Senin, 04 Juli 2011

Mengubah Kutuk Jadi Berkat

Beberapa kali saya mendengar bahwa ada beberapa pendeta, dan mungkin saja seringkali para hamba TUHAN mencoba untuk membahas topik ini. Tetapi prihatin, secara personal pernah saya dengar bahkan nonton secara visual bagaimana seorang hamba TUHAN yang cukup terkenal mengkhotbahkan topik sesuai judul di artikel ini dengan pemahaman yang sangat dangkal dan tidak nyambung. Setelah tadi merenung-renung BERKAT apa yang mesti saya bagikan kepada orang lain karena seharian saya didorong oleh Roh Kudus untuk membagikan BERKAT kepada siapapun dengan cara apapun, maka tadi setelah sambil latihan untuk kesembuhan penyakit, TUHAN memberikan hikmat untuk menulis topik MENGUBAH KUTUK MENJADI BERKAT. Karena keseringan jemaat TUHAN dicecoki dengan konsep-konsep yang tidak Alkitabiahlah yang membuat TUHAN "membebankan" saya untuk menulis hal ini (ampuni saya jika itu bukan kehendakMu yang TUHAN).

Saya yakin bahwa pandangan orang-orang Kristen yang sudah dicemari dunia ini selalu menganggap berkat harus diasumsikan sebagai sesuatu yang berwujud materi atau non-materi yang bisa memuaskan jasmani / badaniah manusia.
Secara bersamaan pula, orang Kristen juga akan memandang bahwa KUTUK itu identik dengan KEMISKINAN, PENYAKIT, KELAINAN FISIK, dll. Hal ini tidak mengherankan karena ajaran materialistik hedonis telah merasuki gereja. Karena pandangan itulah maka secara otomatis dan sadar tidak sadar, maka ajaran gereja secara perlahan-lahan menuntun "mata rohani" jemaat kepada perkara duniawi. Jika anda saat ini masih mempunyai pandangan seperti itu, maka jangan sampai suatu saat justru BERKAT yang ada pada anda saat ini bisa menjadi KUTUK buat anda.

Di dalam Alkitab, adalah sebuah contoh dari kisah pelayanan Yesus yang bertemu dengan seorang anak yang lahir buta permanen dari awalnya. Hal ini menimbulkan cemooh-cemooh di masyarakat saat itu yang menganggap anak ini lahir buta karena KUTUK. Para murid Yesus pun mencoba mencari jawaban mengenai siapa yang mesti bertanggungjawab, apakah orang tuanya yang telah menyatakan dosa atau diri anak inilah yang telah berbuat dosa. Tetapi Yesus menjawab mereka dengan bijak. BUKAN SALAH SIAPA-SIAPA. (Yoh 9:3)

Stigma di masyarakat dari zaman ke zaman tidaklah terlalu berbeda. Masyarakat dunia ini memang sedang justru DIBUTAKAN oleh ilah-ilah zaman (baca: KONSEP DUNIA) yang MEMBUTAKAN MATA ROHANI dengan mengarahkan manusia kepada perkara yang bersifat materi belaka yang sementara. Jika benar bahwa BERKAT haruslah berupa KESEMBUHAN dari KESEHATAN, mengapa Paulus tidak disembuhkan TUHAN? Apakah kita mengira bahwa TUHAN tidak bisa memakai KELEMAHAN menjadi KEKUATAN? Anda tahu sendiri jawabannya !

Sejarah menuliskan bahwa banyak sekali tokoh terkenal yang mempunyai kekurangan bahkan mengalami cacat permanen dipakai TUHAN untuk menjadi BERKAT yang tidak pernah dilupakan oleh dunia. Beethoven yang tuli bisa dipakai untuk menciptakan, mengcompose lagu-lagu klasik yang sungguh indah. Di zaman ini, ada seorang cacat bawaan yang tidak mempunyai tangan dan kaki bernama Nick Vujicic menjadi seorang motivator yang sangat sukses. Satu perkataan Nick yang sangat menyentuh perasaan saya dan orang-orang yang menyaksikan "khotbah"nya adalah :

"Saya bersyukur tidak mempunyai tangan dan kaki sehingga tidak mengalami siksaan salib seperti yang Yesus alami".

Belajar bersyukur dalam segala keadaan, itulah intinya. Tetapi bersyukur dalam keadaan yang tidak menyenangkan bukan perkara mudah. Apalagi bersyukur pada saat mengalami penderitaan siksaan seperti halnya yang Paulus rasakan pada saat menuliskan surat-surat kepada jemaat pada saat dipenjarakan. Untuk dapat memahami kenapa orang-orang seperti Nick Vujicic dan Paulus bisa mengucap syukur di dalam penderitaan dan kesengsaraan adalah MERUBAH POLA PIKIR. Pola pikir yang salah akan menganggap apa yang dialami Nick sebagai KUTUK. Ya, mungkin saja ada kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh orang tua Nick. Tetapi so what? Lantas, apakah dengan keadaan cacat fisik seorang menyebabkan orang cacat tidak bisa masuk surga? Di sinilah saya ingin memberitahukan sebuah rahasia yang bukan rahasia !

Orang yang cacat fisik justru lebih mudah masuk ke surga. Setidaknya ada keterbatasan yang membatasi mereka untuk melakukan dosa. Orang yang BUTA harus bersyukur mereka tidak punya mata untuk menyaksikan apa yang bisa membuat mereka berdosa. Mereka diizinkan untuk tidak menonton film porno atau melihat wanita/pria yang mengundang birahi.
Orang yang TULI harus bersyukur pula, mereka diizinkan untuk tidak mendengarkan kabar-kabar buruk, sumpah serapah, gosip, musik-musik yang tidak berkwalitas yang mempengaruhi alam bawah sadar mereka. Orang yang BISU harus bersyukur, mereka juga diizinkan untuk tidak mengucap kata-kata kosong seperti gosip, kutuk, sumpah serapah, fitnah, dll.

Tuhan Yesus pernah mengatakan, lebih baik orang yang tidak memiliki tubuh yang lengkap tetapi bisa masuk ke Kerajaan Sorga daripada sebaliknya.


Mat 18:8 Jika tanganmu atau kakimu menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung atau timpang dari pada dengan utuh kedua tangan dan kedua kakimu dicampakkan ke dalam api kekal.
Mar 9:43 Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan;


Manusia selalu tidak puas dengan keadaannya. Miskin sedikit mengeluh, sakit sedikit minta mukjizat. Tindakan-tindakan seperti inilah yang justru mendatangkan KUTUK bagi mereka.
Belajarlah dari orang-orang Israel di zaman Musa yang baru keluar dari Mesir menuju tanah Kanaan. Satu generasi mendapatkan KUTUK yang didatangkan oleh mereka sendiri, bukan TUHAN. Rencana TUHAN Allah buat mereka adalah membawa mereka masuk ke tanah Perjanjian.

Jika mata rohani seseorang dibutakan oleh konsep pengajaran yang salah, maka mereka akan menjadi pribadi yang tidak bertanggungjawab dan lari dari realita kehidupan.
Akibatnya, sedikit-sedikit minta mukjizat. Dengan begitu, mereka akan pada tahap tertentu selalu memaksa TUHAN untuk memberkati mereka. Akibat paling fatal adalah MENINGGALKAN TUHAN KARENA DOA YANG TIDAK TERJAWAB.
Itulah KUTUK BAGI MEREKA.

Saat ini, saya yang menulis artikel ini mengalami sendiri pengajaran TUHAN yang tidak bisa didapatkan oleh orang lain. Saya bersyukur diizinkan oleh TUHAN mengalami sakit di kaki yang sudah bertahun-tahun.
Pengalaman sakit ini justru membuat saya bisa belajar untuk tetap rendah hati di hadapan manusia dan merendahkan diri di hadapan TUHAN. Saya sadar, selama fisik saya sembuh ketika saat kuliah dulu, justru kelebihan fisik saya dipakai untuk kesia-siaan yang mendatangkan kutuk bagi saya.
Kehidupan foya-foya, dugem, narkoba membuat BERKAT yang dikaruniakan menjadi KUTUK pada tahun-tahun setelahnya. Didikan beberapa tahun ini tidak banyak diterima oleh orang-orang lain. Pengalaman seperti inilah yang membuat saya bisa belajar banyak dari TUHAN.
Saya menyadari, jika TUHAN terlalu cepat menyembuhkan saya, maka sangat mungkin sekali saya akan terjerat kembali ke dalam lembah dosa. Tetapi justru karena kebaikan TUHAN Allah yang tidak secara instant memberikan kesembuhan, maka saya bisa belajar untuk bersabar, bergantung kepada TUHAN, tidak sombong, mempunyai waktu lebih banyak untuk membaca Alkitab, dll.

Jika Beethoven dengan tulinya (yg mungkin dianggap kutuk) bisa menjadi BERKAT kepada dunia, jika Nick Vujicic yang tidak punya tangan dan kaki justru menjadi TEGURAN bagi orang yang lengkap fisiknya, jika Paulus justru di dalam kelemahan fisiknya melihat kuasa TUHAN, jika salib Yesus yang bagi dunia adalah kutuk justru menjadi BERKAT KESELAMATAN BAGI KITA, so, apa pandangan anda mengenai KUTUK dan apa yang menjadi pandangan anda mengenai BERKAT?
Saudara-saudara, jangan sampai justru apa yang saat ini ada pada anda yang anggap sebagai berkat justru membawa kutuk kepada anda. Periksalah saat ini, apakah HARTA anda sudah jadi jerat bagi anda? Atau mungkin KECANTIKAN/KETAMPANAN/KELEBIHAN FISIK anda membuat anda menjadi TINGGI HATI?
Atau bahkan KEPINTARAN dan KEJENIUSANMU membuat anda berpikir LICIK dan PENUH INTRIK?
Jangan sampai hal-hal tersebut yang saat ini adalah BERKAT justru pada akhirnya menjadi KUTUK !

Ubahlah perspektif anda! Semoga TEGURAN di artikel ini menjadi BERKAT buat saudara.
Salam.