Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2010

Mengingat dan Mengalami Kembali Kepada Kasih Mula-Mula (Kejadian 35:1-7)

Kembali ke Betel ! MENGINGAT KASIH MULA-MULA Sebuah perjumpaan pertama antara kita dan TUHAN adalah suatu momen peristiwa yang seharusnya tidak akan kita lupakan seumur hidup kita. Pada dasarnya, manusia adalah mahkluk yang punya kebiasan pelupa, terutama mudah lupa akan kebaikan-kebaikan orang, apalagi kebaikan TUHAN. Mengingat keburukan dan kejahatan orang lain akan lebih mudah bagi seorang manusia daripada mengingat kebaikannya, parahnya lagi TUHAN yang tidak pernah membuat satupun keburukan kepada manusia seringkali disalah-mengerti oleh manusia sehingga ketika ada satu-dua masalah "buruk" terjadi di dalam hidupnya, ribuan kasih TUHAN bisa dilupakan dalam sekejap. Biasanya dan seringkali, untuk mengingatkan kasih mula-mula manusia akan TUHAN, manusia harus dihadapkan pada masalah besar dahulu sebelum hatinya berbalik kepada TUHAN. Satu contoh di Alkitab yang menggambarkan kisah hidup seorang tokoh Alkitab yang jalan hidupnya mirip sekali dengan Kristen pada umumnya adalah...

Iman Setengah-Setengah = Tidak Beriman (Yohanes 4:46-54)

Yesus menyembuhkan anak pegawai istana (Yohanes 4:46-54) Seringkali, sebagai orang Kristen, saya dan anda mungkin seringkali mengalami kondisi iman yang goyah. Di satu sisi kita percaya dengan kuasa TUHAN Yesus, tapi di sisi lainnya kita tidak percaya TUHAN Yesus bisa bekerja dengan caraNya yang seringkali melampaui akal dan pikiran kita yang sempit. Parahnya lagi, seringkali malahan kita seringkali mendikte TUHAN harus begini, harus begitu. Inilah bukti bahwa iman kita hanya setengah-setengah. Bagi TUHAN, itu sama saja tidak percaya. Saudara-saudara pembaca yang terkasih, kita mesti menyadari bahwa Allah itu ROH, Dia tidak terikat dengan waktu (omnipresent), tempat dan metode-metode manusia. Dia tidak dapat didikte dan tidak boleh kita dikte, Dia itu bekerja melampaui akal dan pikiran manusia. Rasul Paulus menulis: Efesus 3:18-19 > Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus ...

Bolehkah Dibaptis 2x ? (Roma 6:3-5)

Doktrin : Baptisan Pertanyaan apakah boleh seorang kristen dibaptis 2x (dua kali) itu hampir sama dengan apakah seorang pengikut Kristus boleh merokok atau tidak? Sama-sama tidak dijelaskan eksplisit dan terang2an, tetapi kita tahu bahwa Tuhan menjanjikan bahwa tidak ada satupun perkara yang tidak TUHAN nyatakan (Lukas 12:2), apalagi orang yang sungguh hati mencari dia. Untuk itulah, hikmat dibutuhkan untuk mencari tahu jawaban masalah ini. Untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan boleh atau tidaknya dibaptis 2x, kita harus terlebih dahulu untuk benar-benar mengerti makna baptisan. Jika anda pada saat ini saja belum memahami arti dan makna baptisan, maka terlebih dahulu anda harus mengerti tentang baptisan itu sendiri, terlebih lagi pentingnya baptisan bagi orang Kristen. Bagi setiap orang Kristen sesuai dengan Alkitab, saat dibaptis, bukan persoalan ritual belaka yang dikedepankan. Bukan juga hanya pada tatanan meminta hati nurani yang suci (1 Petrus 3:21), tetapi terlebih penting da...

Kisah Eliezer - Ciri-Ciri Orang Yang Bisa Dipercayakan Tanggung Jawab Besar (Kejadian 24)

Eliezer : God is my help Di artikel ini saya mencoba untuk mengulas mengenai seorang hamba Abraham yang sebenarnya tidak tertulis namanya di Kejadian pasal 24. Dari sifat dan tindakannya jika dibaca di pasal ini, kita bisa mengetahui bahwa hamba ini bukan hamba yang sembarangan diberikan beban tanggung jawab yang sangat besar. Dia diberikan sebuah misi untuk mendapatkan pasangan hidup bagi Ishak, anak Abraham. Pengamat Alkitab menafsirkan bahwa hamba ini bernama Eliezer, hamba Abraham yang disebut-sebut Abraham sebagai kandidat pewarisnya ketika TUHAN menyatakan diri melalui sebuah penglihatan (baca Kejadian 15:2) Abram menjawab: "Ya Tuhan ALLAH, apakah yang akan Engkau berikan kepadaku, karena aku akan meninggal dengan tidak mempunyai anak, dan yang akan mewarisi rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu." Abraham yang waktu itu masih mengenakan nama Abram tidak menyebut-nyebut kandidat lain mungkin di dalam hatinya, hamba inilah yang "paling pantas" menjadi ahli wa...