Langsung ke konten utama

Menyalahkan TUHAN

Kebiasaan manusia di dunia ketika menghadapi permasalahan ataupun kekecewaan adalah menyalahkan TUHAN. Memang TUHAN adalah objek yang paling sering disalahkan. "Tuhan tidak adil ! Tuhan tidak mengasihi !" dan rentetan keluh kesah dialamatkan kepada sang Pencipta. Tetapi bersyukur, bahwa TUHAN tidak langsung menunjukkan murkanya ketika dihujat sedemikian rupa. Kesabarannya terhadap keluh kesah umat manusia menunjukkan KASIHNYA.

Sebenarnya, perihal menyalahkan TUHAN terjadi diakibatkan oleh kurangnya pemahaman akan pribadi TUHAN dan siapa itu TUHAN. Dan yang pasti, itu terjadi karena keegoisan manusia.

Beberapa kasus yang sering mengakibatkan manusia menyalahkan TUHAN adalah misalnya:

- Orang dilahirkan cacat
- Gagal dalam perkawinan
- Mengalami penyakit parah
- Tidak berbuat salah, tetapi dijahati
- dll

Jika anda menelusuri lebih dalam, semua peristiwa-peristiwa buruk itu terjadi bukan karena RANCANGAN TUHAN sebab pada awal sampai akhir, RANCANGAN TUHAN adalah membawa damai sejahtera. Seharusnya yang harus disalahkan itu adalah MANUSIA.

Ambil saja contoh, orang yang lahir cacat. Seorang bayi lahir dengan cacat fisik itu terjadi mungkin karena kesalahan ibu dalam mengkonsumsi obat, ibu yang merokok, kesalahan dokter, penyakit kelamin orang tua, dll. Apakah ada SALAH TUHAN ? Begitu juga dengan bayi yang lahir ke dunia, kita jangan naif bahwa itu adalah RANCANGAN TUHAN. Belum tentu !

Penentuan hari (tanggal, bulan dan tahun) seorang pria dan wanita melakukan hubungan badan itu adalah tanggung jawab manusia. Apakah itu dilakukan sesudah menikah ataupun zinah, manusialah yang memilih hari, tempat dan keadaan, BUKAN TUHAN !

Begitu juga dengan gagalnya perkawinan, adanya PERCERAIAN terjadi, apakah itu salah TUHAN? Apakah itu KEHENDAK TUHAN? Sebaiknya manusia berinstropeksi sebelum mengatakan itu adalah "COBAAN DARI ALLAH".
Apapun alasan perceraian dalam perkawinan apakah itu karena beda prinsip, ketidak-cocokan, perselingkuhan , itu semua adalah KESALAHAN MANUSIA. Jika beda prinsip, mengapa harus menikah? Jika tidak cocok, kenapa tidak "DICOCOKKAN DULU"? Kenapa buru-buru? Jika ada PERSELINGKUHAN, kenapa TIDAK BERTOBAT? Kenapa tidak jujur terhadap pasangan? Sekali lagi, adakah SALAH TUHAN?

Bahkan ketika kita tidak berbuat jahat pun tetap dizalimi / dijahati, orang yang menzalimi / menjahati itu adalah MANUSIA, BUKAN TUHAN! Sikap yang benar dan dewasa di dalam menyikapi semua peristiwa adalah justru BERINSTROPEKSI, DATANG KEPADA TUHAN, minta bantuanNya. Jika kita memang masih melakukan DOSA, bertobat ! Jika seandainya pun kita tidak melakukan salah tetapi tetap disakiti, PUJI TUHAN, itu berarti TUHAN mengizinkan hal ini terjadi supaya di masa depan ketika kita mengalami masalah, kita sudah siap secara mental !


Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu; apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati..."
(Yeremia 29:11-13)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bolehkah Dibaptis 2x ? (Roma 6:3-5)

Doktrin : Baptisan Pertanyaan apakah boleh seorang kristen dibaptis 2x (dua kali) itu hampir sama dengan apakah seorang pengikut Kristus boleh merokok atau tidak? Sama-sama tidak dijelaskan eksplisit dan terang2an, tetapi kita tahu bahwa Tuhan menjanjikan bahwa tidak ada satupun perkara yang tidak TUHAN nyatakan (Lukas 12:2), apalagi orang yang sungguh hati mencari dia. Untuk itulah, hikmat dibutuhkan untuk mencari tahu jawaban masalah ini. Untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan boleh atau tidaknya dibaptis 2x, kita harus terlebih dahulu untuk benar-benar mengerti makna baptisan. Jika anda pada saat ini saja belum memahami arti dan makna baptisan, maka terlebih dahulu anda harus mengerti tentang baptisan itu sendiri, terlebih lagi pentingnya baptisan bagi orang Kristen. Bagi setiap orang Kristen sesuai dengan Alkitab, saat dibaptis, bukan persoalan ritual belaka yang dikedepankan. Bukan juga hanya pada tatanan meminta hati nurani yang suci (1 Petrus 3:21), tetapi terlebih penting da...

Ditampar Pipi Kanan, Berikan Pipi Kiri (Matius 5:39)

Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu. (Matius 5:38-39) Salah satu ayat paling terkenal yang sering dikutip di Alkitab adalah ayat mengenai "ditampar pipi kanan, berikan pipi kiri". Sewaktu saya belum kenal Kristus, bagi saya, ayat ini merupakan sebuah tindakan bodoh, lemah dan tidak logis. Bagaimana tidak? Seorang manusia pada dasarnya sebagai manusia mempunyai naluri untuk membalas kejahatan, mereka menginginkan keadilan. Apalagi kalau memang dirinya tidak bersalah, dia harus membela haknya. Melepaskan orang yang melakukan kezaliman terhadap kita saja itu adalah sesuatu kekonyolan, apalagi MENAWARKAN dengan SUKARELA hak kita yang lain, itu suatu kemustahilan ! Mari kita periksa hati kita saudara-saudara ! Kita menuntut keadilan atas hak kita dengan dasar apa? Seringkali kita mengi...

Perumpamaan Mendirikan Menara (Lukas 14:28-30)

Saudara-saudara, percaya TUHAN YESUS saja tidak cukup, tapi mengikuti TUHAN YESUS adalah keharusan. Membaca di Injil Lukas 14:25 sampai selesai kita akan mengerti tentang kebenaran ini. Di kisah itu diceritakan ketika TUHAN YESUS melihat bahwa berduyun-duyun orang mengikuti Dia (Lukas 14:25), maka saatnyalah TUHAN YESUS menyelidiki motivasi hati mereka mengikuti Dia. Beliau tidak mau lagi ada orang-orang yang mengikuti Dia dengan motivasi ingin melihat mukjizatNya saja, atau bahkan hanya menikmati roti yang pernah Dia berikan kepada 5000 ribu di perjalanan hidupNya sebelumnya. Sudah saatnyalah Dia memberikan garis jelas bagaimana seharusnya mengikuti Dia. Begitu juga halnya yang Ia ingin tantang kepada murid-muridNya yang telah sekian lama mengikuti Dia. Dengan 2 perumpamaan yang tidak asing di mata orang Yahudi Dia memberikan gambaran sebagaimana orang-orang tersebut merespon panggilanNya. Dia tidak ingin meninabobokkan orang-orang banyak karena Dia sadar bahwa waktuNya di muka bumi ...