Yakub berangkat dari Bersyeba dan pergi ke Haran.
Ia sampai di suatu tempat, dan bermalam di situ, karena matahari telah terbenam. Ia mengambil sebuah batu yang terletak di tempat itu dan dipakainya sebagai alas kepala, lalu membaringkan dirinya di tempat itu.
Maka bermimpilah ia, di bumi ada didirikan sebuah tangga yang ujungnya sampai di langit, dan tampaklah malaikat-malaikat Allah turun naik di tangga itu.
Berdirilah TUHAN di sampingnya dan berfirman: "Akulah TUHAN, Allah Abraham, nenekmu, dan Allah Ishak; tanah tempat engkau berbaring ini akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu.
Keturunanmu akan menjadi seperti debu tanah banyaknya, dan engkau akan mengembang ke sebelah timur, barat, utara dan selatan, dan olehmu serta keturunanmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.
Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau, ke manapun engkau pergi, dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini, sebab Aku tidak akan meninggalkan engkau, melainkan tetap melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu."
Ketika Yakub bangun dari tidurnya, berkatalah ia: "Sesungguhnya TUHAN ada di tempat ini, dan aku tidak mengetahuinya."
Ia takut dan berkata: "Alangkah dahsyatnya tempat ini. Ini tidak lain dari rumah Allah, ini pintu gerbang sorga."
Keesokan harinya pagi-pagi Yakub mengambil batu yang dipakainya sebagai alas kepala dan mendirikan itu menjadi tugu dan menuang minyak ke atasnya.
Ia menamai tempat itu Betel; dahulu nama kota itu Lus.
Lalu bernazarlah Yakub: "Jika Allah akan menyertai dan akan melindungi aku di jalan yang kutempuh ini, memberikan kepadaku roti untuk dimakan dan pakaian untuk dipakai,
sehingga aku selamat kembali ke rumah ayahku, maka TUHAN akan menjadi Allahku.
Dan batu yang kudirikan sebagai tugu ini akan menjadi rumah Allah. Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepada-Mu."
(Kejadian 28:10-22)

Rabu, 17 November 2010

Iman Setengah-Setengah = Tidak Beriman (Yohanes 4:46-54)


Yesus menyembuhkan anak pegawai istana (Yohanes 4:46-54)

Seringkali, sebagai orang Kristen, saya dan anda mungkin seringkali mengalami kondisi iman yang goyah.
Di satu sisi kita percaya dengan kuasa TUHAN Yesus, tapi di sisi lainnya kita tidak percaya TUHAN Yesus bisa bekerja dengan caraNya yang seringkali melampaui akal dan pikiran kita yang sempit. Parahnya lagi, seringkali malahan kita seringkali mendikte TUHAN harus begini, harus begitu. Inilah bukti bahwa iman kita hanya setengah-setengah. Bagi TUHAN, itu sama saja tidak percaya.

Saudara-saudara pembaca yang terkasih, kita mesti menyadari bahwa Allah itu ROH, Dia tidak terikat dengan waktu (omnipresent), tempat dan metode-metode manusia. Dia tidak dapat didikte dan tidak boleh kita dikte, Dia itu bekerja melampaui akal dan pikiran manusia. Rasul Paulus menulis:


Efesus 3:18-19 > Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah.


Melalui artikel ini, saya mengajak kita semua untuk belajar membetulkan konsep-konsep yang salah yang mungkin selama ini kita anut. Kita bisa belajar dari perikop Yesus menyembuhkan anak pegawai istana yang sangat kontras imannya dengan kisah seorang perwira di Kapernaum. Berikut ini ciri-ciri iman setengah-setengah yang dimiliki oleh si pegawai istana tersebut.

1. MEMAHAMI TUHAN DENGAN KONSEP YANG SALAH (Yoh 4:46-47)

Kisah ini dimulai dengan disampaikannya informasi bahwa Yesus berada di Kana di mana Dia pernah melakukan mukjizat di salah satu pesta perkawinan Dia mengubah air basuhan menjadi anggur sedangkan pegawai istana tersebut tinggal di Kapernaum. Mungkin dari cerita-cerita dari mulut ke mulut si pegawai istana ini mendengar bahwa TUHAN Yesus sanggup melakukan mukjizat dengan mengubah air jadi anggur ketika Yesus hadir di pesta tersebut sehingga membentuk di pikiran dari pegawai istana tersebut bahwa Yesus secara fisik harus hadir di tempat di mana Dia melakukan mukjizat.

Orang-orang Israel di zaman kuno pun selalu menganggap bahwa jika berperang, maka tabut TUHAN harus berjalan di depan mereka sehingga jika tidak dibawa, maka kalahlah mereka di medan perang. Konsep ini berhasil diubah pada masa kepemimpinan Daud di mana dia ketika berperang melawan musuh-musuh Israel, di kitab-kitab PL tidak saya temukan Daud membawa tabut TUHAN.

Di zaman modern di mana kita bisa membaca Alkitab pun seringkali kita menjadi serupa dengan pegawai istana tersebut. Seringnya kita menganggap bahwa TUHAN harus bekerja menurut metode-metode tertentu atau jika tidak sesuai dengan pengalaman rohani pak pendeta, TUHAN sepertinya tidak bekerja atau tidak afdol. Ada yang menganggap TUHAN hanya menyembuhkan jika berdoa sekian kali, ada yang mengajarkan bahwa TUHAN lebih bekerja melalui minyak urapan, dll.

Dari cerita-cerita di keempat Injil jelas kita menemukan bahwa TUHAN bekerja tidak sesuai dengan konsep manusia.
Kuasanya bisa bekerja kapan saja, di mana saja, melalui siapa saja, melalui apa saja, kepada siapa saja tanpa didikte oleh manusia. Silahkan buka dan baca Alkitab, maka anda akan temukan kedaulatan kuasa TUHAN.

2. PERCAYA HANYA KALAU ADA TANDA DAN MUKJIZAT (Yoh 4:48)


Maka kata Yesus kepadanya: "Jika kamu tidak melihat tanda dan mujizat, kamu tidak percaya." (Yoh 4:48)


Poin inilah yang fatalnya sering terjadi, bahkan konsep inilah yang banyak dianut dan diajarkan oleh pendeta-pendeta sekarang. Saat ini di mana pengajaran gereja begitu variatif, muncul konsep-konsep yang mengarahkan jemaat untuk tidak percaya sungguh-sungguh kepada TUHAN.
Jemaat diarahkan mata rohaninya untuk selalu terpaku kepada TANDA dan MUKJIZAT. Hal ini justru tidak mengarahkan jemaat ber-IMAN kepada TUHAN, tetapi fokus diarahkan kepada TANDA dan MUKJIZAT.


1 Kor 15:19 Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia.


Seringkali kita mendengar atau bahkan kita sering mengucapkan : "kalau saya diberkati secara finansial, baru saya layani TUHAN...", "kalau usahaku diberkati TUHAN, aku akan layani TUHAN ..." , "kalau ayahku sembuh, maka saya akan percaya kepada TUHAN..".
Biasanya setelah mereka diberkati, kita lupa akan TUHAN dan janji-janji kita. Lidah memang tak bertulang.

Kita harus buat keputusan, mau mulai darimana kita? IMAN dulu atau kalau sudah melihat TANDA dan MUKJIZAT baru percaya !
Golongan manakah kita?

3. MEMAKSA TUHAN WALAUPUN TAHU KONSEP YANG DIPEGANG SALAH (Yoh 4:49)


Yoh 4:49 Pegawai istana itu berkata kepada-Nya: "Tuhan, datanglah sebelum anakku mati."


Sebenarnya TUHAN sudah ingatkan pegawai istana ini tentang ketidakpercayaannya, tapi pegawai istana tersebut terus memaksa bahwa TUHAN harus datang ke rumahnya. Kita pun sering melakukan hal ini, bahkan dengan ancaman-ancaman ! Jika TUHAN tidak jawab doaku, aku tidak akan lagi baca Alkitab, jika TUHAN tidak berikan gadis itu, maka aku tidak akan ke gereja lagi.
Bahkan mungkin kita sering protes, TUHAN bukankah aku sudah melakukan ini dan itu... dsb...dsb...

Pegawai istana ini pun mungkin berpikir dan berkata dalam hati , aku ini adalah pegawai istana loh! Jangan paksa TUHAN dengan konsep kita yang salah lalu kita terus memegangnya. Pegawai istana ini berkata "Datanglah" (ayat 49) , Yesus menegornya "Pergilah!" (ayat 50).
Siapakah kita ini?

Apakah kita orang yang jika terjadi apa-apa di rumah, harus selalu undang pak pendeta? Kalau beliau tidak datang serasa doa kita tidak didengarkan oleh TUHAN? Mari kita ubah konsep yang salah !

4. MENYANGSIKAN PERTOLONGAN TUHAN (Yoh 4:51-52)


Yoh 4:51 Ketika ia masih di tengah jalan hamba-hambanya telah datang kepadanya dengan kabar, bahwa anaknya hidup.
Yoh 4:52 Ia bertanya kepada mereka pukul berapa anak itu mulai sembuh. Jawab mereka: "Kemarin siang pukul satu demamnya hilang."


Pegawai istana ini, meskipun sudah dikatakan oleh Yesus bahwa anaknya sembuh ("Pergilah, anakmu hidup!"), namun sekali lagi dia meragukan keilahian kuasa TUHAN Yesus. Sekali lagi dia harus konfirmasi tepatnya PUKUL BERAPA ANAK ITU SEMBUH.

Saya rasa, banyak di antara kita pun mengalami keraguan-raguan akan kuasa TUHAN. Mungkin seringkali keajaiban TUHAN kita anggap sebuah kebetulan belaka. Bahkan kalau kita tidak hati-hati, kita menjadi orang yang tidak mampu berucap syukur atas berkat-berkat yang sehari-hari kita nikmati. Kesehatan kita yang sudah TUHAN jaga kita anggap sebuah TANGGUNG JAWAB TUHAN sehingga kita malahan menjadi orang yang sering bersungut-sungut.
Udara yang segar di pagi hari, kesehatan keluarga, kecukupan makan harus kita syukuri sebagai MUKJIZAT TUHAN sehingga kita bisa menjadi manusia yang penuh ucapan syukur.


Saudara sekalian, pegawai istana ini memang datang kepada TUHAN YESUS, dia memang percaya dengan kuasanya, tetapi dia tidak percaya kalau TUHAN mampu bekerja walaupun tanpa hadir ke rumahnya. Saya yakin kita pun percaya dengan kasih dan kuasaNya, tapi kita pun punya konsep-konsep yang salah seperti poin-poin di atas.


Yoh 4:47 Ketika ia mendengar, bahwa Yesus telah datang dari Yudea ke Galilea, pergilah ia kepada-Nya lalu meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan anaknya, sebab anaknya itu hampir mati.


Sekali lagi mari kita ingatkan diri kita dengan ayat terkenal ini:


Ibrani 11:1 - "Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat."


Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah (Ibrani 1:6), lalu apakah kita berharap kita bisa berkenan di hadapan Dia?

Minggu, 07 November 2010

Bolehkah Dibaptis 2x ? (Roma 6:3-5)



Doktrin : Baptisan

Pertanyaan apakah boleh seorang kristen dibaptis 2x (dua kali) itu hampir sama dengan apakah seorang pengikut Kristus boleh merokok atau tidak? Sama-sama tidak dijelaskan eksplisit dan terang2an, tetapi kita tahu bahwa Tuhan menjanjikan bahwa tidak ada satupun perkara yang tidak TUHAN nyatakan (Lukas 12:2), apalagi orang yang sungguh hati mencari dia. Untuk itulah, hikmat dibutuhkan untuk mencari tahu jawaban masalah ini.

Untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan boleh atau tidaknya dibaptis 2x, kita harus terlebih dahulu untuk benar-benar mengerti makna baptisan. Jika anda pada saat ini saja belum memahami arti dan makna baptisan, maka terlebih dahulu anda harus mengerti tentang baptisan itu sendiri, terlebih lagi pentingnya baptisan bagi orang Kristen.

Bagi setiap orang Kristen sesuai dengan Alkitab, saat dibaptis, bukan persoalan ritual belaka yang dikedepankan. Bukan juga hanya pada tatanan meminta hati nurani yang suci (1 Petrus 3:21), tetapi terlebih penting dari itu adalah kita dibaptis dalam kematian Yesus (Roma 6:3)!

Kalau begitu, jika anda dengan sengaja meminta baptisan ulang dengan alasan apa pun selain daripada ketidaktahuanmu, pada hakekatnya kamu sudah mempemainkan Yesus Kristus dengan memandang rendah makna kematianNya di kayu salib.

Orang yang melakukan hal itu biasanya adalah orang Kristen yang senang cari sensasi, ingin tampak rohani ataupun memang orang yang tidak mau menerima pengajaran yang baik (semoga saya salah).

Jika saat ini,sebagai seorang pendeta ataupun orang yang diberikan otoritas untuk membaptis, belajarlah menghargai TUHAN kita ! Jangan hanya karena ingin mendapatkan jemaat yang banyak, menyenangkan orang ataupun motivasi-motivasi lainnya anda kembali "menguburkan kembali TUHAN YESUS". Adakah DIA 2x (dua kali) mati ?


Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya. (Roma 6:3-5)


Baca Juga Pentingnya Baptisan Selam

Rabu, 03 November 2010

Kisah Eliezer - Ciri-Ciri Orang Yang Bisa Dipercayakan Tanggung Jawab Besar (Kejadian 24)

Eliezer : God is my help



Di artikel ini saya mencoba untuk mengulas mengenai seorang hamba Abraham yang sebenarnya tidak tertulis namanya di Kejadian pasal 24.
Dari sifat dan tindakannya jika dibaca di pasal ini, kita bisa mengetahui bahwa hamba ini bukan hamba yang sembarangan diberikan beban tanggung jawab yang sangat besar.
Dia diberikan sebuah misi untuk mendapatkan pasangan hidup bagi Ishak, anak Abraham.

Pengamat Alkitab menafsirkan bahwa hamba ini bernama Eliezer, hamba Abraham yang disebut-sebut Abraham sebagai kandidat pewarisnya ketika TUHAN menyatakan diri melalui sebuah penglihatan (baca Kejadian 15:2)


Abram menjawab: "Ya Tuhan ALLAH, apakah yang akan Engkau berikan kepadaku, karena aku akan meninggal dengan tidak mempunyai anak, dan yang akan mewarisi rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu."


Abraham yang waktu itu masih mengenakan nama Abram tidak menyebut-nyebut kandidat lain mungkin di dalam hatinya, hamba inilah yang "paling pantas" menjadi ahli waris keluarganya jika dia tidak dikaruniakan seorang anak, mungkin juga karena memang dialah hamba paling senior yang dipunyai oleh Abram.
Pertimbangan lain Abram saat itu juga dipengaruhi oleh sifat heroik Eliezer yang membantu dirinya di dalam membantu Abram di dalam pembebasan Lot dari sanderaan beberapa raja pada saat perang antar beberapa kerajaan (baca Kejadian 14)

Dan untuk menuntaskan misi yang besar ini, tanggung jawab tentunya diberikan kepada seorang hamba yang terlatih dan sudah teruji kesetiaannya.
Nah, kali ini kita akan menelusuri karakter-karakter seorang yang bisa diberikan tanggung jawab besar yang dipunyai oleh Eliezer.

Berikut ini Ciri-Ciri Orang Yang Bisa Memikul Tanggung Jawab Besar:



1. Menyelidiki Secara Seksama Sebelum Mengambil Keputusan (Kej 24:1-9)

Hamba ini tidak secara langsung bersumpah kepada Abraham ketika dimintai sumpahnya.


"..Baiklah letakkan tanganmu di bawah pangkal pahaku, supaya aku mengambil sumpahmu demi TUHAN, Allah yang empunya langit dan yang empunya bumi ..." (Kej 24:2-3)


Dia bertanya mengenai kemungkinan-kemungkinan lain yang seandainya timbul.


Lalu berkatalah hambanya itu kepadanya: "Mungkin perempuan itu tidak suka mengikuti aku ke negeri ini; haruskah aku membawa anakmu itu kembali ke negeri dari mana tuanku keluar?" (Kej 24:5)


Pertanyaan seperti inilah yang akan mendapatkan kejelasan mengenai rencana misinya ke depan sehingga dia tidak salah melangkah.
Dari jawaban itulah, baru hamba ini mengambil keputusan untuk bersumpah kepada Abraham di hadapan TUHAN.


Lalu hamba itu meletakkan tangannya di bawah pangkal paha Abraham, tuannya, dan bersumpah kepadanya tentang hal itu. (Kej 24:9)


Pengkhotbah 5:2 Janganlah terburu-buru dengan mulutmu, dan janganlah hatimu lekas-lekas mengeluarkan perkataan di hadapan Allah, karena Allah ada di sorga dan engkau di bumi; oleh sebab itu, biarlah perkataanmu sedikit.

Tanpa petunjuk yang jelas, seseorang akan mengalami kesulitan di dalam menjalankan sebuah tugas.
Sebagai pemimpin di perusahaan, anda juga harus memberikan instruksi jelas kepada bawahan supaya mereka juga merasa terlindungi.
Sebagai bawahan, kita pun mesti bertanya dengan jelas tentang apa yang mesti kita lakukan dan alternatif-alternatif lain (plan B, plan C) jika pilihan utama gagal.
Jangan takut untuk bertanya. Pepatah mengatakan "Takut bertanya, sesat di jalan".


2. Mempersiapkan Segala Keperluan Yang Dibutuhkan (Kej 24:10)


Kej 24:10 Kemudian hamba itu mengambil sepuluh ekor dari unta tuannya dan pergi dengan membawa berbagai-bagai barang berharga kepunyaan tuannya; demikianlah ia berangkat menuju Aram-Mesopotamia ke kota Nahor.


Sesudah mendapatkan arahan yang jelas, sikap selanjutnya dari hamba ini adalah mempersiapkan segala keperluan yang dibutuhkan di perjalanan. Apalagi perjalanan yang dilakukan sangat jauh.
Tanpa persiapan matang, jangan berharap misi akan sukses.
'
Kita bisa belajar juga dari Nehemia dari Kitab Nehemia sebelum membantu membangun kembali tembok-tembok Yerusalem.
Yesus Kristus juga mengajarkan persiapan yang matang sebelum melakukan segala sesuatu.


Luk 14:28 Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu?


Allah Pencipta langit dan bumi juga mempersiapkan segala sesuatu dengan matang sebelum manusia diciptakan di bumi ini.
Dari hari ke-1 sampai dengan hari ke-5, TUHAN sudah merencanakan sebuah tempat yang sudah layak untuk ditempati manusia.
Pernahkah anda berimajinasi kalau manusia diciptakan pada hari pertama? Selanjutnya baru menciptakan yang lainnya?


Ams 24:6 Karena hanya dengan perencanaan engkau dapat berperang, dan kemenangan tergantung pada penasihat yang banyak.



3. Berdoa (Kej 24:12-14)

Doa adalah sebuah sistem yang sudah dirancang oleh TUHAN kepada semua umat manusia di mana di waktu itulah manusia bisa meminta, berharap, berkomunikasi dan mengucap syukur.
Begitu juga dengan hamba ini, dia sadar, bahwa dia itu hanyalah seorang yang lemah dan tanggung jawab yang diembannya pun berat. Tanpa bantuan TUHAN, jangan harap ada kesuksesan yang sesuai kehendak TUHAN.

3a. Berdoa : Meminta Penyertaan TUHAN Yang Benar(Kej 24:12)


Kej 24:12 Lalu berkatalah ia: "TUHAN, Allah tuanku Abraham, buatlah kiranya tercapai tujuanku pada hari ini, tunjukkanlah kasih setia-Mu kepada tuanku Abraham.


Hamba ini tahu bahwa Abraham adalah orang yang sangat diberkati oleh TUHAN. Kesaksian demi kesaksian selama berpuluh-puluh tahun membuat orang ini sadar bahwa TUHAN yang disembah Abraham adalah TUHAN yang benar dan TUHAN yang maha besar.
Untuk itulah hamba ini berdoa meminta pertolongan TUHAN Abraham, bukan sembarang TUHAN.

Kita sebagai umat Kristiani juga diberikan sebuah arahan jelas untuk meminta dalam nama Yesus sehingga jelas dan terarah kepada siapa doa kita ditujukan.


Yoh 14:14 Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya."


Baca lebih lanjut mengenai artikel DOA di blog ini juga di sini

3b. Berdoa : Meminta Petunjuk Jelas (Kej 24:13-14)


Di sini aku berdiri di dekat mata air, dan anak-anak perempuan penduduk kota ini datang keluar untuk menimba air. Kiranya terjadilah begini: anak gadis, kepada siapa aku berkata: Tolong miringkan buyungmu itu, supaya aku minum, dan yang menjawab: Minumlah, dan unta-untamu juga akan kuberi minum--dialah kiranya yang Kautentukan bagi hamba-Mu, Ishak; maka dengan begitu akan kuketahui, bahwa Engkau telah menunjukkan kasih setia-Mu kepada tuanku itu."
(Kej 24:13-14)


Ada kalanya seseorang ketika diberikan sebuah perintah untuk melakukan sebuah misi, karena sebuah karakter dasar dari pribadi tersebut yang hati-hati dan teliti, mereka membutuhkan sebuah petunjuk yang jelas dari TUHAN.
Mungkin ada juga yang didasarkan karena kekurangyakinan seperti yang dialami MUSA, atau masalah percaya diri yang dialami Gideon sehingga harus berkali-kali minta tanda-tanda jelas dan petunjuk-petunjuk jelas dari malaikat TUHAN.
Para rasul di abad awal juga beberapa kali meminta dengan jelas petunjuk dan tanda-tanda dari TUHAN.
Saat mengangkat Matias sebagai rasul kedua belas menggantikan Yudas Iskariot.

Hamba ini pun melakukan hal yang sama, karena saking banyaknya kandidat yang ada tanpa diberikan alamat jelas di mana sanak saudara Abraham tinggal, maka hamba ini meletakkan pengharapan sepenuhnya kepada pimpinan TUHAN dengan berdoa meminta petunjuk dan tanda yang jelas.


4. Respon (Kej 24:17)

4a. Respon Atas Jawaban Doa Dengan Segera


Kej 24:17 Kemudian berlarilah hamba itu mendapatkannya serta berkata: "Tolong beri aku minum air sedikit dari buyungmu itu."


Orang bijak berkata "Kesempatan tidak datang dua kali".
Seringkali hal ini memang terjadi. Jika kita tidak peka, maka seringkali kesempatan emas terlewatkan begitu saja di dalam kehidupan.
Jangan bermalas-malasan.


Ams 10:4 Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya.


4b. Respon Atas Jawaban Doa Dengan Iman


Kej 24:17 Kemudian berlarilah hamba itu mendapatkannya serta berkata: "Tolong beri aku minum air sedikit dari buyungmu itu."


Karena isi doanya adalah meminta tanda jelas dari TUHAN, maka ketika TUHAN mengirimkan seorang gadis kepada dirinya, maka dia pun segera meresponnya sesuai dengan apa yang telah dia doakan (Kej 24:14).
Dulu saya pernah berdoa supaya TUHAN memberikan seorang teman untuk saya jangkau, dan ketika doa saya terkabulkan, saya pun harus meresponnya dengan terus memfollow-up keadaan teman saya tersebut.
Ketika kita minta tuaian dari TUHAN, kita pun harus menjadi para pekerja untuk TUHAN.

5. Teliti (Kej 24:21-25)

5a. Teliti Dengan Hasil Sementara (Kej 24:21)


Kej 24:21 Dan orang itu mengamat-amatinya dengan berdiam diri untuk mengetahui apakah TUHAN membuat perjalanannya berhasil atau tidak.


Sudah jelas bahwa hamba ini adalah orang yang teliti, berhati-hati dan tidak cepat puas.
Walaupun sudah beberapa tanda diberikan kepada TUHAN, tapi dia tetap tidak gegabah karena dia menyadari bahwa dia hanya manusia yang bisa membuat kesalahan di dalam tindakan.
Untuk itu, dia harus cek dan ricek hasil yang telah didapatinya.

Kita pun diajarkan Firman TUHAN bahwa harus teliti !


1 Tes 5:21 Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik.



5b. Teliti Dengan Keputusan Yang Akan Diambil (Kej 24:22-25)


Setelah unta-unta itu puas minum, maka orang itu mengambil anting-anting emas yang setengah syikal beratnya, dan sepasang gelang tangan yang sepuluh syikal emas beratnya, serta berkata: "Anak siapakah engkau? Baiklah katakan kepadaku! Adakah di rumah ayahmu tempat bermalam bagi kami?" Lalu jawabnya kepadanya: "Ayahku Betuel, anak Milka, yang melahirkannya bagi Nahor." Lagi kata gadis itu: "Baik jerami, baik makanan unta banyak pada kami, tempat bermalampun ada." (Kej 24:22-25)


Setengah dari perjalanannya telah berhasil, tapi dia cepat puas hati dan jadi gegabah dalam bertindak. Sebelum dia memutuskan untuk memberikan pemberian "mas kawin" kepada Ribka,
hamba ini masih harus mengkonfirmasi sekali lagi latar belakang Ribka secara jelas dengan silsilah yang pernah dia dapatkan dari Abraham sehingga dia benar-benar memberikan pemberian yang telah dibawanya dari jauh sebagai mas kawin kepada Ribka dan kepada keluarganya.
Ketika cocok informasi yang dimiliki olehnya dan informasi keluarga Ribka, maka dia baru berani ambil keputusan.

6. Bersyukur Kepada TUHAN (Kej 24:26-27,24:52)


Lalu berlututlah orang itu dan sujud menyembah TUHAN, serta berkata: "Terpujilah TUHAN, Allah tuanku Abraham, yang tidak menarik kembali kasih-Nya dan setia-Nya dari tuanku itu; dan TUHAN telah menuntun aku di jalan ke rumah saudara-saudara tuanku ini!"
(Kej 24:26-27)


Sebagai hamba yang dipercayakan oleh tuannya untuk mengemban amanat besar, sudah selayaknya dia bersyukur atas penyertaan TUHAN yang telah menuntunnya dari 'nowhere to somewhere'.
Orang ini mempunyai hati hamba, dia tetap bersyukur walaupun dia tahu bahwa misi ini sebenarnya bukan untuk dirinya sendiri.

Sudahkah kita mengucap syukur kalau orang lain mendapatkan keuntungan dan kehormatan? Atau kita memilih iri hati?
Sudahkah kita mengucap syukur atas pertolongan TUHAN di dalam hidup kita?
Hamba ini sudah!

7. Tidak Cepat Puas Sebelum Waktunya (Kej 24:33)


Kej 24:33 Tetapi ketika dihidangkan makanan di depannya, berkatalah orang itu: "Aku tidak akan makan sebelum kusampaikan pesan yang kubawa ini." Jawab Laban: "Silakan!"


Sebelum dia mengutarakan maksud dan tujuan perjalanannya, hamba ini merasa terbeban untuk menjelaskan misi yang diberikan oleh tuannya.
Adalah sebuah tanggung jawab moral yang bagus yang bisa dijadikan teladan untuk kita sebelum bertindak. Jangan cepat puas sebelum maksud dan tujuan kita tercapai, terutama yang berhubungan dengan Kerajaan Allah.

8. Jujur & Terperinci (Kej 24:34-49)

Hamba ini menjelaskan siapa dirinya, tanggung jawab apa yang diberikan oleh tuannya dan bagaimana TUHAN begitu menyertainya dari A-Z tanpa ada yang ditutup-tutupi.
Dia tidak menambah-nambah ("membumbui") atau mengurangi-ngurangi cerita sehingga cerita bisa tampak lebih menarik. Kejujuran akan membuat orang lain menaruh percaya kepada kita.
Berterus terang akan diri kita , terlebih lagi kekurangan kita justru akan menaruh simpati orang kepada kita. Hasil dari kejujuran mendatangkan hasil yang baik:


Lalu Laban dan Betuel menjawab: "Semuanya ini datangnya dari TUHAN; kami tidak dapat mengatakan kepadamu baiknya atau buruknya. Lihat, Ribka ada di depanmu, bawalah dia dan pergilah, supaya ia menjadi isteri anak tuanmu, seperti yang difirmankan TUHAN."
(Kej 24:50-51)


9. Tidak Menunda-Nunda Tugas & Tanggung Jawab (Kej 24:56)


Kej 24:56 Tetapi jawabnya kepada mereka: "Janganlah tahan aku, sedang TUHAN telah membuat perjalananku berhasil; lepaslah aku, supaya aku pulang kepada tuanku."


Adalah kebiasan manusia untuk menunda-nunda tugas yang diberikan kepadanya, tetapi jika memiliki hati seorang hamba seperti yang ditujukan oleh hamba Abraham ini,
maka kesuksesan akan kita raih.

Sebenarnya hamba ini punya waktu selama 10 hari untuk menikmati waktu istirahat ketika keluarga Ribka meminta waktu 10 hari untuk menghabiskan waktu bersama dengannya.
Tetapi "time is money" memang ada betulnya, bahkan dibenak hamba ini mungkin "time is more than money". Ada pertanggungjawaban yang harus dia berikan kepada tuannya Abraham.
Belum lagi keputusan seseorang bisa berubah dalam hitungan jam karena sifat manusia terkadang tidak punya pendirian, maka lebih baik tidak punya sifat menunda-nunda seperti hamba Abraham ini.


Kej 24:55 Tetapi saudara Ribka berkata, serta ibunya juga: "Biarkanlah anak gadis itu tinggal pada kami barang sepuluh hari lagi, kemudian bolehlah engkau pergi."


10. Selalu Rendah Hati (Kej 24:65)


Kej 24:65 Katanya kepada hamba itu: "Siapakah laki-laki itu yang berjalan di padang ke arah kita?" Jawab hamba itu: "Dialah tuanku itu." Lalu Ribka mengambil telekungnya dan bertelekunglah ia.
Kej 24:34 Lalu berkatalah ia: "Aku ini hamba Abraham.


Walaupun seluruh misi ini dikerjakan olehnya, namun hamba ini dengan kerendahan hati mengakui bahwa Ishak adalah tuannya.
Dia sadar akan posisinya siapa dan tidak mencuri kemuliaan tuannya.

Sebenarnya dari awal, hamba ini bisa saja berkhianat dengan memilih untuk melarikan harta yang akan dibawa untuk meminang Ribka, apalagi mengingat bahwa perjalanan yang ditempuh adalah sangat jauh,
tujuannya yang tidak begitu jelas, tetapi dia memilih setia !

Yesus pun berlaku rendah hati di dalam pelayanannya:


Yoh 5:19 Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak.


11. Mempertanggung-jawabkan Hasil / Reporting (Kej 24:66)

Kej 24:66 Kemudian hamba itu menceritakan kepada Ishak segala yang dilakukannya.

Dan akhirnya, memberikan pertanggung jawaban kepada atasan adalah sebuah tugas akhir yang harus dilakukan oleh semua bawahan.
Di dalam pekerjaan dan pelayanan kita pun begitu, seorang hamba harus bekerja dan harus memberikan reporting untuk direview.
Persoalan apakah hasil diterima atau tidak bukan lagi tugas kita, tapi oleh atasan kita.
Sebagai anak Allah, kita pun wajib melakukan hal itu dalam pelayanan, tidak boleh kita seenaknya mengerjakan sesuatu dan tidak berani bertanggung jawab.

Kebiasan reporting ini juga diterapkan oleh murid-murid Yesus pada saat pelayanan mereka bersama-sama yang bisa anda baca di Lukas 10:17.
Di kitab Kisah Para Rasul pun juga, rasul-rasul ketika telah menuntaskan pelayanan di suatu daerah, mereka selalu melaporkan hasilnya kepada panatua di Yerusalem.

Akhirnya saudara-saudara, jika kita ingin menjadi orang yang bisa diberikan tanggung jawab besar, kita mesti memiliki hati hamba seperti halnya Eliezer.
Orang-orang setia lah yang akan dipercayakan tanggung jawab besar.


Luk 16:10 "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.
Luk 19:17 Katanya kepada orang itu: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik; engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota.


Sebagai umat percaya yang telah dijadikan sebagai anak Allah, Tuhan Yesus selalu mengajarkan kepada murid-muridNya untuk selalu mempunyai rasa tanggung jawab seperti layaknya seorang hamba, dan Dia pun telah memberikan teladan seperti itu.
Kita tidak boleh menyalahgunakan status kita sebagai seorang anak Allah untuk justru berlaku sombong dan tinggi hati.

Inilah kutipan indah dari sikap seorang rasul Paulus:

1 Kor 9:19 Sungguhpun aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang.


------------------------------------------


Referensi:

http://www.answers.com/topic/eliezer