Kamis, 17 November 2011

Pengharapan Sejati

Adalah wajar jika di dalam hidup seseorang mempunyai sesosok figur yang dikaguminya, bahkan menjadi panutan di dalam hidupnya. Manusia setelah jatuh ke dalam dosa yang sudah tidak dapat secara langsung bersekutu bersama TUHAN Allah diberikan seseorang yang menjadi perwakilan TUHAN di dunia. Orang tua adalah wakil sah TUHAN Allah di dunia yang sementara ini yang sebenarnya bertanggung jawab untuk membawa anaknya kembali kepada TUHAN.

Secara fakta, justru hal ini hasilnya malahan bertolak belakang, justru banyak orang tua dewasa ini menjadi batu sandungan buat anak-anak mereka percaya kepada TUHAN. Kegagalan rumah tangga menjadi penyebab hilangnya figur orang tua, baik papa maupun mama di mata anak yang membutuhkan teladan. Karena itulah, anak-anak yang tidak menemukan figur teladan orang tua seringnya tumbuh mencari figur idola di luar keluarga. Setan yang selalu ingin tampil menjadi pahlawan kesiangan seringkali "berhasil" untuk menciptakan figur-figur hero dan superhero yang semakin lama semakin membuat dunia terpikat. Satu per satu figur pahlawan dimunculkan untuk meracuni dunia ini, dan akhir kisah, manusia menjadi susah untuk percaya kepada TUHAN.

Gambaran sosok idola yang mengisi jiwa mereka membuat keamanan palsu di dalam jiwa mereka walaupun di dalam sanubari terdalam, mereka sebenarnya tidak menemukannya.
Jika di dunia setan menciptakan ribuan bahkan mungkin jutaan tokoh idola yang berhasil menggait dan menyesatkan banyak orang, di dunia rohani, seharusnya ada jawaban bagi persoalan ini.

Para hamba TUHAN selayaknya menjadi contoh dan teladan untuk membawa jemaat-jemaat untuk hanya bergantung kepada TUHAN Allah semata-mata. Faktanya, masih ada banyak hamba TUHAN yang justru menjadi idola bagi jemaat-jemaat di samping TUHAN. Seharusnyalah tidak terjadi di gereja TUHAN.

Semua orang Kristen mesti sadar, di dunia yang sementara ini, tidak ada yang ideal. Jikalau seseorang menggantungkan hidupnya kepada manusia lain, dipastikan bahwa orang tersebut akan mengalami kekecewaan total. Meletakkan ekspektasi yang tinggi terhadap seseorang akan membuat orang tersebut menetapkan standard-standard yang tinggi terhadap orang yang dikaguminya sehingga jika ada sedikit saja kekeliruan yang dilakukan orang yang diidolakan tersebut, perasaan kagum tersebut akan runtuh dalam sekejap.

Di Alkitab, orang-orang Israel begitu mengidolakan Abraham, Musa dan Daud sampai sekarang. Di kekristenan, banyak orang mengidolakan Petrus dan Paulus karena kedua sosok ini diyakini sebagai ujung tombak perintisan gereja awal. Petrus rasul orang Yahudi, Paulus rasul orang non Yahudi. Begitu banyak peristiwa fenomenal yang terjadi, yang keliatannya adalah karena kehebatan kedua rasul tersebut. Satu momen yang paling dianggap sebagai salah satu peristiwa yang paling bersejarah bagi gereja adalah peristiwa pertobatan massal di Yerusalem.

Pada saat itu, pengkhotbahnya adalah "Petrus sang nelayan". Sadar tidak sadar, orang akan berkata bahwa Petrus itu dahsyat. Ya, dia memang dahsyat, tetapi saya secara pribadi sangat meyakini bahwa peristiwa pertobatan massal tersebut hanyalah bagian puncak dari rangkaian acara-acara yang telah dirancang oleh TUHAN Allah.

Setelah lebih dari 4 abad orang Israel tidak dilawat oleh TUHAN melalui nabi-nabi yang menyampaikan Firman TUHAN, maka yang memecahkan kebuntuan tersebut adalah Yohanes Pembaptis. Seruannya di padang gurun yang telah membawa banyak pertobatan adalah peristiwa yang memulai rangkaian acara yang telah disusun oleh Tuhan Allah untuk membawa pertobatan demi pertobatan yang terjadi di zaman gereja mula-mula. Begitu banyak orang yang datang dari berbagai pelosok di Yerusalem menandakan pra-sejarah gereja. Dari rakyat jelata sampai kepada orang Farisi, banyak orang yang mulai membuka hati yang ditandai dengan baptisan air di sungai Yordan.
Kemudian di zaman yang sama, muncul Yesus dari Nazaret yang kemudian melanjutkan estafet acara yang dirangkaikan oleh TUHAN Allah. Justru karya-karyanya yang selama 3,5 tahun itulah yang menjadi bagian inti yang tidak boleh dilupakan. Pengabaran Injil melalui pengajaran serta tanda-tanda dan mukijzat yang dilakukan oleh Yesus semakin membuka hati dan pikiran orang-orang Israel tentang Mesias yang dijanjikan di dalam kitab Suci. Saya yakin seyakin-yakinnya bahwa walaupun terjadi pro dan kontra, banyak orang Israel yang mulai membuka hatinya terhadap Yesus. Ratusan bahkan ribuan orang yang selalu berbondong-bondong mengikutiNya untuk melihat, mendengar dan merasakan pengajaran dan mendapatkan mukjizat semakin membuat pengabaran Injil tidak hanya menetap di Yerusalem. Injil tersebar pertama kali bukan orang para rasul, tetapi oleh 3 orang majus dari timur yang kembali ke daerah asal mereka. Kesaksian tentang lahirnya Mesias pastilah telah menaburkan benih-benih iman di dalam hati orang-orang yang dianggap kafir oleh orang Yahudi. Para pesakitan yang disembuhkan dari sakit penyakit juga telah menjadi pengabar-pengabar Injil yang sesuai.
Itulah sebabnya ada beberapa orang yang disembuhkan dari penyakit dan dilepaskan dari setan tidak diizinkan oleh Yesus untuk mengikuti diriNya ke Yerusalem, tetapi justru dimintai kembali ke daerah-daerah asal supaya menjadi kesaksian. Dari skenario-skenario tersebut semakin memperjelas bahwa sudah berbagai persiapan yang telah dikerjakan oleh TUHAN Allah terhadap petobat-petobat yang akan menerima Yesus Kristus sebagai TUHAN telah dimulai dan dilaksanakan.

Peristiwa di Golgota adalah peristiwa yang paling penting walaupun diselimuti dengan kisah dramatis yang berujung kepada penyesalan hati para penyiksa dan para penghujat yang memintai Yesus untuk disalibkan.
Terbukti setelah kematianNya di atas kayu salib, banyak sekali orang yang menyesal sambil memukul dada mereka. Ada juga mulut yang mengaku bahwa "Dia adalah orang benar". Benih-benih pertobatan mulai nampak setelah kisah dramatis tersebut.
Diperkuat lagi dengan kebangkitanNya dari kematian semakin menambah vitamin iman bagi Petrus dan kawan-kawan untuk semakin tidak ragu akan keTUHANan Yesus. Rentetan peristiwa inilah yang membuat Petrus keliatan dahsyat dan mampu untuk mempertobatkan ribuan jiwa dalam satu hari. Tetapi secara tidak sadar, ada sutradara terbesar yang mendalangi kedahsyatan Petrus. Dan jangan kita lupa pula bahwa ada seorang pribadi yang berkuasa di dalam diri Petrus, yaitu Roh Kudus yang memenuhi nelayan ini sehingga secara tidak sadar orang mengangkat dua jempol buat dirinya.

Dari peristiwa inilah, kita mendapatkan contoh bahwa manusia jangan hanya bersandar kepada hal-hal yang keliatan dan juga kepada manusia lainnya. Paulus pun menegur jemaat Korintus yang mulai mengalami perpecahan dengan mulai mengidolakan dirinya dan Apolos. Biarlah mata kita selalu hanya memandang kepada Yesus Kristus yang telah diberikan oleh Allah Bapa sebagai satu-satunya panutan kita.
Dia adalah pokok keselamatan kita karena Dia telah menjadi teladan yang sempurna bagi semua orang percaya.

Untuk itulah saudara-saudaraku, mari senantiasa kita hanya meneladani apa yang baik dari figur-figur yang kita "idolakan", tetapi tidak menjadikan mereka sebagai "idola sejati".
Pengharapan kepada manusia mengecewakan, tetapi pengharapan kita tidak sia-sia, karena Roh Kudus yang bekerja di dalam diri kita.

Hanya Dialah yang layak mendapatkan penghormatan dan penyembahan dari kita semua, Allah Bapa yang telah mengirimkan anakNya yang tunggal kepada dunia dan kepada Yesus Kristus yang layak menerima puji-pujian dari kita semua.
Amin.

Sabtu, 01 Oktober 2011

Lahir Baru

Tanda-tanda yang mengisyaratkan seorang anak manusia akan lahir di bumi adalah adanya kontraksi hebat di dalam perut seorang wanita hamil. Adanya pemberontakan hebat di dalam perut sang wanita yang telah memeliharanya dengan kasih selama 9 bulan di dalam rahim adalah satu peristiwa natural yang mengisyaratkan bahwa si bayi sudah saatnya dilepaskan dari "belenggu" yang sekian lama mengikatnya. Ketika itulah saatnya seorang anak bayi baru keluar dari perut ibunya. Apa yg pertama kali dilakukannya adalah menangis. Adanya hirupan udara baru yg masuk ke hidungnya yang masuk ke paru-paru memberikan satu nuansa baru di jiwanya yang tidak terkatakan dan yang diungkapkan dengan isakan dan tangisan tak henti2nya. Perasaan yang terkungkung 9 bulan di rahim mamanya terlepas pada saat bantuan orang yang membidaninya membantu mengeluarkannya ataupun tanpa campur tangan bidan. Itulah saat pertama kali dirinya melihat dunia baru. Segera sesuatu itu, tali pusar atau ari-ari pun harus segera dipotong dan dibuang. Sang bayi rohani harus dibawa pengawasan seorang yang lebih dewasa , bahkan di bawa ke dalam inkubator yang bisa menstabilkan suhu badan si bayi. Hari-hari setelah itu diisi dengan susu yang paling murni, yaitu dari ASI atau air susu ibunya.

Dorongan kuasa Roh Kudus menginsyafkan manusia yg masuk ke hati manusia yg berdosa yg memberikan kesadaran kognitif memberikan kepekaan kepada hatinya sehingga menyadari betapa berdosanya kita membuat linangan air mata yang tak tertahankan.Apalagi ketika mengingat akan pemberontakan-pemberontakan yang dahulu dilakukan, perasaan sedih bercampur haru bahagia, itulah yang dirasakan pertama kali ketika jiwa manusia kembali kepada TUHAN Yang Sejati. Ada satu konfirmasi di hati yang merasa secara pasti pengampunan dari TUHAN Allah membuat hati terharu, syukur, penuh suka cita dan kedamaian... Cara pandang yang baru yaitu cara pandang sorgawi mulai menetap pertama kali di kala manusia lahir baru. Pembaharuan akal dan budi pun pertama kali mulai dimengerti. Perasaan kasih yang seperti kasihnya TUHAN Allah begitu menguasainya sehingga sepertinya tidak ada lagi yang membebani jiwanya, itulah kasih mula-mula (first love). Segera sesudah si bayi rohani menerima Yesus Kristus sebagai TUHAN dan Juru Selamat, ikatan-ikatan, konsep-konsep dan falsafah dunia harus segera "dipotong" dan "dibuang" dari pemikirannya. Seorang kristen baru harus mendapatkan "penjagaan dan pengawasan" dari orang kristen yang lebih dewasa, bahkan dibawa kepada sebuah komunitas ilahi yang bisa mengajarnya Firman TUHAN yang murni sehingga bertumbuh, berbuah dan akan nampak dari buah Roh Kudus yang muncul dari karakter-karakternya.




Minggu, 18 September 2011

Kuasa TUHAN Yang Kekal Tidak Bisa Dibatasi Oleh Manusia, Ruang dan Waktu

Pesta perkawinan di Kana adalah event yang paling bersejarah mengenai karya sang juru selamat yang agung karena dari sanalah permulaan kuasa Allah dinyatakan secara terbuka di depan manusia. Di sanalah diperkenalkan Yesus adalah sebagai Tuhan Allah secara langsung kepada Maria, murid-muridNya dan kepada para hamba yang ada di pesta. Secara tidak langsung hasil dari perbuatan mukjizatNya dinyatakan kepada pemimpin pesta, mempelai laki-laki dan perempuan, dan juga kepada para hadirin yang hadir di pesta yang mencicipi anggur terbaik. Di pesta ini, TUHAN Yesus ingin menunjukkan kepada semua orang, juga kepada pembaca bahwa Dia adalah TUHAN Allah yang mempunyai kedaulatan, tidak dibatasi ruang dan waktu, bisa memakai apapun untuk menunjukkan kemuliaanNya dan juga sifat konsistenNya yang kekal.

Dari artikel ini kita bisa memahami lebih dalam lagi sifat-sifat TUHAN yang merupakan paradoks dari sifat dan kebiasaan manusia yang selalu memandang muka, legistik dan tidak konsisten.

Ada 4 poin yang bisa kita pelajari:

1. Kuasa Tuhan Yesus Tidak Dibatasi Manusia (Tidak mendahulukan keluarga sendiri, tidak favoritism,tidak memandang muka) (Yoh 2:4)

Yoh 2:4 Kata Yesus kepadanya: "Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu?
Jesus saith unto her, Woman, what have I to do with thee?


Tuhan Yesus tidak mau dibatasi hanya oleh karena Maria adalah ibunya sendiri, maka Dia melakukan mukjizat.
Di dalam versi bahasa Inggris, Alkitab memberikan kepada pembaca sebuah terjemahkan yang benar di ayat 2:4.

Di dalam melakukan mukjizat, TUHAN tidak bisa KKN. Walaupun Maria adalah ibu jasmani dari Yesus, tetapi untuk masalah melakukan mukjizat, itu adalah masalahnya TUHAN. Manusia tidak bisa mencampuri bagian TUHAN Allah. Di dalam ayat tersebut, Tuhan memanggil Maria sebagai "woman" bukan "mother". Jadi Dia ingin memisahkan antara relasi keluarga dengan kuasa TUHAN.

Ayat ini menunjukkan kedaulatan TUHAN di atas Nepotisme manusia. Bagi Yesus, sesiapa yang melakukan kehendak BapaNya, itulah ibuNya, itulah saudaraNya laki-laki dan perempuan. Yesus melakukan mukjizat berdasarkan belas kasihan kepada keluarga dari punya hajatan. Karena kebaikan hati Maria sinkron dengan hati Allah, maka Yesus melakukan mukjizat, bukan untuk Maria, tetapi untuk keluarga mempelai. Manusia seringkali jatuh di dalam nepotisme, sering memilih berdasarkan like and dislike, tetapi TUHAN tidak. Dia memandang jauh ke hati manusia terdalam, Dia juga memandang jauh ke depan, ke masa depan seseorang.

2. Kuasa Tuhan Yesus tidak terikat ruang dan waktu (Tidak legalism) (Yoh 2:4)

Yoh 2:4 ".... Saat-Ku belum tiba."

Kasih TUHAN lebih besar daripada segala yang legalism. Karena atas dasar tidak ingin keluarga mempelai tidak dipermalukan oleh keterbatasan finansial mereka,
maka TUHAN yang walaupun belum mau untuk menunjukkan kemuliaanNya atas dasar belas kasihan tidak membatasi diriNya dengan ruang dan waktu untuk melakukan mukjizat. Manusia seringkali membatasi diri dengan aturan-aturan yang bersifat legalism, tetapi TUHAN tidak. Orang Farisi membatasi diri mereka dengan aturan hari Sabat dan adat istiadat Yahudi yang tidak Alkitab. Ketika kita sudah mengenal hati TUHAN, seharusnya orang Kristen tidak berlaku seperti orang Farisi walaupun masih seringkali kita selalu gagal. God's grace and mercy should be above law and legalism.

3. Kuasa Tuhan Yesus bisa mengubah yang terburuk menjadi yang terbaik (Yoh 2:6-7)

Yoh 2:6 Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung.

Air pembasuhan selalu disediakan dekat pintu masuk setiap orang Yahudi untuk disediakan bagi pembasuhan kaki bagi tamu sebelum masuk ke rumah.
Tetapi karena anggur telah habis, maka air pembasuhan yang jika kita artikan adalah sesuatu yang hina itu bisa dipakai oleh TUHAN untuk diubah menjadi anggur yang terbaik.

Tuhan bisa memakai siapapun di muka bumi ini untuk dipakai menjadi alatNya. Dia bisa memakai manusia yang paling hina dan paling tidak berguna di mata manusia (asalkan mau dipakai oleh TUHAN) untuk menjadi tentara kerajaanNya. Paulus pernah menulis, yang paling hina dan tidak berarti dipergunakan untuk mempermalukan yang paling kelihatan berarti dan paling berhikmat di mata manusia.

Yesus adalah contoh yang paling sempurna, dilahirkan di kandang domba, besar jadi tukang kayu, mati sebagai yang paling terkutuk di atas kayu salib, tetapi oleh kematianNya, Dia mempermalukan manusia dengan kebangkitanNya. Contoh-contoh Di Alkitab sangat banyak: Yefta, Petrus, Maria Magdalena, dll adalah contoh dari tokoh yang tidak berarti di mata manusia, tetapi dipakai TUHAN secara dashyat. Tidak ada hak kita untuk memegahkan diri di hadapan TUHAN kecuali bermegah justru karena kelemahan kita yang mau dipakai oleh TUHAN.

Di Alkitab, Tuhan Allah bisa juga memakai keledai untuk memperingatkan Bileam. Dia juga bisa mempermalukan berhala-berhala milik orang Filistin tanpa campur tangan manusia.Dia bisa memakai bintang untuk mengarahkan tiga orang majus ke Betlehem tanpa campur tangan manusia. Dia bahkan bisa memakai tulang Elisa untuk bangkitkan orang mati.


4. Kuasa TUHAN berlaku selama-lamaNya (Konsisten) (Yoh 2:10)

Yoh 2:10 dan berkata kepadanya: "Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang."

Kesalahan sangka pemimpin pesta yang mengira penyedia anggur adalah mempelai laki-laki justru memberikan penjelasan kepada kita mengenai kasih dan kuasa TUHAN yang konsisten. Pemimpin pesta mengira bahwa si penyedia anggur adalah tuan rumah, tetapi yang sebenarnya terjadi adalah anggur mereka telah habis, tetapi karena perbuatan kebesaran TUHAN Yesus, maka anggur yang terbaik tetap tersedia. Sekaligus ayat ini ingin menunjukkan kekonsistensian kasih dan kuasa TUHAN terhadap kita.

Manusia pada akhirnya mengecewakan, pada awalnya mungkin manusia bisa berlaku sangat baik dan tulus, tetapi semakin lama kita mengenal seseorang, maka suatu saat kita akan jengkel. Kita akan menemukan sesuatu kelemahan pada diri seseorang, tetapi kita tidak akan menemukan kelemahan pada sifat TUHAN.
Dialah, TUHAN kita yang satu-satunya yang tidak pernah berubah dari dulu, sekarang dan selamanya.

----


Yohanes 2:1-11
--------------
Yoh 2:1 Pada hari ketiga ada perkawinan di Kana yang di Galilea, dan ibu Yesus ada di situ;
Yoh 2:2 Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu.
Yoh 2:3 Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: "Mereka kehabisan anggur."
Yoh 2:4 Kata Yesus kepadanya: "Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba."
Yoh 2:5 Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: "Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!"
Yoh 2:6 Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung.
Yoh 2:7 Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu: "Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air." Dan merekapun mengisinya sampai penuh.
Yoh 2:8 Lalu kata Yesus kepada mereka: "Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta." Lalu merekapun membawanya.
Yoh 2:9 Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya--ia memanggil mempelai laki-laki,
Yoh 2:10 dan berkata kepadanya: "Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang."
Yoh 2:11 Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, sebagai yang pertama dari tanda-tanda-Nya dan dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya.


Semoga bermanfaat bagi pelayanan anda.
TUHAN berkati.

Senin, 04 Juli 2011

Mengubah Kutuk Jadi Berkat

Beberapa kali saya mendengar bahwa ada beberapa pendeta, dan mungkin saja seringkali para hamba TUHAN mencoba untuk membahas topik ini. Tetapi prihatin, secara personal pernah saya dengar bahkan nonton secara visual bagaimana seorang hamba TUHAN yang cukup terkenal mengkhotbahkan topik sesuai judul di artikel ini dengan pemahaman yang sangat dangkal dan tidak nyambung. Setelah tadi merenung-renung BERKAT apa yang mesti saya bagikan kepada orang lain karena seharian saya didorong oleh Roh Kudus untuk membagikan BERKAT kepada siapapun dengan cara apapun, maka tadi setelah sambil latihan untuk kesembuhan penyakit, TUHAN memberikan hikmat untuk menulis topik MENGUBAH KUTUK MENJADI BERKAT. Karena keseringan jemaat TUHAN dicecoki dengan konsep-konsep yang tidak Alkitabiahlah yang membuat TUHAN "membebankan" saya untuk menulis hal ini (ampuni saya jika itu bukan kehendakMu yang TUHAN).

Saya yakin bahwa pandangan orang-orang Kristen yang sudah dicemari dunia ini selalu menganggap berkat harus diasumsikan sebagai sesuatu yang berwujud materi atau non-materi yang bisa memuaskan jasmani / badaniah manusia.
Secara bersamaan pula, orang Kristen juga akan memandang bahwa KUTUK itu identik dengan KEMISKINAN, PENYAKIT, KELAINAN FISIK, dll. Hal ini tidak mengherankan karena ajaran materialistik hedonis telah merasuki gereja. Karena pandangan itulah maka secara otomatis dan sadar tidak sadar, maka ajaran gereja secara perlahan-lahan menuntun "mata rohani" jemaat kepada perkara duniawi. Jika anda saat ini masih mempunyai pandangan seperti itu, maka jangan sampai suatu saat justru BERKAT yang ada pada anda saat ini bisa menjadi KUTUK buat anda.

Di dalam Alkitab, adalah sebuah contoh dari kisah pelayanan Yesus yang bertemu dengan seorang anak yang lahir buta permanen dari awalnya. Hal ini menimbulkan cemooh-cemooh di masyarakat saat itu yang menganggap anak ini lahir buta karena KUTUK. Para murid Yesus pun mencoba mencari jawaban mengenai siapa yang mesti bertanggungjawab, apakah orang tuanya yang telah menyatakan dosa atau diri anak inilah yang telah berbuat dosa. Tetapi Yesus menjawab mereka dengan bijak. BUKAN SALAH SIAPA-SIAPA. (Yoh 9:3)

Stigma di masyarakat dari zaman ke zaman tidaklah terlalu berbeda. Masyarakat dunia ini memang sedang justru DIBUTAKAN oleh ilah-ilah zaman (baca: KONSEP DUNIA) yang MEMBUTAKAN MATA ROHANI dengan mengarahkan manusia kepada perkara yang bersifat materi belaka yang sementara. Jika benar bahwa BERKAT haruslah berupa KESEMBUHAN dari KESEHATAN, mengapa Paulus tidak disembuhkan TUHAN? Apakah kita mengira bahwa TUHAN tidak bisa memakai KELEMAHAN menjadi KEKUATAN? Anda tahu sendiri jawabannya !

Sejarah menuliskan bahwa banyak sekali tokoh terkenal yang mempunyai kekurangan bahkan mengalami cacat permanen dipakai TUHAN untuk menjadi BERKAT yang tidak pernah dilupakan oleh dunia. Beethoven yang tuli bisa dipakai untuk menciptakan, mengcompose lagu-lagu klasik yang sungguh indah. Di zaman ini, ada seorang cacat bawaan yang tidak mempunyai tangan dan kaki bernama Nick Vujicic menjadi seorang motivator yang sangat sukses. Satu perkataan Nick yang sangat menyentuh perasaan saya dan orang-orang yang menyaksikan "khotbah"nya adalah :

"Saya bersyukur tidak mempunyai tangan dan kaki sehingga tidak mengalami siksaan salib seperti yang Yesus alami".

Belajar bersyukur dalam segala keadaan, itulah intinya. Tetapi bersyukur dalam keadaan yang tidak menyenangkan bukan perkara mudah. Apalagi bersyukur pada saat mengalami penderitaan siksaan seperti halnya yang Paulus rasakan pada saat menuliskan surat-surat kepada jemaat pada saat dipenjarakan. Untuk dapat memahami kenapa orang-orang seperti Nick Vujicic dan Paulus bisa mengucap syukur di dalam penderitaan dan kesengsaraan adalah MERUBAH POLA PIKIR. Pola pikir yang salah akan menganggap apa yang dialami Nick sebagai KUTUK. Ya, mungkin saja ada kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh orang tua Nick. Tetapi so what? Lantas, apakah dengan keadaan cacat fisik seorang menyebabkan orang cacat tidak bisa masuk surga? Di sinilah saya ingin memberitahukan sebuah rahasia yang bukan rahasia !

Orang yang cacat fisik justru lebih mudah masuk ke surga. Setidaknya ada keterbatasan yang membatasi mereka untuk melakukan dosa. Orang yang BUTA harus bersyukur mereka tidak punya mata untuk menyaksikan apa yang bisa membuat mereka berdosa. Mereka diizinkan untuk tidak menonton film porno atau melihat wanita/pria yang mengundang birahi.
Orang yang TULI harus bersyukur pula, mereka diizinkan untuk tidak mendengarkan kabar-kabar buruk, sumpah serapah, gosip, musik-musik yang tidak berkwalitas yang mempengaruhi alam bawah sadar mereka. Orang yang BISU harus bersyukur, mereka juga diizinkan untuk tidak mengucap kata-kata kosong seperti gosip, kutuk, sumpah serapah, fitnah, dll.

Tuhan Yesus pernah mengatakan, lebih baik orang yang tidak memiliki tubuh yang lengkap tetapi bisa masuk ke Kerajaan Sorga daripada sebaliknya.


Mat 18:8 Jika tanganmu atau kakimu menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung atau timpang dari pada dengan utuh kedua tangan dan kedua kakimu dicampakkan ke dalam api kekal.
Mar 9:43 Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan;


Manusia selalu tidak puas dengan keadaannya. Miskin sedikit mengeluh, sakit sedikit minta mukjizat. Tindakan-tindakan seperti inilah yang justru mendatangkan KUTUK bagi mereka.
Belajarlah dari orang-orang Israel di zaman Musa yang baru keluar dari Mesir menuju tanah Kanaan. Satu generasi mendapatkan KUTUK yang didatangkan oleh mereka sendiri, bukan TUHAN. Rencana TUHAN Allah buat mereka adalah membawa mereka masuk ke tanah Perjanjian.

Jika mata rohani seseorang dibutakan oleh konsep pengajaran yang salah, maka mereka akan menjadi pribadi yang tidak bertanggungjawab dan lari dari realita kehidupan.
Akibatnya, sedikit-sedikit minta mukjizat. Dengan begitu, mereka akan pada tahap tertentu selalu memaksa TUHAN untuk memberkati mereka. Akibat paling fatal adalah MENINGGALKAN TUHAN KARENA DOA YANG TIDAK TERJAWAB.
Itulah KUTUK BAGI MEREKA.

Saat ini, saya yang menulis artikel ini mengalami sendiri pengajaran TUHAN yang tidak bisa didapatkan oleh orang lain. Saya bersyukur diizinkan oleh TUHAN mengalami sakit di kaki yang sudah bertahun-tahun.
Pengalaman sakit ini justru membuat saya bisa belajar untuk tetap rendah hati di hadapan manusia dan merendahkan diri di hadapan TUHAN. Saya sadar, selama fisik saya sembuh ketika saat kuliah dulu, justru kelebihan fisik saya dipakai untuk kesia-siaan yang mendatangkan kutuk bagi saya.
Kehidupan foya-foya, dugem, narkoba membuat BERKAT yang dikaruniakan menjadi KUTUK pada tahun-tahun setelahnya. Didikan beberapa tahun ini tidak banyak diterima oleh orang-orang lain. Pengalaman seperti inilah yang membuat saya bisa belajar banyak dari TUHAN.
Saya menyadari, jika TUHAN terlalu cepat menyembuhkan saya, maka sangat mungkin sekali saya akan terjerat kembali ke dalam lembah dosa. Tetapi justru karena kebaikan TUHAN Allah yang tidak secara instant memberikan kesembuhan, maka saya bisa belajar untuk bersabar, bergantung kepada TUHAN, tidak sombong, mempunyai waktu lebih banyak untuk membaca Alkitab, dll.

Jika Beethoven dengan tulinya (yg mungkin dianggap kutuk) bisa menjadi BERKAT kepada dunia, jika Nick Vujicic yang tidak punya tangan dan kaki justru menjadi TEGURAN bagi orang yang lengkap fisiknya, jika Paulus justru di dalam kelemahan fisiknya melihat kuasa TUHAN, jika salib Yesus yang bagi dunia adalah kutuk justru menjadi BERKAT KESELAMATAN BAGI KITA, so, apa pandangan anda mengenai KUTUK dan apa yang menjadi pandangan anda mengenai BERKAT?
Saudara-saudara, jangan sampai justru apa yang saat ini ada pada anda yang anggap sebagai berkat justru membawa kutuk kepada anda. Periksalah saat ini, apakah HARTA anda sudah jadi jerat bagi anda? Atau mungkin KECANTIKAN/KETAMPANAN/KELEBIHAN FISIK anda membuat anda menjadi TINGGI HATI?
Atau bahkan KEPINTARAN dan KEJENIUSANMU membuat anda berpikir LICIK dan PENUH INTRIK?
Jangan sampai hal-hal tersebut yang saat ini adalah BERKAT justru pada akhirnya menjadi KUTUK !

Ubahlah perspektif anda! Semoga TEGURAN di artikel ini menjadi BERKAT buat saudara.
Salam.

Minggu, 26 Juni 2011

Kehilangan Bagian Terbaik Rencana TUHAN ( Lukas 9:30-33 )

Petrus dan teman-temannya kehilangan bagian terbaik dari rencana TUHAN sehingga mereka tidak mengerti rencana Yesus tentang kepergiannya ke Yerusalem. Itulah sebabnya hampir semua murid-muridNya meninggalkan diri Yesus ketika disalibkan. Sebenarnya Tuhan Yesus mengajak mereka naik ke atas gunung untuk menyingkapkan RAHASIA BESAR bagi mereka. Bahkan maksud Yesus ingin meneguhkan hati para muridNya supaya tidak tawar hati menghadapi kenyataan yang AKAN TERJADI. Bapa sengaja mengirimkan Musa dan Elia sebagai SAKSI kepada KETIGA MURID untuk menunjukkan bahwa Yesus adalah ANAK ALLAH. Tetapi mereka kehilangan bagian terbaik dari sebuah kisah yang komplit sehingga mereka hanya melihat TRANSFIGURASI YESUS saja TANPA MENGETAHUI MAKSUD RENCANA UTUH dari kisah yang panjang karena TERTIDUR.

Ketika khotbah di gereja, seringkali kita ngantuk dan tertidur karena kurang persiapan hati dan fisik,mungkin kita kehilangan bagian khotbah yang paling esensial. Orang yang hidup dalam kedagingan juga jangan berharap bisa menerima hal terbaik dari rencana TUHAN. Bahkan mereka tidak akan mengerti sehingga fokus mereka akan ada di bumi. Kemalasan untuk membaca Firman TUHAN mengakibatkan orang Kristen tidak mengerti secara tepat akan kehendak TUHAN secara benar. Petrus ketika melek dari tidur tidak mengerti maksud dari rencana Yesus ke Yerusalem. Hanya SENSASI SEMENTARA yang dirasakan.

Orang Kristen yang MOLOR secara rohani pun demikian, mereka hanya memfokuskan pada hal-hal yang sifatnya SENSASIONAL BELAKA TANPA MENGERTI ESENSI DARI BIG PLAN OF BLUE PRINT RENCANA TUHAN. Petrus setelah siuman dari tidurnya secara EMOSIONAL ingin mendirikan 3 KEMAH untuk Yesus satu, untuk Musa satu dan untuk Elia satu.
Kekurangan-fahaman akan kehendak Bapa membuat orang Kristen hanya memfokuskan kehidupan mereka hanya di muka bumi semata-mata.


1 Korintus 15:19 Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia.


Bahkan pengajaran-pengajaran di gereja saat ini pun secara sadar atau tidak sadar telah terjebak kepada PEMAHAMAN YANG MATERIALISTIK yang hanya memfokuskan kepada hal-hal yang BERSIFAT SENSASIONAL YANG BERSIFAT SEMENTARA.
Umat TUHAN yaitu jemaat gereja diajarkan hanya AYO MEMUJI TUHAN, AYO KITA RAYAKAN KEBAIKAN TUHAN, MARI KITA BERSUKA CITA AKAN KEBAIKAN TUHAN, dsb yang kedengaran dan kelihatannya memang baik. Tetapi seringkali para hamba TUHAN lupa, bahwa itu bukanlah BAGIAN DARI RENCANA YANG PALING INTI dari TUHAN. Ketika Petrus, Yohanes dan Yakobus tertidur, mereka tidak mendengarkan RENCANA KEPERGIAN YESUS KE YERUSALEM.


Luk 9:31 Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan dan berbicara tentang tujuan kepergian-Nya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem.


Ketidakmengertian akan pengajaran inti Alkitab menghasilkan orang-orang Kristen yang hanya nampak bagus di permukaan. Mungkin awalnya, saat kita baru pertama menerima Yesus sebagai TUHAN dan JURUSELAMAT, KEBAIKAN YANG BERBAU KEKONYOLAN sering kita lontarkan. Emosi bercampur iman kita mungkin berikrar SAYA INGIN MATI DEMI KRISTUS, SAYA INGIN MENDIRIKAN GEREJA UNTUK TUHAN, dsb. Tetapi jika kita hanya ke gereja mencari HAL-HAL YANG SEMENTARA, ketika PENDERITAAN datang, mereka segera lari dari TUHAN. Belum lagi jika terjadi PENGANIAYAAN, mungkin kita bisa MENYANGKAL IMAN kita.

Jikalau saat ini, kita menemukan kerohanian kita sedang MOLOR alias TERTIDUR, maka segeralah bangun. Setiap minggu ke gereja, setiap ada komsel kita bersekutu, setiap ada KKR kita hadiri tidak akan membawa kita kepada PERTUMBUHAN jika TIDAK DISERTAI PEMAHAMAN akan HATI TUHAN melalui rencanaNya yang telah tertuang di Alkitab. Carilah PERKARA-PERKARA DI ATAS, BUKAN DI BAWAH (Kolose 3:2). Petrus mungkin awalnya sebelum diajak naik ke gunung Tabor bisa mengakui bahwa Yesus adalah MESIAS, tetapi pada kenyataan, setelah beberapa waktu setelah turun dari gunung, Dia ditegor oleh Yesus dengan teguran yang sangat keras "Enyahlah Iblis" karena dia tidak tau rencana Yesus ke Yerusalem. Bahkan saat Yesus diserahkan di mahkamah Agama, dia hanya berani mengikuti Yesus secara diam-diam dan tidak berani tunjukkan jati diri sebagai murid Yesus, bahkan dia MENYANGKAL TUHAN YESUS.

Saudara-saudari, jangan sampai pada titik paling akhir dari kekristenan kita, kita ditemukan KALAH. Ujian sesungguhnya dari iman kita mungkin belum tiba, untuk itu, mari kita persiapkan rohani kita untuk menghadapi kemungkinan terburuk dari perjalanan hidup kita. Jangan juga kita seperti 5 GADIS BODOH YANG WALAUPUN SUDAH MELAYANI PENGANTIN YANG SIAP DI PESTA PERNIKAHAN , mereka ditolak pada akhirnya (Matius 25:1-11).

Saudara-saudari, "Yesus ingin membawa kita atas gunungNya", mungkin awalnya kita adalah orang-orang pilihanNya, tetapi itu tidak menjamin akhir dari perjalanan kita. Mungkin di tengah perjalanan rohani, kita menjadi undur, tetapi pastikan kita tidak ditolak pada akhirnya. Walaupun banyak sekali terjadi kesalahan, pada akhirnya Petrus berhasil mengakhiri perjalanan rohaninya dengan baik. Bahkan tidak ada dari para rasul yang menerima siksaan sebesar dia yaitu disalibkan terbalik.

Jikalau Yesus tahu bahwa rencanaNya ke Yerusalem adalah untuk disalibkan bagi kita, jikalau Petrus tahu bahwa rencananya ke Roma juga untuk disalibkan, jikalau para murid TUHAN tahu rencananya untuk mengambil bagian di dalam penderitaan Yesus, maka, APAKAH KITA TAHU RENCANA TUHAN UNTUK KITA?

JANGAN TERTIDUR !

AYAT-AYAT BERKAITAN DENGAN TOPIK

Luk 9:30 Dan tampaklah dua orang berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia.
Luk 9:31 Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan dan berbicara tentang tujuan kepergian-Nya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem.
Luk 9:32 Sementara itu Petrus dan teman-temannya telah tertidur dan ketika mereka terbangun mereka melihat Yesus dalam kemuliaan-Nya: dan kedua orang yang berdiri di dekat-Nya itu.
Luk 9:33 Dan ketika kedua orang itu hendak meninggalkan Yesus, Petrus berkata kepada-Nya: "Guru, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." Tetapi Petrus tidak tahu apa yang dikatakannya itu.

Minggu, 15 Mei 2011

Kecil, Kritis, Terhitung, Ternilai, Serius di Mata Yesus (Mat 25:31-46)

PELAYANAN SESUNGGUHNYA


Mat 25:35 Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan;
Mat 25:36 ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.


Saudara-saudara pembaca yang seiman dengan saya, kita jangan mempunyai pola pikir yang salah di dalam hal melayani TUHAN. Janganlah terjadi polarisasi pemikiran di dalam diri kita yang jika kita adalah orang Kristen, berarti ruang lingkup pelayanan kita adalah di dalam bangunan fisik gereja semata. Memang, gereja adalah tempat yang seharusnya aman untuk melatih karunia-karunia yang diberikan TUHAN. Kita juga bisa menempa karakter-karakter yang baik, dan seharusnya begitu.
Di gereja, orang-orang percaya bisa belajar bermain musik, belajar nyanyi, belajar mengajar Firman TUHAN dan setelah cukup dewasa, maka orang-orang percaya bisa dipercayakan pelayanan menurut karunia yang mereka miliki yang diberikan oleh TUHAN.
Di gereja orang Kristen bisa bersekutu bersama-sama dengan orang-orang percaya lain. Di sana pula kita bisa bertemu dengan orang-orang yang belum percaya yang coba gereja jangkau. Singkat kata, gereja haruslah menjadi tempat aman dan menjadi jawaban bagi banyak orang, bahkan bagi dunia.

Pelayanan-pelayanan yang berkaitan dengan musik, vokal, khotbah, audio, proyektor, ushering memang "menyenangkan". Apalagi kalau dikatakan bahwa yang kita layani sebenarnya adalah kepada TUHAN ALLAH. Sungguh adalah terhormat dan merasa sangat bangga bukan? Tetapi bagaimana jika sudah menyentuh kepada pelayanan-pelayanan di luar gereja ?

Di sinilah, menurut Alkitab bahwa akan tahu mana yang DOMBA dan mana yang KAMBING. Jelas di (Injil Matius 25:31-46) Tuhan Yesus memberikan peringatan secara jelas tentang kedatangan diriNya yang kedua kali untuk menghakimi, tetapi di perikop ini bukan mengenai penghakiman terhadap dunia, tetapi justru penghakiman untuk orang-orang Kristen. Jika ingin membawa mengenai penghakiman terhadap dunia, maka kamu bisa mencarinya di kitab Wahyu.

Yesus melalui pengajaran pribadi kepada murid-muridNya mulai dari pasal 24-25 selalu berbicara mengenai "peringatan-peringatan untuk kalangan dalam".
Kita bisa lebih spesifik membaca mengenai :

-"Perumpamaan hamba yang setia dan jahat"
-"Gadis-gadis bijaksana dan gadis-gadis bodoh"
-"Pengurus-pengurus talenta"

Semua itu berbicara mengenai nubuatan dan peringatan kepada orang Kristen bahwa terdapat 2 JENIS ORANG KRISTEN. Kita adalah "HAMBA", kita juga adalah "GADIS", kita juga adalah "PENGURUS TALENTA"-nya TUHAN. Jika kita tidak setia dan bertanggungjawab, kita akan mendapatkan ganjaran.

Tetapi ending daripada semua perumpamaan itu semua adalah mengenai "PENGHAKIMAN TERAKHIR", dan di sinilah Tuhan Yesus berterus terang mengenai siapa sebenarnya DOMBA dan siapa sebenarnya KAMBING.
Penilaian yang diberikan oleh Tuhan Yesus yang datang dengan otoritas sebagai RAJA itu sebenarnya cukup sederhana.

Dia tidak menilai sudah berapa lama kita melayani di gereja. Dia juga tidak menilai dari berapa orang yang sudah kita bawa jadi orang Kristen. Dia pun tidak menilai jabatan kita di gereja. Tetapi Dia menilai dari pelayanan-pelayanan kecil. Pelayanan-pelayanan yang bahkan dilakukan terhadap orang-orang kecil dan hina.

Pelayanan-pelayanan yang kecil dan hina yang seperti di Matius 25:35-36 inilah yang sering luput dari pandangan orang Kristen.
Tetapi justru pelayanan-pelayanan inilah yang diperhitungkan oleh TUHAN. Lalu anda tanya mengapa demikian?

Jawabannya adalah karena pelayanan tersebut menyangkut HIDUP MATI SESEORANG.

LAPAR, HAUS, ORANG ASING, TELANJANG, SAKIT, PENJARA adalah masalah yang kritis di dalam hidup seseorang. Jika kita tidak cepat menolong orang-orang yang berurusan dengan hal-hal tersebut, mungkin kesempatan menolong mereka tidak datang dua kali.
Bagaimana seandainya kita melewatkan pertolongan terhadap orang-orang seperti ini dan mereka ternyata meninggal setelah itu sebelum menerima Yesus sebagai TUHAN dan JURUSELAMAT ? Di sinilah KEADILAN DARI TUHAN akan MENGHAKIMI KITA.

Pertolongan-pertolongan terhadap orang hina memang susah-susah gampang. Secara dompet kita mungkin gampang, tetapi secara hati sangat mungkin kita merasa jijik, risih, dll.
Di sinilah HATI kita diuji. Alkitab jelas mengatakan bahwa , TUHAN akan menghakimi APA YANG PALING TERSEMBUNYI DI HATI MANUSIA.


Rom 2:16 Hal itu akan nampak pada hari, bilamana Allah, sesuai dengan Injil yang kuberitakan, akan menghakimi segala sesuatu yang tersembunyi dalam hati manusia, oleh Kristus Yesus.


Kita pastilah ingat melalui cerita Lazarus bukan ? Orang kaya tersebut diberikan kesempatan untuk memberikan bantuan kepada Lazarus, berkali-kali Lazarus datang, tetapi tidak pernah ditolong.
Kita sebagai orang Kristen diberikan kepekaan orang TUHAN, kita tidak semesti melakukan apa yang seperti orang kaya di cerita Lazarus terus lakukan.

Jika HATI kita bisa tergerak untuk melakukan perkara-perkara yang berhubungan dengan orang-orang hina semacam ini, bagaimana kita bisa dipercayakan dengan perkara-perkara yang lebih besar? Itu adalah kemustahilan belaka.
Saudara-saudara, jika dicermati, TUHAN YESUS sebenarnya juga tidak mau "menyusahkan" kita terlalu lama dengan "orang-orang hina" di dalam ayat-ayat tersebut.
Pertolongan-pertolongan terhadap kasus-kasus tersebut jika dicermati adalah bersifat sementara, jadi, jangan takut !

Membantu orang lapar anda bisa berikan sekotak makanan, membantu orang haus, anda bisa berikan sebotol air mineral, memberikan tumpangan kepada orang asing, anda bisa sediakan sepotongan kasur.
Memberikan pakaian kepada orang telanjang, anda bisa berikan sepotong pakaian, menolong orang sakit, anda bisa belikan obat atau paling mahal anda bisa bawa ke rumah sakit.
Menjenguk orang di penjara, tidak akan memakan 1 harian. Tetapi sekali lagi, permasalahan ini menyangkut KEPEKAAN HATI dan Kepekaan hati setiap orang Kristen haruslah berbanding lurus dengan BELAS KASIHAN ILAHI TUHAN YESUS.
Entah kehilangan kepekaan sehingga KAMBING-KAMBING di perumpamaan ini bertanya kepada RAJA:


bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau?


Orang-orang Kristen harus belajar dari ORANG SAMARIA YANG BAIK. Kelamaan melayani di gereja bisa membuat orang Kristen menjadi "IMAM" dan "ORANG LEWI" (Lukas 10:29-37) Selalu hanya berhubungan dengan hal-hal yang baik dan menyenangkan bisa menumpulkan belas kasihan. Untuk itulah saudara-saudara, pelayanan kita tidak terbatasi oleh TEMBOK GEREJA semata, tetapi lebih daripada itu, justru di LUAR GEREJAlah, lebih banyak orang memerlukan kita.

Kalau boleh saya simpulkan dari perikop ini, SANG RAJA ingin MEMBERIKAN WARNING:

"JIKA KAMU TIDAK BERIKAN ORANG LAIN KESEMPATAN KEDUA UNTUK HIDUP, AKU PUN TIDAK AKAN BERIKAN KAMU KESEMPATAN HIDUP KEKAL".


Mat 25:31 "Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya.
Mat 25:32 Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing,
Mat 25:33 dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya.
Mat 25:34 Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.
Mat 25:35 Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan;
Mat 25:36 ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.
Mat 25:37 Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum?
Mat 25:38 Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian?
Mat 25:39 Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau?
Mat 25:40 Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.
Mat 25:41 Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya.
Mat 25:42 Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum;
Mat 25:43 ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku.
Mat 25:44 Lalu merekapun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau?
Mat 25:45 Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.
Mat 25:46 Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal."



Poin-poin penting:

- Pelayanan sesungguhnya bukanlah di gereja, tetapi di masyarakat kecil
- Pertolongan kecil mungkin saja menentukan hidup matinya seseorang (orang lain dan kita sendiri)
- Perolongan sesaat dan sekecil apa pun mungkin mengubah nasib seseorang dalam jangka panjang
- Pertolongan sekecil apapun tetap diperhitungkan besar.
- Pertolongan-pertolongan ini memerlukan hati yang besar karena berhubungan dengan orang-orang yang hina
- Pertolongan besar dibangun dari kebiasaan memberikan pertolongan-pertolongan kecil
- Berhadapan dengan orang hina akan menunjukkan siapa diri kita sesungguhnya
- Ujian kelihatannya kecil tetapi sesungguhnya bernilai besar (di mata TUHAN).
- Tuhan Yesus adalah Raja yang adil, Dia memberikan keadilan kepada orang yang dianggap hina
- Jika kita tidak memberikan kesempatan kedua kepada orang untuk hidup, Yesus ketika datang sebagai RAJA tidak akan lagi berikan kesempatan kedua untuk bertobat.


SEMOGA BERMANFAAT !
GBU

Selasa, 10 Mei 2011

Paham Ekstrim vs Liberal


1 Tesalonika 5:21 Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik.


Saudara-saudara,dewasa ini, di semua agama berkembang 2 aliran yang bertolak belakang satu dengan yang lain, padahal kitab suci yang dipegang adalah sama. Muncul istilah aliran mainstream yang biasanya disebuah PAHAM EKSTRIM dan PAHAM LIBERAL.

Di Kristen pun sama, terjadi polarisasi 2 pemikiran yang saling berseberangan. Mungkin 2 jenis pemikiran ini sebelum mekar menjadi denominasi ataupun sekte biasanya didahului dengan benih-benih ide yang lahir di pikiran orang percaya. Setelah tidak adanya quality control yang baik dari dalam hati, maka akhirnya pikiran-pikiran itu berbuah menjadi sebuah ide pribadi. Dan akhirnya jika sudah mengeras, maka muncullah sebuah MAHZAB.

Saudara-saudara pengikut Kristus yang membaca artikel ini, Firman TUHAN yang tertulis di dalam Alkitab adalah WASIT yang paling bisa dipercaya, tetapi di sisi lain, Alkitab tidak bisa dibaca secara tekstual, tetapi harus kontekstual. Harus ada penundukan diri secara total dan memohon bantuan kuasa Roh Kudus untuk mencerahkan pikiran kita. Di samping itu, setidaknya haruslah paling tidak orang yang ingin menafsirkan isi-isi ayat-ayat, perikop, pasal ataupun telah 1x telah habis membaca seluruh isi Alkitab. Tetapi itupun tidak menjamin 100%.
Di atas segalanya, kita haruslah MEMAHAMI ISI HATI ALLAH. Tuhan Yesus pernah mengingatkan perintah yang pertama dan terutama: "KASIHILAH TUHAN ALLAHMU SEGENAP .... HATI, AKAL BUDIMU".


1 Korintus 2:16 Sebab: "Siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan, sehingga ia dapat menasihati Dia?" Tetapi kami memiliki pikiran Kristus.


Sebagaimana kita tahu dan kita sadari, semua manusia sebelum menerima Yesus sebagai TUHAN dan JURUSELAMAT, memiliki berbagai dosa, kelemahan, kecacatan nurani dan noda-noda kekafiran. Sesudah terima Kristus pun, semua orang Kristen tetap berjuang agar akar-akar dosa tersebut tidak berbuah. Kita memang dikatakan adalah CIPTAAN BARU, tetapi selama kita masih hidup di DUNIA yang DIKUASAI DOSA, kita tetap harus BERJUANG.

Jangan biarkan RAGI manusia lama kita MENGKHAMIRI PEMAHAMAN kita akan FIRMAN TUHAN.

Pemahaman LIBERAL biasanya muncul dari orang-orang yang mempunyai kehidupan lama yang susah diajar, biasanya punya karaktek pemberontak. Sedangkan pemahaman EKSTRIM lahir biasanya dari orang-orang yang berwatak KOLERIK dan menganggap diri paling benar.

Memang keduanya bisa sama-sama menjadi orang Kristen yang baik pada awalnya. Dua-duanya pun mungkin TULUS untuk mengikuti TUHAN. Tetapi pada suatu saat, pengerucutan akan muncul ketika ada tantangan-tantangan. Emas yang murni pastilah diuji dengan api. Kecenderungan orang dengan paham Liberal biasanya tidak bisa BERKOMITMEN TOTAL, biasanya tidak bisa KOMITMEN kepada GEREJA LOKAL. Beda halnya dengan orang yang berpikir Ekstrim, mereka mungkin akan menjadi Kristen yang full commit, bahkan ketaatan pada pemimpin pun tidak disangsikan.
Tetapi pada satu masa ketika menjadi seorang pemimpin, kecenderungan bertindak otoriter mulai muncul.
Pendapat, masukan, nasehat bahkan teguran susah diterima. Argumen-argumen yang sekalipun logis tidak ditanggapi. Dengan label "otoritas", orang dengan tipikal ini bisa menjadi pemimpin yang DIKTATOR.

Kecenderungan orang Kristen dengan 2 polarisasi pemikiran LIBERAL dan EKSTRIM biasanya menggunakan ayat-ayat Alkitab untuk bertindak. Orang yang berpikiran LIBERAL biasanya cenderung KOMPROMISTIS, bahkan dengan DOSA. Biasanya mengutip ayat-ayat Alkitab yang "kedengarannya enak didengar". Orang demikian ini pun biasanya memakai sedikit isi Alkitab untuk MELOLOSKAN DIRI DARI TANGGUNG JAWAB.
Bahkan kalau tidak terkendali, mereka akan berkata "MENDENGAR SUARA TUHAN", "TUHAN BILANG INI, TUHAN BILANG ITU".

Orang dengan watak EKSTRIM justru kebalikannya, mereka akan memahami Alkitab dengan sangat EKSTRIM sehingga ayat-ayat Alkitab biasanya ditafsirkan SANGAT KAKU dan SANGAT HARAFIAH. Biasanya memakai ayat Alkitab juga untuk MENGHAKIMI ORANG, ekstrimnya lagi, SUSAH MENGAMPUNI ORANG LAIN.

Di kisah Alkitab telah diberikan contoh kedua hal ini. Orang Samaria adalah contoh yang cukup baik untuk orang dengan paham yang liberal. Mereka adalah keturunan Yakub. Orang-orang ini bermukim di Israel sebelah utara.
Kehidupan mereka pada satu sisi memang menyembah YAHWEH, tetapi di sisi lain, mereka sangat kompromistis dengan banyak ilah-ilah lain alias berhala.

Sedangkan sebaliknya di Israel Selatan atau biasanya disebut Yehuda, setelah zaman-zamannya pembangunan kembali tembok Yerusalem yang dibangun oleh Nehemia CS, mungkin golongan-golongan berpaham sempit, memang mereka sangat muak dengan berhala. Memang mereka religius. Memang mereka "berpegang pada kitab Taurat", tetapi pada evolusinya, mereka punya satu kitab lain, yaitu KITAB TALMUD. Isi-isi Taurat dipersempit oleh orang-orang semacam ini dengan dicampuradukkan dengan tradisi yang ada dan mengklaim hal-hal yang tidak terlalu penting menjadi HUKUM UTAMA mereka.


Wahyu 22:18 Aku bersaksi kepada setiap orang yang mendengar perkataan-perkataan nubuat dari kitab ini: "Jika seorang menambahkan sesuatu kepada perkataan-perkataan ini, maka Allah akan menambahkan kepadanya malapetaka-malapetaka yang tertulis di dalam kitab ini.
Wahyu 22:19 Dan jikalau seorang mengurangkan sesuatu dari perkataan-perkataan dari kitab nubuat ini, maka Allah akan mengambil bagiannya dari pohon kehidupan dan dari kota kudus, seperti yang tertulis di dalam kitab ini."


Saudara-saudara, jika paham LIBERAL dan EKSTRIM tumbuh subur di hati orang yang nantinya jadi pemimpin, apalagi orang tersebut mempunyai intelejensi yang tinggi, maka jangan heran kalau akan ada denominasi baru yang mengklaim diri mereka paling Alkitabiah.

Yang paling bijak di sini adalah setiap orang menguji dirinya terus menerus di hadapan TUHAN. Jangan sampai paham-paham yang muncul dari buah hikmat manusia semata menjadi ragi dan mengkhamirkan ajaran yang murni dari TUHAN YESUS.Jangan biarkan doktrin gereja lebih tinggi daripada Firman TUHAN yang sempurna, terlebih daripada itu, JANGAN ADA ILAH LAIN DI HADAPAN TUHAN ALLAHMU !


1 Korintus 4:6 Jangan melampaui yang ada tertulis.


Satu ucapan pendeta Stephen Tong yang bijak mengatakan: "Jangan merelatifkan yang mutlak, jangan memutlakkan yang relatif".

Senin, 02 Mei 2011

Yesus vs Inti Persoalan Manusia

Jika pada saat ini, ada teman sepelayananmu mengalami masalah di dalam kehidupan pribadinya, anggap saja dia mengalami "kelumpuhan rohani", apa yang harus kamu lakukan?Tentunya saya yakin anda akan berpendapat sama seperti saya, BERDOA ! Betul, tindakan paling mungkin dan paling mendasar adalah berdoa bagi dirinya. Tetapi yang lebih utama lagi adalah BERDOA SECARA KOLEKTIF (lebih dari 1 orang).

Seperti halnya orang lumpuh yang tertulis di Injil Matius 9:1-8, orang ini bisa datang kepada TUHAN YESUS untuk DISEMBUHKAN karena bantuan dari beberapa orang yang membawanya.Dengan usaha yang ulet dan pantang menyerah, orang-orang yang tertulis di perikop berhasil membawa orang yang mengalami kelumpuhan untuk datang dan disembuhkan TUHAN.

Kitapun sebagai orang Kristen harus "terbebani" mempunyai empati seperti itu. Tidak cukup berhenti bersimpati kepada orang yang anda rasa sedang mengalami masalah, tetapi juga dengan tindakan aktif dan tanpa lelah membawa orang tersebut untuk datang dan mendapatkan keselamatan dari anugerah Tuhan, tentunya membawanya percaya kepada TUHAN YESUS sehingga DOSAnya diampuni. Setiap perbuatan kita yang didasarkan pada kesungguhan hati, akan membawa orang diselamatkan. Karena iman orang-orang yang membawa si lumpuh kepada TUHAN, maka DOSA SI LUMPUH bisa diselamatkan.


Mat 9:2 Maka dibawa oranglah kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni."


Kita tidak boleh berdalih, dia itu kan bukan keluargaku.. dia itu sudah tidak mungkin bisa diselamatkan. Mentalis kerajaan Sorga tidak boleh seperti itu ! Kita harus menyadari bahwa kalau orang tidak mengenal Yesus dan menerima Yesus sebagai TUHAN dan JURUSELAMAT di dalam hidup seseorang, orang tersebut pastilah binasa.


Yoh 14:6 Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.

Yoh 3:18 Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.


Kenapa begitu? Karena setiap manusia yang hidup di muka bumi ini tidak ada satu pun yang luput dari dosa. Untuk itu, mereka perlu mendapatkan PENGAMPUNAN. Dan HANYA SATU pribadi yang diberikan otoritas oleh Allah untuk mengampuni, yaitu YESUS KRISTUS.


Kis 2:38 Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.


Secara terang-terangan Yesus sendiri menyatakan hal ini kepada ahli Taurat yang juga terdapat di dalam perikop ini.


Mat 9:6 Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa"


Tidak cukup hanya menyatakan di bibir saja kepada mereka dengan kata-kata penguatan yang mudah diucapkan, "Ayo, kamu bisa". Para ahli Taurat di dalam perikop ini juga berpikiran yang seperti itu "Bangunlah dan berjalanlah?".

Tetapi TUHAN YESUS justru ingin membereskan hal yang lebih prinsipil. Dia ingin agar si lumpuh bisa PERCAYA dan MENERIMA DIA SEBAGAI JURUSELAMAT yang mempunyai otoritas di dalam hati si lumpuh. Memang mudah bagi TUHAN YESUS berkata "Bangunlah dan berjalanlah?", tetapi Dia lebih memilih berurusan dengan dosa setiap orang (Dia memilih menyatakan "Dosamu sudah diampuni").

Ketidakpercayaan bahwa Yesus adalah TUHAN yang mampu mengampuni DOSA manusia adalah jahat di mata TUHAN. TUHAN mampu melihat sampai kepada hati manusia mengenai IMAN PERCAYA ini.


Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat di dalam hatimu? (Mat 9:4)


Ketika INTI PERSOALAN TERSELESAIKAN, jikalau orang yang kita bawa kepada TUHAN YESUS sudah menaruh IMAN PERCAYA kepadaNya, maka secara alamiah, orang tersebut bisa "BERDIRI, MENGANGKAT BEBAN PRIBADI dan HIDUP NORMAL KEMBALI".

Kesimpulan:


1. Akar masalah di dalam kehidupan manusia adalah dosa (Mat 9:2)
2. Tidak percaya Yesus adalah TUHAN adalah dosa (Mat 9:4)
3. Tidak percaya bahwa Yesus mampu mengampuni adalah dosa (Mat 9:4)
4. Yesus Kristus menyatakan diri sebagai TUHAN (Mat 9:6)
5. Tuhan lebih tertarik untuk selesaikan inti persoalan di dalam diri manusia daripada hal-hal lainnya (Mat 9:6)
6. Terlebih penting membawa orang mengenal, percaya dan menerima TUHAN YESUS daripada sekedar kesembuhan jasmani (Mat 9:6)
7. Orang yang sudah diselamatkan akan mampu menghadapi beban persoalan pribadi (Mat 9:6)
8. Orang percaya yang telah mendapatkan keselamatan tidak boleh lagi hidup bagi dirinya sendiri (Mat 9:6)
9. Sekecil apapun perbuatan kita di dalam merespon TUHAN akan mendatangkan kemuliaan bagi TUHAN (9:7-8)



Mat 9:1 Sesudah itu naiklah Yesus ke dalam perahu lalu menyeberang. Kemudian sampailah Ia ke kota-Nya sendiri.
Mat 9:2 Maka dibawa oranglah kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni."
Mat 9:3 Maka berkatalah beberapa orang ahli Taurat dalam hatinya: "Ia menghujat Allah."
Mat 9:4 Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata: "Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat di dalam hatimu?
Mat 9:5 Manakah lebih mudah, mengatakan: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah dan berjalanlah?
Mat 9:6 Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" --lalu berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu--:"Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!"
Mat 9:7 Dan orang itupun bangun lalu pulang.
Mat 9:8 Maka orang banyak yang melihat hal itu takut lalu memuliakan Allah yang telah memberikan kuasa sedemikian itu kepada manusia.

Minggu, 20 Maret 2011

Mengapa TUHAN Allah Israel Menyuruh Memusnahkan Suku-Suku Bangsa di Tanah Kanaan?

PILIHAN SULIT TUHAN


Ulangan 7:16 Engkau harus melenyapkan segala bangsa yang diserahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu; janganlah engkau merasa sayang kepada mereka dan janganlah beribadah kepada allah mereka, sebab hal itu akan menjadi jerat bagimu.


Pertanyaan sesuai judul di atas adalah pertanyaan yang mungkin sering mengganggu pikiran kita, dan saya pun dulu sempat bertanya-tanya, Allah yang katanya penuh kasih yang mengajarkan cinta memerintahkan umatNya untuk memusnahkan bangsa-bangsa yang tinggal di tanah Kanaan. Dulu ketika saya ditanya, kenapa Allah orang Kristen kejam ? Kenapa Allah orang Kristen itu mengajarkan membunuh? Kenapa TUHANnya orang Kristen tidak konsisten? Ayat-ayat Alkitab kontradiktif, saya pun sempat tidak bisa memberikan jawaban. Saya pun sempat bertanya-tanya kepada TUHAN, kenapa Engkau mengizinkan pembunuhan, padahal di dalam hukum Taurat

Engkau memerintahkan untuk JANGAN MEMBUNUH. Lalu apakah TUHAN tidak konsisten? Allah itu kejam? Allah itu mengizinkan pembunuhan? Lalu TUHAN menaruh perkataan dalam hati saya, BAGAIMANA KALAU AKU TANYA BALIK?

Bagaimana seandainya bangsa-bangsa yang berdiam di tanah Kanaan tersebut tidak dimusnahkan pada saat itu?

TUHAN, Allah Yang Maha Sempurna, Yang Maha Tahu dan Maha Kasih bukanlah manusia. Pikiran, visi, pengetahuan dan kasihNya bekerja bersama dalam satu paket. Dia bukan hanya menempatkan diri sebagai TUHAN Yang Bertahta di Sorga yang jauh dari kita, tetapi Dia juga menempatkan pribadiNya sebagai Bapa, terutama bagi umat Israel pada saat itu, dan juga sebagai Bapa atas orang percaya.

Untuk menjawab mengapa TUHAN memerintahkan pembunuhan terhadap suku-suku bangsa di tanah Kanaan, mari kita juga menerawang jauh ke depan, yaitu ke masa kini. Jika seandainya TUHAN tidak memerintahkan pemusnahan terhadap suku-suku bangsa tersebut, rasa-rasanya saat ini kita akan hidup dalam kegelapan.

Sebenarnya kalau anda betul-betul memperhatikan dan jika benar-benar mengetahui isi hati TUHAN, TUHAN Allah sudah memberikan kesempatan kepada bangsa-bangsa di tanah Kanaan tersebut untuk bertobat.
Selama masa penantian beratus-ratus tahun, tidak ada perubahaan yang terjadi, bahkan KEDURJANAAN MEREKA MAKIN MENGGILA (Baca Kejadian 15:16).

Tuhan juga tidak sembarangan bertindak, beberapa bangsa yang tinggal di tanah Kanaan terluput dari murka TUHAN. Bangsa-bangsa seperti Moab dan Amon, Edom, Filistin, Midian tidak termasuk dalam daftar rencana TUHAN kepada umat Israel saat itu. Bahkan bangsa Amalek pun tidak. Tetapi karena bangsa-bangsa tersebut mencari penyakit sendiri, maka perlawanan mesti dilakukan, otherwise, Israel lenyap dari muka bumi saat itu.

Ketika mandat diberikan dan orang Israel tidak menjalankan sepenuhnya, TUHAN pun tidak serta merta menurunkan api dari langit untuk melenyapkan bangsa-bangsa tersebut. Orang Hewi saat itu yang menipu pemimpin-pemimpin umat Israel di bawah pimpinan Yosua pun luput dari pemusnahan karena TUHAN MENGHORMATI SUMPAH TETUA ISRAEL untuk membiarkan orang Hewi hidup (Baca Yosua 9).

TUHAN pun pada kenyataannya tidak memandang bulu di dalam bertindak. Ketika orang Israel membuat berhala lembu emas ketika Musa naik ke gunung TUHAN menerima kedua loh batu hukum TUHAN, 3000 nyawa bangsa Israel harus membayar kelakuan jahat mereka. Musa dan suku Lewi pun menjadi eksekutornya (Baca Keluaran 32:25-35).
Bahkan TUHAN mengingatkan keras dengan ayat-ayat di bawah ini:


Tetapi jika engkau sama sekali melupakan TUHAN, Allahmu, dan mengikuti allah lain, beribadah kepadanya dan sujud menyembah kepadanya, aku memperingatkan kepadamu hari ini, bahwa kamu pasti binasa; seperti bangsa-bangsa, yang dibinasakan TUHAN di hadapanmu, kamupun akan binasa, sebab kamu tidak mau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu."(Ulangan 8:19-20)


Lalu apakah kita masih berprasangka TUHAN tidak bertindak adil ?

Sebenarnya konsekuensi-konsekuensi ketika umat Israel tidak menjalankan misinya memusnahkan suku-suku di tanah Kanaan tersebut muncul sendirinya ketika kita membaca kitab Bilangan, Ulangan, Yosua, Hakim-Hakim. Mereka yang tidak menaklukkan secara total tanah Kanaan akhirnya malahan MENGADOPSI kelakuan amoral orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus.

Penyembahan berhala, perzinahan, ketidak-adilan hidup secara otomatis menjauhkan mereka dari hadapan TUHAN. Rencana TUHAN Allah yang mempersiapkan mereka menjadi umat yang kudus supaya menurunkan Mesias hampir-hampir saja berantakan. Jika Mesias tidak lahir, maka kita, manusia-manusia di zaman ini masih hidup dalam kegelapan. Mungkin kita masih tinggal dalam keadaan primitif, hidup sebagai penyembahan berhala, dan pembuat dosa.

Menurut hemat anda, apakah susahnya bagi TUHAN untuk memusnahkan orang-orang Kanaan tersebut dengan tanganNya sendiri? Sejarah membuktikan bahwa Allah bisa saja menghancurkan sebuah kaum dengan bencana. Sodom dan Gomora adalah contoh yang paling kita ketahui bagaimana TUHAN menghancurkan manusia-manusia amoral. Lalu kenapa Dia memakai orang Israel pada saat itu?

Karena Dia ingin mendidik dan mengingatkan orang Israel saat itu supaya tidak bermain-main dengan yang namanya PENYEMBAHAN BERHALA. Penyembahan berhala pada saat itu adalah sumber kerusakan moral sebuah bangsa. Di dalamnya ada yang namanya seks, pelacuran bakti yaitu bersetubuh di depan dewa-dewa, kebobrokan mentalitas, penyakit kelamin dan kerusakan moralitas lainnya. Perbuatan masa lampau mereka yang pernah menyakiti hati TUHAN ketika menyuruh Harun membuatkan lembu emas diingatkan kembali oleh TUHAN dengan menyuruh membasmi orang-orang di tanah Kanaan saat itu.

Setelah itu, TUHAN sebenarnya sedang mempersiapkan orang Israel sebagai UMAT percontohan bagi bangsa-bangsa lain supaya mereka pun menyembah kepada YEHOVAH / YAHWE yang Kudus. Di dalam hukum-hukum yang tertuang di Hukum Taurat, TUHAN telah membuat butir-butir hukum yang memungkinkan orang-orang asing ikut menjadi jemaatNya.

Terlebih lagi, Visi TUHAN yang jauh ribuan tahun ke depan yaitu untuk menjadikan salah satu keturunan Israel menjadi orang yang melahirkan Mesias untuk menggenapi janjiNya dari zaman purbakala. Mesias inilah yang menjadi juru selamat bagi semua umat bangsa di dunia dan anda salah satunya yang menerima SANG MESIAS tersebut yaitu Yesus Kristus.

Pahamilah tindakan-tindakan TUHAN tidak secara sempit, tetapi lihatlah jauh ke depan dampak dari keputusan-keputusan TUHAN di masa lampau terhadap keadaan kita saat ini. Tuhan pastilah sedih untuk memusnahkan manusia ciptaanNya sendiri, tetapi keputusan yang sulit tersebut harus diambil untuk menyelamatkan yang lebih banyak.

Ketika petani ingin menanami ladang-ladangnya dengan tanaman yang lebih berharga, tanahnya harus disetrilkan dari hama-hama, semak duri, rumput-rumput, ilalang-ilalang supaya tidak mengganggu pertumbuhan tanamannya tersebut.
TUHAN DIPERHADAPKAN KEPADA KEPUTUSAN YANG SULIT, TETAPI DIA HARUS MEMILIH DAN DIA TAHU PILIHANNYA BAIK UNTUK KITA.

Dia membunuh supaya kita hidup!

Jumat, 18 Maret 2011

Bahtera Nuh : Ironi "Manusia Raksasa" (Kejadian 6-7)

Kisah Bahtera Nabi Nuh : Kesempatan Yang Terbuang

Kisah air bah di zaman Nuh meninggalkan berbagai ironi kehidupan yang bisa kita ambil hikmahnya sebagai pelajaran di zaman ini. Salah satu ironi yang paling "menggelikan" adalah kisah penyelamatan binatang-binatang yang layak masuk ke bahtera Nuh sedangkan manusia-manusia lain selain keluarga Nuh tidak terselamatkan dari banjir besar.
Lalu apakah TUHAN Allah tidak memberikan kesempatan kepada mahluk-mahluk raksasa dan orang-orang sezaman Nuh yang gemar melakukan kekerasan? Jawaban pastinya adalah TIDAK !

TUHAN bahkan memberikan kesempatan kurang lebih 100-120 tahun kepada orang-orang sezaman Nuh untuk bertobat ! Tetapi kesempatan emas yang diberikan dalam jangka waktu yang panjang tersebut disambut oleh orang-orang sezaman Nuh untuk memperbaiki diri mereka. Bahkan setelah Nuh menyelesaikan bahtera yang dibuatnya, 7 hari lamanya kesempatan diberikan kepada orang-orang sezaman Nuh untuk merespon panggilan TUHAN. TUHAN Allah tidak serta merta menyapu manusia pada zaman tersebut dengan tsunami, tetapi dengan hujan yang artinya sedikit demi sedikit, setahap demi setahap, TUHAN memperingatkan orang-orang purba di zaman tersebut.

Kesempatan yang terbuang pastilah membuat sang Pencipta berduka. Perasaan TUHAN yang teriris dipenuhi penyesalan tidak bisa menyurutkan murkaNya kepada umat pada zaman purbakala tersebut. Jika TUHAN tidak membinasakan orang-orang jahat pada zaman tersebut, maka mungkin tidak ada seorang pun yang tertinggal baik dan mendapatkan kasih karunia di mata TUHAN Allah. Karena cintaNya kepada umatNya, yaitu kita di zaman ini, maka Allah harus "tega" melepaskan air bah yang dikerjakan secara bertahap melalui turunnya air hujan yang memenuhi muka bumi.
Kenapa saya bilang karena cintaNya kepada kita? Karena jika Nuh dan keluarga terseret dalam kekerasan ataupun terbunuh di zaman tersebut, tidak ada satu orang pun di antara umat manusia yang layak meneruskan keturunan Mesianik.

Tidak ada ketokohan Abraham sebagai keturunan Nuh yang berasal dari anaknya Sem yang terlahir di muka bumi. Tidak ada Ishak, tidak ada Yakub, tidak ada Yusuf ataupun Yehuda, tidak ada Musa yang membawa umat Israel keluar dari Mesir, tidak ada kepahlawanan Daud dan ujung-ujungnya, tidak ada Yesus yang akan menebus umat manusia, terutama menebus kita.

Jika seandainya orang-orang sezaman Nuh merespon akan panggilan Allah dengan membantu Nuh, bisakah anda bayangkan betapa besar, lebar dan tingginya bahtera yang akan dihasilkan?
Mereka tidak mencoba berpikir untuk "melunakkan" hati TUHAN seperti yang dilakukan orang Niniweh (meskipun zaman yang berbeda). Jika bahtera yang dihasilkan lebih besar, maka orang-orang yang bisa ditampung akan lebih banyak jumlahnya. Tentunya kesempatan demi kesempatan, tahun demi tahun penantian tersebut akan berakhir, dan ironis sekali, hanya keluarga nabi Nuh dan hewan-hewan yang diselamatkan dari bencana bah.

Di zaman ini, tidak jauh berbeda dengan zaman Nuh. Raksasa-raksasa, orang-orang kenamaan muncul di dunia ini. Orang-orang dengan kepintaran tinggi, genius, sombong, kaya hadir mewarnai dunia ini. Mereka mengira dengan kekuatan mereka, mereka bisa bertarung dengan TUHAN? Kita bisa lihat buktinya saat ini, Jepang, negara yang dipenuhi manusia-manusia jenius yang mampu membuat teknologi early warning system terhadap tsunami juga harus dikalahkan oleh tsunami. Bahkan para orang pintar di negeri Sakura ini tidak mampu untuk menjinakkan reaktor nuklir yang mereka buat sendiri.

Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Rusia, Prancis, Cina dan beberapa negara lainnya juga kelabakan ketika bencana datang. Dengan kecerdasannya, manusia akan semakin sombong dan melupakan TUHAN.
Orang-orang kecil yang ingin mencari TUHAN dikucilkan. Nilai-nilai luhur moralitas keTUHANan dilecehkan dengan berbagai macam cara. Mulai dengan pengubahan konstitusi, peracunan melalui media, pola hidup hedonis, para raksasa mengucilkan umat TUHAN. Orang yang ke gereja dianggap sok suci, orang yang berkomitmen kepada TUHAN diejek bahkan dipenjarakan.

Di zamannya, Nuh memang dianggap tidak waras, Keluarganya harus membanting tulang untuk mewujudkan kehendak TUHAN. Tidak jarang mereka diejek bahkan penggagalan pembuatan bahtera dilakukan. Tetapi karena kesetiaannya dan ketekadannya karena hidup tidak bercela, hidup benar dan bergaul bersama TUHANlah, Nuh bisa menyelesaikan bahteranya pada umurnya yang menginjak 600 tahun.

Penantiannya tidak sia-sia. Raksasa-raksasa yang jago dalam hal kekerasan dikalahkan oleh air bah. Mereka lebih rendah nilainya dibandingkan dengan hewan-hewan yang diselamatkan di bahtera Nuh. Pelajaran dari kisah ini hendaknya bisa mengajar kita untuk tidak sombong, terutama terhadap sang Pencipta. Jangan sampai kesempatan demi kesempatan yang diberikan kepada TUHAN dilewatkan begitu saja, bahkan menganggap remeh panggilan TUHAN yang dimulai dengan pertobatan.

"Jangan sampai saking raksasanya kita, ukuran sorga tidak muat untuk kita !"

FAKTA Ukuran Bahtera Nuh:

Panjang = 300 hasta X 45 Cm = 13.500 cm/100 = 135 meter
Lebar = 50 hasta X 45 cm = 2.250 cm/100 = 22.5 meter
Tinggi = 30 hasta X 45 cm = 1.350 cm/100 = 13.5 meter

Senin, 14 Maret 2011

Kasih Sejati vs Kasih Naluri

"Surga Ada di Telapak Kaki Ibu !", "Kasih Ibu Sepanjang Masa" ... banyak orang yang meyakininya sebagai sebuah KEBENARAN MUTLAK. Pepatah itu tidak sepenuhnya salah, tetapi bukan kebenaran sejati.

Mayoritas, ibu-ibu di dunia pada umumnya menyayangi anak-anaknya. Bahkan sangat sayang, bahkan ada yang rela mati demi anaknya. Di dalam peperangan dan bencana alam, kita bisa mendapatkan kesaksian tentang ibu yang mati karena melindungi anaknya, sang ibu mendekap anaknya erat-erat sehingga anaknya tidak mengalami luka.

Ironisnya, di zaman ini, tidak sedikit juga ibu-ibu yang membunuh anaknya karena kesal anaknya bandel. Ada pula yang bahkan melahirkan anaknya untuk dijual demi mendapatkan uang. Bahkan ada yang menggoreng dan merebus anaknya demi mempertahankan hidupnya sendiri. Di Alkitab, di zaman raja Yoram saat pelayanan nabi Elisa , cerita miris tersebut muncul.

Ada pula kejadian di mana "kasih seorang ibu" dinyatakan dengan mengajak anak-anaknya bunuh diri. Dalihnya adalah supaya anak-anaknya tidak menderita di dunia karena kemiskinan. Beberapa contoh-contoh di atas jelas mematahkan pepatah-pepatah yang menganggap kasih seorang ibu adalah KASIH PALING BESAR.

Adalah pepatah "KASIH IBU SEPANJANG MASA" adalah ungkapan daripada hati seorang anak yang begitu mengagungkan sosok seorang ibu yang menurut pengalamannya memang begitu. Tetapi kita juga bisa mendapatkan kenyataan bahwa bukan hanya "ibu manusia" yang melakukan hal seperti itu. Singa betina, anjing betina, kera betina pun bisa mempunyai kasih semacam itu.

Seekor monyet di India rela menerobos lalu lintas yang padat demi menyelamatkan anaknya dari lindasan motor pengguna jalan.Bahkan hewan pun bisa merapati kematian anaknya. Kasih di atas adalah kasih berdasarkan naluri. Kasih naluri muncul daripada perasaan kepemilikan yang sangat besar dan teramat besar karena si anak adalah DARAH DAGINGNYA. Jika kebablasan karena sifat POSESIF dan takut kehilangan, tidak jarang ada kasus incest. Di zaman ROMAWI kuno, kasus-kasus semacam itu muncul. Di dunia baratpun demikian.

Kasih yang didasarkan pada naluri pada kenyataannya tidak sejati dan tidak sempurna, dan kasih semacam itu ada batasannya! BENAR TIDAKNYA cerita Malin Kundang memperlihatkan batasan kasih seorang ibu di dunia. Kasih tersebut akan berhenti bahkan berakhir menjadi kebenciaan.

Kekecawaan mendalam akan memisahkan kasih naluri dari seorang ibu terhadap anaknya. Peristiwa-peristiwa yang menyakitkan yang terakumulasi akan menghasilkan kepahitan terhadap anaknya. Pengharapan yang terlalu tinggi tetapi tidak tercapai akan menjadi pemacu kekecawaan kepada sang anak.

Ada pula kenyataan lain di mana kasih naluri seorang ibu akan melahirkan sebuah PEMBELAAN BUTA kepada sang anak dalam sebuah kejadian. Kejadian seperti ini kerap saya alami pada saat kecil. Ketika saya berkelahi dengan orang lain, SALAH atau TIDAK, mama saya MEMBELA MATI-MATIAN tanpa ingin tahu duduk perkaranya.

Beberapa contoh positif dan negatif cerita naluriah seorang ibu kepada anak di atas menunjukkan bahwa kasih naluri bukanlah kasih sejati. Naluri adalah sifat alamiah mahluk hidup di dalam mengambil keputusan yang bukan di dasarkan pada akal budi / logika, tetapi oleh karena tindakan membela diri, mempertahankan miliknya (diri dan keturunan), menjauhkan diri dari bahaya, dll.

Kasih sejati akan lahir daripada sebuah pengertian, bukan membabi buta. Kasih terbesar tidak bisa kita dapatkan dari manusia. Kasih sejati akan didapatkan dari Allah.


"Kasih seorang ibu adalah sementara, tidak sepanjang masa. Kasih paling besar berasal dari Bapa di sorga yang merelakan AnakNya yang tunggal untuk keselamatan dunia ini (YOH 3:16), Tetapi kasih yang paling besar yang bisa "dihasilkan" manusia adalah mati untuk sahabatnya (YOH 15:13)."



Yoh 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Yoh 15:13 Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.

Senin, 07 Maret 2011

Masa Kesabaran TUHAN

"Kasih TUHAN kepada Fir'aun"


Roma 2:4 Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?


Membaca Kisah Keluaran bagaimana TUHAN Allah membawa umat Israel keluar dari perbudakan bangsa Mesir akan sangat mengagumkan. Pembebasan umat Israel dilakukan didahului oleh berbagai tulah yang totalnya 10 tulah sampai pada puncaknya adalah pemusnahan tentara Fir'aun di Laut Teberau. Sekilas kita dan kalau tidak dicermati, kita bisa saja berasumsi bahwa TUHAN Allah bangsa Israel yang juga TUHAN Allahnya Abraham, Allah Ishak, Allah Yakub sangat senang mempermainkan musuh-musuhNya. Ya, boleh dibilang begitu karena Dia adalah Allah Maha Kuasa.

Tetapi jika ditelusuri lebih jauh ke depan peristiwa sebelum waktu kemurkaan TUHAN, kita bisa belajar, bahwa TUHAN sudah sangat amat sabar! Sekitar 400 tahun lebih, TUHAN memberikan kesempatan kepada orang Mesir untuk bertobat. Bahkan, umat yang telah dipilih sebagai umat kesayanganNya seolah-olah dibiarkan disiksa menghadapi penderitaan.
400 tahun adalah jumlah tahun yang tidak singkat! Umat yang telah dijanjikan sebagai perjanjian kekal antara TUHAN dengan Abraham, Ishak, Yakub ini harus menerima penghinaan, penyiksaan, pembunuhan dan perbudakan tanpa campur tangan TUHAN selama kurun waktu beberapa keturunan.

Kesempatan demi kesempatan yang diberikan oleh TUHAN kepada bangsa Mesir tidak dipergunakan dengan baik, tidak ada pertobatan, tetapi yang terjadi justru penganiayaan yang makin besar. Anak-anak bayi laki-laki yang baru lahir dari pihak Ibrani harus dibunuh, pekerjaan berat pembangunan bangunan-bangunan di Mesir makin ditambah, dsb...dsb...dsb..

Kesabaran TUHAN Allah mencapai puncaknya meskipun belum ada pemimpin dari kaum Israel yang siap. Tekanan-tekanan yang diberikan oleh Mesir kepada umat Israel berdampak pada tidak ada seorang pun yang mempunyai jiwa leadership.
Musa, seorang yang secara figur sangat tidak ideal sebagai seorang pemimpin ditunjuk oleh TUHAN. Siap tidak siap, mau tidak mau, Musa harus mau. Penentuan Musa sebagai pemimpin oleh TUHAN didasarkan penilaian bukan secara penampakan fisiknya, tetapi lebih karena kecintaannya kepada saudara-saudara sebangsanya. Jiwa berkorban orang ini sangatlah tinggi, hati yang lembut yang punya belas kasihan tinggi menjadi persyaratan utama oleh TUHAN.

Musa yang lahir di istana Fir'aun mempunyai hubungan historis dan tentunya hubungan emosional bergumul akan keputusan TUHAN. Dia dibesarkan dengan baik, diperlakukan sebagai anak raja, diajar tulis menulis dan perlakuan istana membuatnya sangsi akan bisa menunaikan pembalasan TUHAN kepada "tanah air keduanya". Tetapi dia harus memilih, Israel atau Mesir ! "Mana jati dirimu sesungguhnya", itulah yang harus mendasari penentuan keputusannya. Segala ketidaksiapan, kekurangan skill, ketakutan tidak akan jadi hambatan dan tidak boleh jadi halangan ketika TUHAN sudah menunjuknya. Alhasil, TUHAN selalu mempunyai rencana yang matang. TUHAN telah menyiapkan supporter untuk mendukungnya sebagai tim inti. Harun abangnya, Miriam kakaknya, tua-tua Israel telah dipersiapkan oleh TUHAN.
Yitro mertuanya, Hur, Yosua dan Kaleb pun telah dipersiapkan oleh TUHAN sebagai tim yang masih jauh. Don't worry, Jika Allah di pihak kita, siapa lawan kita !

Hati TUHAN yang teriris oleh kekerasan hati Fir'aun memberikan kesempatan kepada Fir'aun untuk bertobat. TUHAN Allah sengaja memakai Musa karena TUHAN tahu pastilah Musa sangat bersungguh mempunyai belas kasihan
kepada orang Mesir. Kekerasan hati Fir'aun bukan hanya membuat TUHAN marah, tetapi Musa pun sangat marah melihat hal itu terjadi. Di hati TUHAN mungkin berpikir, "begitu bodohnyakah kau Fir'aun?, bukan 1x, bukan 2x, bukan 3x, bahkan bukan 4x dan 5x, tapi 10x kau diberikan kesempatan untuk bertobat. Kenapa tidak ambil kesempatan tersebut?"
Karena kebebalan hati Fir'aun itulah kenapa Musa menuliskan di kitab Keluaran bahwa Fir'aun berkeras hati 5x, TUHAN Allah mengeraskan hatinya 5x pula. Musa sebagai penulis Pentataukh (5 Kitab Taurat) ingin memberi tahukan bahwa sang raja Mesir ini "tidak ada obatnya lagi".

Akhirnya, apa yang menjadi "jasa Mesir" pada dahulu kala tidak lagi menjadi bahan pertimbangan. Jasa-jasa mereka (baca: Mesir) ketika Abraham dan timnya yang baru keluar dari Ur-Kasdim yang mengalami kelaparan, pengangkatan Yusuf,pemeliharaan keturunan Yakub berhenti terhitung oleh karena kedegilan hati mereka sendiri.
Enough is enough, kesempatan 400 tahun disia-siakan begitu saja !

Belajar dari sejarah ini, apakah kita masih menganggap TUHAN masih kurang cukup baik? Jangan sia-siakan kasih TUHAN !

Dia adalah TUHAN yang PENUH KASIH , tapi Dia juga TUHAN yang penuh KEBENARAN, waktu bukan kita yang miliki, pergunakan kesempatan untuk terus berubah menjadi lebih baik setiap waktu.


2 Petrus 3:15 Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat, seperti juga Paulus, saudara kita yang kekasih, telah menulis kepadamu menurut hikmat yang dikaruniakan kepadanya

Sabtu, 05 Maret 2011

Doktrin Kemakmuran & Penyembahan Kepada Mamon


"Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.
(Matius 6:19-20)


Di akhir zaman ini, di mana keadaan kehidupan manusia bertambah sukar, terutama secara EKONOMI, popularitas pengajaran yang bertumpu pada mukjizat pun ikut terdongkrak. Paham prosperiti atau doktrin kemakmuran yang diajarkan di gereja menjadi daya tarik tersendiri, apalagi di negara Indonesia yang mayoritas rakyatnya hidup dalam kemiskinan.

Adalah sifat dasar manusia yang lahir menyukai kesuksesan instan juga menjadi kelemahan yang bisa disusupi oleh praktek mamonisme tersebut. Dengan mengambil sebagian ayat Firman TUHAN ataupun dengan khotbah-khotbah berisi kesaksian-kesaksian pribadi yang mengalami "berkat dari TUHAN", maka legitimasi pengajaran doktrin kemakmuran bertumbuh subur.

TUHAN, Bapa kita yang baik memang mengizinkan dan bahkan mengharapkan anak-anakNya hidup tidak berkekurangan, tetapi TUHAN Yesus melalui pengajaranNya berkali-kali memperingatkan supaya manusia tidak menjadi tamak. Bahkan Dia mewanti-wanti audiencenya (dan kita yang membaca Injil) supaya tidak jauh dalam "penyembahan Mamon".

Jika seandainya TUHAN Yesus memfokuskan pengajarannya pada pemenuhan harta di muka bumi, maka tentulah Dia dan para rasulNya hidup dalam kemewahan.
Melegitimasi karya mukjizat Yesus ketika memberikan makan kepada 5000 dan 4000 orang sebagai salah satu azas teori kemakmuran adalah salah kaprah. Kita mesti melihat bahwa justru TUHAN YESUS mengizinkan KEKURANGAN MAKAN terjadi pada saat itu, apalagi mukjizat itu terjadi pada saat yang terdesak di mana TUHAN Yesus tidak ingin ada rombongan orang yang mengikutinya menjadi pingsan di tengah jalan.
Bahkan ketika TUHAN Yesus mengetahui bahwa fokus orang-orang yang mencariNya tersebut hanya untuk MUKJIZAT ROTI, Dia mengirimkan mereka pulang.


Mukjizat terjadi jikalau TUHAN menilai manusia memang sudah tidak sanggup lagi. Mukjizat tidak akan terjadi ketika manusia mampu melakukan bagiannya karena mukjizat bukanlah barang murahan.


Orang-orang seperti Petrus, Andreas, Yohanes dan Yakobus adalah orang teruji. Sesudah diberkati Yesus dengan MUKJIZAT KELIMPAHAN IKAN yang menyebabkan jala hampir pecah, mereka justru melepaskan tangkapan mereka dan ikut Yesus.
Mereka tidak memfokuskan kepada kelimpahan berkat jasmani yang sementara tersebut. Oleh karena sikap hati tersebut, Yesus begitu menghargai Petrus dengan menjanjikannya sebagai penjala manusia (artinya JIWA-JIWA MANUSIA lebih berharga daripada IKAN)

Paulus, seorang rasul yang dipanggil TUHAN dari kemewahannya menjadi rasul yang sering mengalami penderitaan ketika mengabarkan Injil adalah bukti nyata lain di Alkitab. Jika menilik kepada tokoh-tokoh iman di Perjanjian Lama-pun, kita bisa meneladani "pengorbanan Abraham" dan "penderitaan Ayub".

Abraham, ketika dipanggil dari tanah Ur (kota Ur-Kasdim), beliau adalah konglomerat yang hidup berkelimpahan dengan ratusan orang hamba yang menjadi pelayanan rumah tangganya. Dia rela meninggalkan kota yang nyaman tersebut dengan tanpa tahu tujuan yang jelas dari panggilan TUHAN Allah. Bahkan di Alkitab dikatakan bahwa dia tidak mendapatkan tanah yang dijanjikan di dunia ini. Tetapi apa yang didapatkannya adalah TANAH YERUSALEM SORGAWI.


Ibrani 11:39 Dan mereka semua tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, sekalipun iman mereka telah memberikan kepada mereka suatu kesaksian yang baik.


Ayub, memang diberkati oleh TUHAN secara duniawi, tetapi ada saatnya dia dicobai dengan sangat keras, dia bisa bersaksi bahwa apa yang didapatkan di dunia ini adalah sementara.


Ayub 1:21 katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!"


Saudara-saudari, Yesus Kristus mengajarkan supaya kita berdoa meminta berkat makanan secukupnya pada hari ini, tidaklah Dia mengajarkan kita menjadi tamak karena di mana hartamu berada, di situ hatimu berada. (Matius 6:21)


Mat 6:11 Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya
Luk 11:3 Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya


Jikalau fokus hidup kita lebih condong kepada pengejaran harta dunia yang sementara ini, maka sesungguhnya kita sudah menyembah kepada Mamon. Untuk hal ini, Yesus Kristus telah memperingatkan kita ! Sekali lagi menjadi pengikut Kristus bukan berarti menolak berkat ataupun harus hidup miskin, tetapi fokus pengejaran "harta" itu menjadi faktornya. Apakah mengejar HARTA DUNIAWI? Ataukah HARGA SORGAWI.

Jikalau fokus kita adalah mengejar harta dunia, kita menurut nas Alkitab adalah orang paling malang di dunia ini (1 Korintus 15:19).
Semakin manusia hatinya menimbun harta, ketamakan akan semakin merajalela, akhirnya dari situlah timbul benih-benih cinta uang, dan sebagaimana kita tahu,
problematik dunia ini pada dasarnya adalah CINTA UANG.


1 Timotius 6:10 Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.


Jika anda saat ini masih hidup dalam kekurangan, mintalah kepada TUHAN dan berusahalah sungguh-sungguh untuk bekerja. Dan jangan minta TUHAN untuk "mengubah batu jadi roti" (jangan berharap pada hal-hal yang instant, termasuk pengajaran kekayaan yang instant).

Dia pasti akan memberkatimu ! Tetapi Dia tidak menjanjikan kekayaan duniawi. Jika anda bisa kaya karena anda bekerja keras, puji TUHAN!

Dan kekayaan tersebut jangan dipergunakan untuk memenuhi kedagingan semata tetapi berkontribusilah kepada kerajaan TUHAN seperti raja Daud ketika hidupnya diberkati kelimpahan (1 Tawarikh 29)

Saudara-saudari, jangan mengukur keimanan seseorang dengan ukuran harta yang dimiliki seseorang. Tetapi kekayaan seseorang diukur daripada KERELAANNYA MEMBERI.
TUHAN pun sudah memperingatkan, orang kaya susah masuk sorga. Jadi, jangan menghakimi seseorang kalau dia miskin ataupun biasa-biasa saja.

Sekali lagi, ARAHKAN FOKUS kita kepada HARTA SORGAWI, bukan HARTA DUNIAWI.

Mari kita renungkan kembali nasehat rasul Paulus:


1 Timotius 6:3 Jika seorang mengajarkan ajaran lain dan tidak menurut perkataan sehat--yakni perkataan Tuhan kita Yesus Kristus--dan tidak menurut ajaran yang sesuai dengan ibadah kita,
1 Timotius 6:4 ia adalah seorang yang berlagak tahu padahal tidak tahu apa-apa. Penyakitnya ialah mencari-cari soal dan bersilat kata, yang menyebabkan dengki, cidera, fitnah, curiga,
1 Timotius 6:5 percekcokan antara orang-orang yang tidak lagi berpikiran sehat dan yang kehilangan kebenaran, yang mengira ibadah itu adalah suatu sumber keuntungan.
1 Timotius 6:6 Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar.
1 Timotius 6:7 Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar.
1 Timotius 6:8 Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.
1 Timotius 6:9 Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.
1 Timotius 6:10 Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.
1 Timotius 6:11 Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan.
1 Timotius 6:12 Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil dan telah engkau ikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi.
1 Timotius 6:13 Di hadapan Allah yang memberikan hidup kepada segala sesuatu dan di hadapan Kristus Yesus yang telah mengikrarkan ikrar yang benar itu juga di muka Pontius Pilatus, kuserukan kepadamu:
1 Timotius 6:14 Turutilah perintah ini, dengan tidak bercacat dan tidak bercela, hingga pada saat Tuhan kita Yesus Kristus menyatakan diri-Nya,
1 Timotius 6:15 yaitu saat yang akan ditentukan oleh Penguasa yang satu-satunya dan yang penuh bahagia, Raja di atas segala raja dan Tuan di atas segala tuan.
1 Timotius 6:16 Dialah satu-satunya yang tidak takluk kepada maut, bersemayam dalam terang yang tak terhampiri. Seorangpun tak pernah melihat Dia dan memang manusia tidak dapat melihat Dia. Bagi-Nyalah hormat dan kuasa yang kekal! Amin.
1 Timotius 6:17 Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati.
1 Timotius 6:18 Peringatkanlah agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi
1 Timotius 6:19 dan dengan demikian mengumpulkan suatu harta sebagai dasar yang baik bagi dirinya di waktu yang akan datang untuk mencapai hidup yang sebenarnya.

Senin, 28 Februari 2011

Menyalahkan TUHAN

Kebiasaan manusia di dunia ketika menghadapi permasalahan ataupun kekecewaan adalah menyalahkan TUHAN. Memang TUHAN adalah objek yang paling sering disalahkan. "Tuhan tidak adil ! Tuhan tidak mengasihi !" dan rentetan keluh kesah dialamatkan kepada sang Pencipta. Tetapi bersyukur, bahwa TUHAN tidak langsung menunjukkan murkanya ketika dihujat sedemikian rupa. Kesabarannya terhadap keluh kesah umat manusia menunjukkan KASIHNYA.

Sebenarnya, perihal menyalahkan TUHAN terjadi diakibatkan oleh kurangnya pemahaman akan pribadi TUHAN dan siapa itu TUHAN. Dan yang pasti, itu terjadi karena keegoisan manusia.

Beberapa kasus yang sering mengakibatkan manusia menyalahkan TUHAN adalah misalnya:

- Orang dilahirkan cacat
- Gagal dalam perkawinan
- Mengalami penyakit parah
- Tidak berbuat salah, tetapi dijahati
- dll

Jika anda menelusuri lebih dalam, semua peristiwa-peristiwa buruk itu terjadi bukan karena RANCANGAN TUHAN sebab pada awal sampai akhir, RANCANGAN TUHAN adalah membawa damai sejahtera. Seharusnya yang harus disalahkan itu adalah MANUSIA.

Ambil saja contoh, orang yang lahir cacat. Seorang bayi lahir dengan cacat fisik itu terjadi mungkin karena kesalahan ibu dalam mengkonsumsi obat, ibu yang merokok, kesalahan dokter, penyakit kelamin orang tua, dll. Apakah ada SALAH TUHAN ? Begitu juga dengan bayi yang lahir ke dunia, kita jangan naif bahwa itu adalah RANCANGAN TUHAN. Belum tentu !

Penentuan hari (tanggal, bulan dan tahun) seorang pria dan wanita melakukan hubungan badan itu adalah tanggung jawab manusia. Apakah itu dilakukan sesudah menikah ataupun zinah, manusialah yang memilih hari, tempat dan keadaan, BUKAN TUHAN !

Begitu juga dengan gagalnya perkawinan, adanya PERCERAIAN terjadi, apakah itu salah TUHAN? Apakah itu KEHENDAK TUHAN? Sebaiknya manusia berinstropeksi sebelum mengatakan itu adalah "COBAAN DARI ALLAH".
Apapun alasan perceraian dalam perkawinan apakah itu karena beda prinsip, ketidak-cocokan, perselingkuhan , itu semua adalah KESALAHAN MANUSIA. Jika beda prinsip, mengapa harus menikah? Jika tidak cocok, kenapa tidak "DICOCOKKAN DULU"? Kenapa buru-buru? Jika ada PERSELINGKUHAN, kenapa TIDAK BERTOBAT? Kenapa tidak jujur terhadap pasangan? Sekali lagi, adakah SALAH TUHAN?

Bahkan ketika kita tidak berbuat jahat pun tetap dizalimi / dijahati, orang yang menzalimi / menjahati itu adalah MANUSIA, BUKAN TUHAN! Sikap yang benar dan dewasa di dalam menyikapi semua peristiwa adalah justru BERINSTROPEKSI, DATANG KEPADA TUHAN, minta bantuanNya. Jika kita memang masih melakukan DOSA, bertobat ! Jika seandainya pun kita tidak melakukan salah tetapi tetap disakiti, PUJI TUHAN, itu berarti TUHAN mengizinkan hal ini terjadi supaya di masa depan ketika kita mengalami masalah, kita sudah siap secara mental !


Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu; apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati..."
(Yeremia 29:11-13)

Senin, 24 Januari 2011

Perumpamaan Mendirikan Menara (Lukas 14:28-30)

Saudara-saudara, percaya TUHAN YESUS saja tidak cukup, tapi mengikuti TUHAN YESUS adalah keharusan. Membaca di Injil Lukas 14:25 sampai selesai kita akan mengerti tentang kebenaran ini.

Di kisah itu diceritakan ketika TUHAN YESUS melihat bahwa berduyun-duyun orang mengikuti Dia (Lukas 14:25), maka saatnyalah TUHAN YESUS menyelidiki motivasi hati mereka mengikuti Dia. Beliau tidak mau lagi ada orang-orang yang mengikuti Dia dengan motivasi ingin melihat mukjizatNya saja, atau bahkan hanya menikmati roti yang pernah Dia berikan kepada 5000 ribu di perjalanan hidupNya sebelumnya.

Sudah saatnyalah Dia memberikan garis jelas bagaimana seharusnya mengikuti Dia. Begitu juga halnya yang Ia ingin tantang kepada murid-muridNya yang telah sekian lama mengikuti Dia. Dengan 2 perumpamaan yang tidak asing di mata orang Yahudi Dia memberikan gambaran sebagaimana orang-orang tersebut merespon panggilanNya. Dia tidak ingin meninabobokkan orang-orang banyak karena Dia sadar bahwa waktuNya di muka bumi tidak banyak. Adalah keharusan bagi seorang pemimpin terutama pemimpin di gereja juga menyatakan apa yang seharusnya dikatakannya. Jangan meninabobokkan jemaat dengan khotbah-khotbah yang indah saja. Selain kasih, kebenaran juga harus disampaikan.

Apapun resiko atau konsekuensi dari statement pemimpin, asalkan itu Alkitabiah dan timingnya tepat, maka tidak ada pilihan lain kebenaran FIRMAN TUHAN harus dinyatakan. Dari sanalah kita bisa mengukur motivasi jemaat yang datang ke gereja. Pemimpin yang hanya mengkhotbahkan berkat semata pada satu titik tertentu berhadapan dengan TUHAN sendiri !

Jikalau ada jemaat yang tidak senang atau konsekuensi terburuk adalah mereka meninggalkan gereja, itu adalah sebuah resiko. Tetapi anda pada suatu saat bisa mensyukurinya ketika menyadari bahwa dengan keputusan anda, anda mendapatkan jemaat-jemaat yang masih setia. Seperti halnya Gideon, di dalam peperangan, banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih untuk menggenapi misi mengalahkan orang Midian yang jumlahnya banyak.

Yesus pun demikian, Dia tidak mulai membangun Kerajaan Allah di muka bumi dengan ratusan orang atau bahkan ribuan orang. Dia memulai dengan 12 orang. Yang penting di sini adalah komitmen dari tim 12 itu, tetapi akhirnya kita tahu bukan hasilnya sampai sekarang? Betapa spektakulernya hasil karya pelayanan Yesus Kristus?

Ketika Yesus melontarkan perumpamaan mengikuti Dia itu ibarat mendirikan menara, perumpamaan tersebut tidaklah asing untuk orang-orang Israel saat itu, terutama bagi para tukang bangunan yang jadi audiencenya.
Tetapi bukan berarti, audience yang bukan tukang bangunan atau ahli bangunan tidak bisa membayangkan perumpamaan tersebut. Ingat ! Semua perumpamaan yang diucapkan Yesus tidak ada satupun yang mengawang-awang di pikiran, semuanya membumi.

Mendirikan sebuah menara adalah sebuah proyek besar. Di dalam versi bahasa Yunaninya, menara atau purgos bisa juga berarti castle (puri). Puri, ya tidak berlebihan, sedikit lebih kecil dari istana (palace).

Yang jelas, Yesus Kristus ingin mengumpamakan mengikuti Dia adalah sebuah proyek besar. Tidak hanya besar, tapi juga bermanfaat ! Tentu saja jika dikatakan proyek besar, maka resource yang dibutuhkan juga besar bukan?

Kesungguhan harus besar, dana harus besar, pertimbangan harus matang (bukan hanya sekedar lontaran kata-kata dari emosi sesaat), resiko juga besar. Di dalam membangun menara tidak boleh setengah-setengah, harus kelar sampai total. Jika tidak, maka menara itu tidak bisa berfungsi sebagaimana seharusnya.
Pernahkah anda melihat bangunan besar yang setengah jadi? Proyek gagal ? Saya pernah. Keadaan memprihatinkan. Bangunan yang setengah jadi, tapi atapnya bolong. Kalau tidak cepat diselesaikan, atap yang bocor tetsebut akan membuat air hujan masuk dan merusakkan seluruh bangunan yang ada.

Membangun sebuah menara harus dikerjakan juga dari dasar. Memilih tanah yang tepat, memilih bahan yang bagus, memilih musim yang tepat (jangan musim penghujan) adalah syarat-syarat cerdik memulai proyek ini.
Setelah itu, memiliki pekerja-pekerja yang bertanggungjawab, dana yang cukup (harus juga ada risk management), bahkan harus siap malu ketika proyek tersebut gagal.

Di dalam proses mendirikan menara tersebut, pastilah menemukan kendala-kendala yang ada. Mungkin cuaca yang tidak bersahabat, pekerja yang tidak komitmen, bencana alam, dll. Semua aspek tersebut sudah harus diperhitungkan. Yang paling penting di sini adalah dananya cukup.

Tuhan Yesus di dalam perumpamaan ini sengaja menitikberatkan pada dana yang cukup adalah untuk menekankan sebuah kesungguhan hati dan segala aspek yang mengikutinya, bukan dengan maksud bahwa mengikuti TUHAN harus mempunyai uang yang banyak. Mengikuti Kristus adalah sesuatu yang serius. TUHAN tidak ingin kita mengikuti Dia setengah-setengah. Dia juga tidak ingin kita mengikutiNya dengan modal emosi ataupun iman buta. Segala sesuatu harus dipertimbangkan dengan matang dan komitmen yang jelas pula. Terlebih lagi, Dia ingin kita mempunyai motivasi yang benar.

Orang-orang yang membayangkan perumpamaan ini sudah harus membayangkan "harga yang harus dibayar". Tetapi saudara-saudara terkasih, rewardnya juga besar ketika semuanya jadi. Menara yang sempurna didirikan akan sangat berguna dan pastilah banyak manfaatnya. Bisa dipakai untuk pengawasan terhadap serangan musuh, bisa juga dipakai untuk pertahanan, dsb.

Nah, apakah anda sungguh-sungguh ingin melakukannya? Kalau begitu, jangan bermain-main lagi dengan konsep dan motivasi yang salah !


Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya.
(Lukas 14:28-30)


Dia sendiri telah memberikan teladan, Dia telah menyelesaikan pekerjaan yang diberikan BapaNya di atas kayu salib dengan penutup "Sudah selesai" (19:30).
Bagaimana dengan pengikut Kristus?

Senin, 17 Januari 2011

BERKAT YANG MENJADI KUTUK

Saudara-saudara, di dalam hidup ini saya yakin tidak ada yang menolak akan berkat. Adalah manusiawi jikalau manusia mengharapkan berkat dan berharap menjauhi kutuk. Saya pun demikian.

Di dalam doa, rata-rata atau hampir mayoritas berisi akan permohonan berkat. Baik berkat secara keuangan, kesehatan, umur panjang bahkan jodoh. Tapi jikalau kita tidak hati-hati, dan sering kebanyakan kasus, berkat malahan mejadi kutuk.

Satu contoh kasus di dalam kehidupan manusia yang terdapat di dalam kisah di Alkitab, terutama di Injil adalah kisah mengenai "Anak Yang Hilang" (Baca Lukas 15:11-17). Harta yang diberikan oleh ayahnya adalah bentuk kasih sayang untuk anaknya yang bungsu. Tetapi karena ketidak-dewasaannya, maka harta yang semula diberikan sebagai bagian / hak dari anak bungsu tersebut dipakai untuk berfoya-foya yang pada akhirnya membuat kehidupan si anak bungsu menjadi sengsara.

Kita, ketika miskin, doa kita yang kita panjatkan kepada TUHAN seringkali adalah untuk berkat finansial, tetapi ketika sudah diberkati, kita meminta berkat yang lebih lagi dan akhirnya, di setiap doa meminta berkat yang melimpah-limpah. Jika tidak hati-hati, hati kita akan tamak akan harta duniawi, dan jika kita tidak sadari, itu nantinya akan jadi jerat bagi kita sendiri yang pada akhirnya menjauhkan diri kita kepada TUHAN.

Di dalam kasus lain yang saya ambil adalah mengenai patung ular tembaga Nehustan di padang gurun yang pada awalnya TUHAN menyuruh membangun patung tembaga tersebut supaya jika ada orang Israel yang terkena gigitan ular hanya melihat / menatap kepada patung tersebut (Ulangan 21:9), akhirnya disalahgunakan menjadi berhala yang pada akhirnya dihancurkan oleh Yosia, raja Yehuda (2 Raja-Raja 18:4).

Di zaman ini pun tidak beda jauh, orang-orang sakit justru datang bukan kepada TUHAN, minyak urapan, batu, salib, cincin dan media lainnya justru jadi "Tuhan". Penyimpangan-penyimpangan akan berkat TUHAN bisa menjadi kutuk kalau respon manusianya yang salah.

"Kutuk adalah konsekuensi dari penyimpangan respon akan berkat".

Di dalam Alkitab, TUHAN tidak pernah serta merta memberikan berkat kepada umatNya tanpa disertai persyaratan. Di setiap janji berkat yang ada, TUHAN Allah selalu menyatakan juga konsekuensi-konsekuensi jika tetap taat akan perintahNya dan juga konsekuensi-konsekuensi jikalau tidak taat pada perintahNya. Ketentraman dan kemakmuran di tanah Kanaan yang diberikan oleh TUHAN kepada bangsa Israel justru disalahgunakan dengan mendirikan berhala-berhala, kawin-mawin campur dengan bangsa-bangsa kafir, melakukan ketidakadilan dan penyimpangan lainnya.

Di zaman ini pun, orang Kristen diberikan berkat keselamatan kekal karena penebusan Yesus di kayu salib. Adalah tugas orang Kristen tersebut selanjutnya adalah menjaga agar keselamatannya tidak hilang. Peringatan demi peringatan selalu dituliskan oleh para rasul di dalam surat mereka kepada gereja-gereja di zaman mereka yang tentunya juga adalah maksud TUHAN juga menasehati kita.

Ketidakpahaman akan keselamatan dan ketidakmampuan menjaga hidup bisa menyebabkan orang Kristen hilang akan berkat yang paling berkat, yaitu keselamatan kekal.

Ada 3 hal yang dapat mengubah berkat menjadi kutuk.

1. Ketidaksiapan Menerima Berkat Karena Tidak Dewasa Rohani
2. Kesalahan Merespon Berkat
3. Tidak Bisa Mengelola Berkat


Mat 25:14 "Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka.
Mat 25:15 Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat.
Mat 25:16 Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta.
Mat 25:17 Hamba yang menerima dua talenta itupun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta.
Mat 25:18 Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya.
Mat 25:19 Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan perhitungan dengan mereka.
Mat 25:20 Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta.
Mat 25:21 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
Mat 25:22 Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, katanya: Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua talenta.
Mat 25:23 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
Mat 25:24 Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam.
Mat 25:25 Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan!
Mat 25:26 Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam?
Mat 25:27 Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya.
Mat 25:28 Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu.
Mat 25:29 Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.
Mat 25:30 Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."