Senin, 28 Februari 2011

Menyalahkan TUHAN

Kebiasaan manusia di dunia ketika menghadapi permasalahan ataupun kekecewaan adalah menyalahkan TUHAN. Memang TUHAN adalah objek yang paling sering disalahkan. "Tuhan tidak adil ! Tuhan tidak mengasihi !" dan rentetan keluh kesah dialamatkan kepada sang Pencipta. Tetapi bersyukur, bahwa TUHAN tidak langsung menunjukkan murkanya ketika dihujat sedemikian rupa. Kesabarannya terhadap keluh kesah umat manusia menunjukkan KASIHNYA.

Sebenarnya, perihal menyalahkan TUHAN terjadi diakibatkan oleh kurangnya pemahaman akan pribadi TUHAN dan siapa itu TUHAN. Dan yang pasti, itu terjadi karena keegoisan manusia.

Beberapa kasus yang sering mengakibatkan manusia menyalahkan TUHAN adalah misalnya:

- Orang dilahirkan cacat
- Gagal dalam perkawinan
- Mengalami penyakit parah
- Tidak berbuat salah, tetapi dijahati
- dll

Jika anda menelusuri lebih dalam, semua peristiwa-peristiwa buruk itu terjadi bukan karena RANCANGAN TUHAN sebab pada awal sampai akhir, RANCANGAN TUHAN adalah membawa damai sejahtera. Seharusnya yang harus disalahkan itu adalah MANUSIA.

Ambil saja contoh, orang yang lahir cacat. Seorang bayi lahir dengan cacat fisik itu terjadi mungkin karena kesalahan ibu dalam mengkonsumsi obat, ibu yang merokok, kesalahan dokter, penyakit kelamin orang tua, dll. Apakah ada SALAH TUHAN ? Begitu juga dengan bayi yang lahir ke dunia, kita jangan naif bahwa itu adalah RANCANGAN TUHAN. Belum tentu !

Penentuan hari (tanggal, bulan dan tahun) seorang pria dan wanita melakukan hubungan badan itu adalah tanggung jawab manusia. Apakah itu dilakukan sesudah menikah ataupun zinah, manusialah yang memilih hari, tempat dan keadaan, BUKAN TUHAN !

Begitu juga dengan gagalnya perkawinan, adanya PERCERAIAN terjadi, apakah itu salah TUHAN? Apakah itu KEHENDAK TUHAN? Sebaiknya manusia berinstropeksi sebelum mengatakan itu adalah "COBAAN DARI ALLAH".
Apapun alasan perceraian dalam perkawinan apakah itu karena beda prinsip, ketidak-cocokan, perselingkuhan , itu semua adalah KESALAHAN MANUSIA. Jika beda prinsip, mengapa harus menikah? Jika tidak cocok, kenapa tidak "DICOCOKKAN DULU"? Kenapa buru-buru? Jika ada PERSELINGKUHAN, kenapa TIDAK BERTOBAT? Kenapa tidak jujur terhadap pasangan? Sekali lagi, adakah SALAH TUHAN?

Bahkan ketika kita tidak berbuat jahat pun tetap dizalimi / dijahati, orang yang menzalimi / menjahati itu adalah MANUSIA, BUKAN TUHAN! Sikap yang benar dan dewasa di dalam menyikapi semua peristiwa adalah justru BERINSTROPEKSI, DATANG KEPADA TUHAN, minta bantuanNya. Jika kita memang masih melakukan DOSA, bertobat ! Jika seandainya pun kita tidak melakukan salah tetapi tetap disakiti, PUJI TUHAN, itu berarti TUHAN mengizinkan hal ini terjadi supaya di masa depan ketika kita mengalami masalah, kita sudah siap secara mental !


Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu; apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati..."
(Yeremia 29:11-13)