Jumat, 18 April 2025

Yesus di Getsemani & Imam Besar di Yom Kippur: Misteri yang Terungkap


Di jantung tradisi Yahudi, Yom Kippur adalah hari paling kudus. Hanya pada hari inilah Imam Besar (Kohen Gadol) diizinkan memasuki Ruang Mahakudus (Kodesh Hakodashim), membawa darah korban untuk menebus dosa seluruh Israel.

Malam sebelum Yom Kippur, sang Imam tidak tidur. Ia dijaga, diawasi, dan dipersiapkan dengan khidmat. Ini bukan malam biasa—ini adalah malam antara kehidupan dan kematian, antara manusia dan Allah.

Mishnah Yoma 1:6: “Jika dia ingin tidur, para pemuda dari para imam akan memukul tanah di hadapannya dan berkata: 'Tuanku Imam Besar, berdirilah dan dinginkan dirimu dengan satu kaki agar engkau tidak tertidur.'”

Sekarang, arahkan pandangan kita ke Getsemani—sebuah taman yang sunyi di bawah langit Yerusalem. Di sana, Yesus Kristus, Sang Anak Allah, juga berjaga. Tapi bukan sekadar berjaga—Dia menggigil, berlutut, berdoa, dan bergumul.

Lukas 22:44: “Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.”

Di sinilah sinkronisasi surgawi terjadi. Seperti Imam Besar yang berjaga sebelum memasuki Tempat Mahakudus, Yesus berjaga sebelum Ia menyerahkan diri di salib. Tapi kali ini, bukan darah binatang yang dibawa—melainkan darah-Nya sendiri, darah perjanjian kekal.

Yesus: Imam Besar Kekal

Penulis surat kepada orang Ibrani mengungkapkan kebenaran ini dengan jelas:

Ibrani 9:12: “...bukan dengan darah domba jantan dan anak lembu, tetapi dengan darah-Nya sendiri Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat kudus dan telah memperoleh kelepasan yang kekal.”

Yesus adalah penggenapan dari segala bayangan Yom Kippur. Ia bukan hanya Imam Besar—Ia juga adalah korban. Ia tidak hanya mewakili manusia di hadapan Allah—Ia menjadi jalan antara keduanya.

Ibrani 4:14: “Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, marilah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita.”

Kontras yang Menyayat: Murid Tertidur, Imam Dijaga

Di Getsemani, murid-murid-Nya tertidur:

Matius 26:40: “Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku?”

Betapa kontras dengan para imam muda yang menjaga Kohen Gadol agar tetap sadar sepanjang malam (Yoma 1:6, Talmud Yoma 19b). Tapi Yesus tetap berjaga—sendiri, dalam kegelapan malam, menanggung beban dunia.

Puncaknya di Salib

Yesus melangkah keluar dari taman itu seperti Imam Besar memasuki Ruang Mahakudus. Tapi kali ini, Ia tidak membawa dupa dan darah lembu—Ia membawa tubuh-Nya sendiri ke atas kayu salib.

Ibrani 9:24-26: “...Kristus bukan masuk ke tempat kudus buatan tangan manusia... tetapi ke dalam sorga sendiri untuk menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita... satu kali untuk selama-lamanya, oleh korban-Nya sendiri.”

Kesimpulan: Getsemani adalah Bayang-bayang Yom Kippur yang Digenapi

Imam Besar dahulu masuk ke tempat kudus dengan darah binatang. Yesus masuk ke sorga dengan darah-Nya sendiri. Imam Besar dahulu dijaga agar tidak tertidur. Yesus berjaga sendiri sementara murid-murid tertidur. Semua bayangan, semua ritual, semua simbol—digenapi dalam satu malam di Getsemani dan satu korban di salib.

Inilah misteri besar yang kini terungkap: Yesus Kristus adalah Imam Besar kita yang kekal, dan pengorbanan-Nya adalah Yom Kippur yang sejati, bukan hanya bagi Israel, tetapi bagi dunia.