Langsung ke konten utama

Gereja Boleh Berpolitik ?

Politik dari dunia kekristenan merupakan respon dari gagalnya tanggung jawab sosial yang diemban gereja sebagai terang dan garam dunia pada zaman ini.

Berbicara mengenai politik, memang berbicara mengenai perwujudan kebaikan bersama kepada masyarakat, tetapi berbicara mengenai politik, kita juga jangan melupakan unsur kekuasaan, koalisi, kompromi dan juga tipu muslihat . Pertanyaannya adalah apakah gereja bisa terus konsisten untuk tidak tercemar oleh hal-hal seperti itu?

Ingat ! Terang dan gelap tidak dapat bersatu, sedikit ragi mengkhamirkan seluruh adonan. Jangan menjamah yang najis, jangan berzinah !

Mungkin di Alkitab terdapat kisah-kisah yang menceritakan mengenai beberapa tokoh, terutama di Perjanjian Lama yang mengisahkan bagaimana beberapa tokoh yang mempunyai tokoh dan bahkan dekat dengan penguasa.

Dari beberapa nama ada nama Yusuf anak Yakub, Ester dan Mordekhai, Nehemia, Ezra, Daniel. Tapi dalam kasus tsb, TUHAN yang mengangkat mereka, bukan mereka mengangkat diri sendiri, bahkan diangkat rakyat. Ingat juga, ketika rakyat Israel meminta seorang raja, hati TUHAN begitu pilu dan sedih. Musa bahkan dipakai secara efektif bukan di dunia politik. Jika seandainya TUHAN ingin memakai Musa di dunia politik, tentunya secara nalar manusia, kedudukan Musa yang diangkat sebagai anak puteri Fir'aun sangat memungkinkan bagi Musa untuk mengambil kebijakan-kebijakan yang menguntungkan untuk kepentingan umat TUHAN saat itu yang ditindas Fir'aun.

Misi utama dari yang paling utama oleh para tokoh Alkitab seperti Yusuf, Ester, dkk sudah tercapai ketika Mesias lahir sesuai dengan yang dinubuatkan.

Dari Perjanjian Baru, TUHAN YESUS sendiri merupakan korban politik dari para tua-tua dan ahli Taurat (Yohanes 11:46-51) . Rasul Paulus sendiri adalah mantan orang "politik". Selain itu, tidak ada nama yang berkecimpung di dunia politik.

Gereja harus memisahkan diri dari dunia politik, tapi dari luar gereja harus mempengaruhi dengan memberikan dampak yang bisa dirasakan buahnya oleh masyarakat.
Gereja adalah tools yang dipakai oleh TUHAN dari semula untuk menyelamatkan umatNya, bukan negara.

Coba bayangkan kalau pribadi demi pribadi diubahkan, keluarga demi keluarga, RT demi RT, Kelurahan demi Kelurahan, Kecamatan demi Kecamatan, Kabupaten demi Kabupaten, Provinsi demi Provinsi, maka negara akan diubahkan secara otomatis.

Politik jangan dijadikan pelarian atas kegagalan gereja yang tidak bisa dijadikan jawaban. Saat ini gereja hanya menjadi tempat menservis hati, biro jodoh, tempat berdagang dan tempat gosip, amanat agung TUHAN YESUS tidak dijalankan, coba gereja bisa kembali berfungsi seperti zaman gereja mula-mula, maka wibawa gereja akan disegani tanpa harus bersinggungan dengan dunia politik, banyak hidup diubahkan.

Pernahkah membayangkan kalau secara politik, partai Kristen mendapatkan suara mayoritas di DPR? Ya, seandainya itu terjadi, mungkin anda senang, saya pun senang.
Tapi pernahkah terbayangkan efek negatifnya? Apalagi kalau seorang presiden dari orang Kristen di republik tercinta ini? Mungkin pemberontakan terjadi di mana-mana seperti yang terjadi Thailand selatan, teroris akan membidik negara tercinta kita, integrasi bangsa terancam. saya tidak mengada-ada, kita bisa lihat bibitnya sekarang ini.

Tapi tentunya bukan berarti tidak ada seorangpun Kristen yang duduk di parlemen atau di eksekutif maupun yudikatif, tapi secara fungsi secara kolektif tetap ada pada gereja, bukan melalui partai politik. Gereja adalah maksud abadi TUHAN ALLAH untuk menyelamatkan manusia.


Efesus 3:8 Kepadaku, yang paling hina di antara segala orang kudus, telah dianugerahkan kasih karunia ini, untuk memberitakan kepada orang-orang bukan Yahudi kekayaan Kristus, yang tidak terduga itu,
Efesus 3:9 dan untuk menyatakan apa isinya tugas penyelenggaraan rahasia yang telah berabad-abad tersembunyi dalam Allah, yang menciptakan segala sesuatu,
Efesus 3:10 supaya sekarang oleh jemaat diberitahukan pelbagai ragam hikmat Allah kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa di sorga,
Efesus 3:11 sesuai dengan maksud abadi, yang telah dilaksanakan-Nya dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bolehkah Dibaptis 2x ? (Roma 6:3-5)

Doktrin : Baptisan Pertanyaan apakah boleh seorang kristen dibaptis 2x (dua kali) itu hampir sama dengan apakah seorang pengikut Kristus boleh merokok atau tidak? Sama-sama tidak dijelaskan eksplisit dan terang2an, tetapi kita tahu bahwa Tuhan menjanjikan bahwa tidak ada satupun perkara yang tidak TUHAN nyatakan (Lukas 12:2), apalagi orang yang sungguh hati mencari dia. Untuk itulah, hikmat dibutuhkan untuk mencari tahu jawaban masalah ini. Untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan boleh atau tidaknya dibaptis 2x, kita harus terlebih dahulu untuk benar-benar mengerti makna baptisan. Jika anda pada saat ini saja belum memahami arti dan makna baptisan, maka terlebih dahulu anda harus mengerti tentang baptisan itu sendiri, terlebih lagi pentingnya baptisan bagi orang Kristen. Bagi setiap orang Kristen sesuai dengan Alkitab, saat dibaptis, bukan persoalan ritual belaka yang dikedepankan. Bukan juga hanya pada tatanan meminta hati nurani yang suci (1 Petrus 3:21), tetapi terlebih penting da...

Ditampar Pipi Kanan, Berikan Pipi Kiri (Matius 5:39)

Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu. (Matius 5:38-39) Salah satu ayat paling terkenal yang sering dikutip di Alkitab adalah ayat mengenai "ditampar pipi kanan, berikan pipi kiri". Sewaktu saya belum kenal Kristus, bagi saya, ayat ini merupakan sebuah tindakan bodoh, lemah dan tidak logis. Bagaimana tidak? Seorang manusia pada dasarnya sebagai manusia mempunyai naluri untuk membalas kejahatan, mereka menginginkan keadilan. Apalagi kalau memang dirinya tidak bersalah, dia harus membela haknya. Melepaskan orang yang melakukan kezaliman terhadap kita saja itu adalah sesuatu kekonyolan, apalagi MENAWARKAN dengan SUKARELA hak kita yang lain, itu suatu kemustahilan ! Mari kita periksa hati kita saudara-saudara ! Kita menuntut keadilan atas hak kita dengan dasar apa? Seringkali kita mengi...

Perumpamaan Mendirikan Menara (Lukas 14:28-30)

Saudara-saudara, percaya TUHAN YESUS saja tidak cukup, tapi mengikuti TUHAN YESUS adalah keharusan. Membaca di Injil Lukas 14:25 sampai selesai kita akan mengerti tentang kebenaran ini. Di kisah itu diceritakan ketika TUHAN YESUS melihat bahwa berduyun-duyun orang mengikuti Dia (Lukas 14:25), maka saatnyalah TUHAN YESUS menyelidiki motivasi hati mereka mengikuti Dia. Beliau tidak mau lagi ada orang-orang yang mengikuti Dia dengan motivasi ingin melihat mukjizatNya saja, atau bahkan hanya menikmati roti yang pernah Dia berikan kepada 5000 ribu di perjalanan hidupNya sebelumnya. Sudah saatnyalah Dia memberikan garis jelas bagaimana seharusnya mengikuti Dia. Begitu juga halnya yang Ia ingin tantang kepada murid-muridNya yang telah sekian lama mengikuti Dia. Dengan 2 perumpamaan yang tidak asing di mata orang Yahudi Dia memberikan gambaran sebagaimana orang-orang tersebut merespon panggilanNya. Dia tidak ingin meninabobokkan orang-orang banyak karena Dia sadar bahwa waktuNya di muka bumi ...