Langsung ke konten utama

Karakter, Pelayanan, Karunia Rohani

Jika boleh menilai diri anda sendiri, termasuk bayi ataukah dewasa kehidupan kekristenan anda? Orang di dunia menilai ukuran kedewasaan dari umur / usia seseorang. Itu sah-sah saja. Memang itulah jumlah berapa lama dia telah hidup di dunia. Tetapi orang yang mempunyai kedewasaan secara usia tidak menunjukkan kedewasaannya dalam kerohanian.

Kedewasaan kerohanian seseorang, dalam hal ini seorang Kristen pun tidak dapat dinilai dari berapa lama dia telah menjadi seorang Kristen, baik ketika mulai terima TUHAN YESUS sebagai TUHAN dan JURUSELAMAT, ataupun dari tanggal baptisannya.

Ukuran kedewasaan seorang Kristen pun tidak dapat pula diukur dari karunia yang telah didapatkannya ataupun dari tingkat pelayanan yang telah diambilnya walaupun seharusnya tingkat pelayanan seseorang di gereja harusnya menentukan kedewasaan kekristenan seseorang, tapi kenyataannya tidak selalu harus berbanding lurus.
Yesus tidak menganggap karunia-karunia sebagai ukuran kedewasaan rohani, bisa anda baca secara jelas di Matius 7:22

[Mat 7:22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?]

TUHAN YESUS menekankan BUAH yang dihasilkan daripada KARUNIA-KARUNIA walaupun mengatasnamakan TUHAN YESUS.
[Mat 7:16-19]

Rasul Paulus pun menuliskannya begitu jelas di Surat 1 Korintus 13:

[1 Korintus 13:2 Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. ]

Yang menjadi fokus adalah KASIH [love/charity/agape], sebuah tingkat karakter yang paling mulia dibandingkan dengan karakter-karakter lain di dalam buah ROH.
Yang harus menjadi selalu ukuran kedewasaan kerohanian haruslah dari BUAH ROH (Galatia 5:22-23) - karakter-karakter yang ada pada orang tersebut yang dapat dirasakan oleh orang lain.

Karakter membutuhkan proses, karunia adalah pemberian semata dari TUHAN. Karunia akan berguna efektif jika dipergunakan secara baik seperti pada perumpamaan TALENTA.
TUHAN akan menarik kembali KARUNIA yang diberikan kepada seseorang jika seseorang tidak mampu mengelolanya dengan baik dan memberikannya kepada orang yang lebih bertanggungjawab.

Proses menuju kedewasaan seorang Kristen tidak jauh berbeda dengan analogi perjalanan fisik manusia mulai dari bayi sampai dengan tua. Pada awal kita menerima Yesus Kristus sebagai TUHAN dan JURUSELAMAT, inilah gerbang di mana kita baru lahir ke Kerajaan Allah.

Banyak orang mengira ketika kita menerima Kristus, di situlah ending kehidupannya. Bahkan sedihnya, ada teologi yang mengatakan "Sekali selamat tetap selamat". JIka kita dininabobokkan dengan teologi seperti itu, maka jangan heran kalau Kekristenan mengalami degradasi yang menyedihkan.

Ketika kita lahir baru, sebagai bayi rohani, seorang Kristen seperti itu harus benar-benar diperhatikan. Berikan makanan rohani yang cukup. Mereka memerlukan seorang "gembala" rohani yang memperhatikan mereka, menjaganya dari "serigala-serigala buas" yang keliatan maupun tidak keliatan.

Di dalam proses menuju kedewasaannya pun, mereka memerlukan seseorang gembala rohani dan memerlukan tempat bertumbuh yang baik, ibarat tanaman harus tumbuh dan mengakar di kebun yang sehat, gerejalah (bukan fisik) tempat yang dipakai TUHAN sebagai komunitas untuk saling membangun. Jangan mengira kalau rasul Paulus bisa sebegitu dasyat pelayanannya tanpa ada yang membimbingnya. Ada sebuah nama yang mungkin dilupakan, yaitu Yusuf yang disebut Barnabas.

Ketika karakter seseorang cenderung bertambah baik,maka selayaknyalah diberikan juga ruang pelayanan yang lebih karena ketika seseorang yang mempunyai kedewasaan rohani yang tinggi, mereka mampu menggunakan karunia-karunia yang dimiliki pada tempatnya sehingga sangat membangun jemaat.

[1 Korintus 14:12 Demikian pula dengan kamu: Kamu memang berusaha untuk memperoleh karunia-karunia Roh, tetapi lebih dari pada itu hendaklah kamu berusaha mempergunakannya untuk membangun Jemaat. ]

Ketika karakter & karunia bisa berjalan seiring, maka kedewasaan penuh gereja akan bisa tercapai. [Efesus 4:13]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bolehkah Dibaptis 2x ? (Roma 6:3-5)

Doktrin : Baptisan Pertanyaan apakah boleh seorang kristen dibaptis 2x (dua kali) itu hampir sama dengan apakah seorang pengikut Kristus boleh merokok atau tidak? Sama-sama tidak dijelaskan eksplisit dan terang2an, tetapi kita tahu bahwa Tuhan menjanjikan bahwa tidak ada satupun perkara yang tidak TUHAN nyatakan (Lukas 12:2), apalagi orang yang sungguh hati mencari dia. Untuk itulah, hikmat dibutuhkan untuk mencari tahu jawaban masalah ini. Untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan boleh atau tidaknya dibaptis 2x, kita harus terlebih dahulu untuk benar-benar mengerti makna baptisan. Jika anda pada saat ini saja belum memahami arti dan makna baptisan, maka terlebih dahulu anda harus mengerti tentang baptisan itu sendiri, terlebih lagi pentingnya baptisan bagi orang Kristen. Bagi setiap orang Kristen sesuai dengan Alkitab, saat dibaptis, bukan persoalan ritual belaka yang dikedepankan. Bukan juga hanya pada tatanan meminta hati nurani yang suci (1 Petrus 3:21), tetapi terlebih penting da...

Ditampar Pipi Kanan, Berikan Pipi Kiri (Matius 5:39)

Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu. (Matius 5:38-39) Salah satu ayat paling terkenal yang sering dikutip di Alkitab adalah ayat mengenai "ditampar pipi kanan, berikan pipi kiri". Sewaktu saya belum kenal Kristus, bagi saya, ayat ini merupakan sebuah tindakan bodoh, lemah dan tidak logis. Bagaimana tidak? Seorang manusia pada dasarnya sebagai manusia mempunyai naluri untuk membalas kejahatan, mereka menginginkan keadilan. Apalagi kalau memang dirinya tidak bersalah, dia harus membela haknya. Melepaskan orang yang melakukan kezaliman terhadap kita saja itu adalah sesuatu kekonyolan, apalagi MENAWARKAN dengan SUKARELA hak kita yang lain, itu suatu kemustahilan ! Mari kita periksa hati kita saudara-saudara ! Kita menuntut keadilan atas hak kita dengan dasar apa? Seringkali kita mengi...

Perumpamaan Mendirikan Menara (Lukas 14:28-30)

Saudara-saudara, percaya TUHAN YESUS saja tidak cukup, tapi mengikuti TUHAN YESUS adalah keharusan. Membaca di Injil Lukas 14:25 sampai selesai kita akan mengerti tentang kebenaran ini. Di kisah itu diceritakan ketika TUHAN YESUS melihat bahwa berduyun-duyun orang mengikuti Dia (Lukas 14:25), maka saatnyalah TUHAN YESUS menyelidiki motivasi hati mereka mengikuti Dia. Beliau tidak mau lagi ada orang-orang yang mengikuti Dia dengan motivasi ingin melihat mukjizatNya saja, atau bahkan hanya menikmati roti yang pernah Dia berikan kepada 5000 ribu di perjalanan hidupNya sebelumnya. Sudah saatnyalah Dia memberikan garis jelas bagaimana seharusnya mengikuti Dia. Begitu juga halnya yang Ia ingin tantang kepada murid-muridNya yang telah sekian lama mengikuti Dia. Dengan 2 perumpamaan yang tidak asing di mata orang Yahudi Dia memberikan gambaran sebagaimana orang-orang tersebut merespon panggilanNya. Dia tidak ingin meninabobokkan orang-orang banyak karena Dia sadar bahwa waktuNya di muka bumi ...