Di artikel ini saya mencoba untuk mengulas mengenai seorang hamba Abraham yang sebenarnya tidak tertulis namanya di Kejadian pasal 24.
Dari sifat dan tindakannya jika dibaca di pasal ini, kita bisa mengetahui bahwa hamba ini bukan hamba yang sembarangan diberikan beban tanggung jawab yang sangat besar.
Dia diberikan sebuah misi untuk mendapatkan pasangan hidup bagi Ishak, anak Abraham.
Pengamat Alkitab menafsirkan bahwa hamba ini bernama Eliezer, hamba Abraham yang disebut-sebut Abraham sebagai kandidat pewarisnya ketika TUHAN menyatakan diri melalui sebuah penglihatan (baca Kejadian 15:2)
Abram menjawab: "Ya Tuhan ALLAH, apakah yang akan Engkau berikan kepadaku, karena aku akan meninggal dengan tidak mempunyai anak, dan yang akan mewarisi rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu."
Abraham yang waktu itu masih mengenakan nama Abram tidak menyebut-nyebut kandidat lain mungkin di dalam hatinya, hamba inilah yang "paling pantas" menjadi ahli waris keluarganya jika dia tidak dikaruniakan seorang anak, mungkin juga karena memang dialah hamba paling senior yang dipunyai oleh Abram.
Pertimbangan lain Abram saat itu juga dipengaruhi oleh sifat heroik Eliezer yang membantu dirinya di dalam membantu Abram di dalam pembebasan Lot dari sanderaan beberapa raja pada saat perang antar beberapa kerajaan (baca Kejadian 14)
Dan untuk menuntaskan misi yang besar ini, tanggung jawab tentunya diberikan kepada seorang hamba yang terlatih dan sudah teruji kesetiaannya.
Nah, kali ini kita akan menelusuri karakter-karakter seorang yang bisa diberikan tanggung jawab besar yang dipunyai oleh Eliezer.
Berikut ini Ciri-Ciri Orang Yang Bisa Memikul Tanggung Jawab Besar:
1. Menyelidiki Secara Seksama Sebelum Mengambil Keputusan (Kej 24:1-9)
Hamba ini tidak secara langsung bersumpah kepada Abraham ketika dimintai sumpahnya.
"..Baiklah letakkan tanganmu di bawah pangkal pahaku, supaya aku mengambil sumpahmu demi TUHAN, Allah yang empunya langit dan yang empunya bumi ..." (Kej 24:2-3)
Dia bertanya mengenai kemungkinan-kemungkinan lain yang seandainya timbul.
Lalu berkatalah hambanya itu kepadanya: "Mungkin perempuan itu tidak suka mengikuti aku ke negeri ini; haruskah aku membawa anakmu itu kembali ke negeri dari mana tuanku keluar?" (Kej 24:5)
Pertanyaan seperti inilah yang akan mendapatkan kejelasan mengenai rencana misinya ke depan sehingga dia tidak salah melangkah.
Dari jawaban itulah, baru hamba ini mengambil keputusan untuk bersumpah kepada Abraham di hadapan TUHAN.
Lalu hamba itu meletakkan tangannya di bawah pangkal paha Abraham, tuannya, dan bersumpah kepadanya tentang hal itu. (Kej 24:9)
Pengkhotbah 5:2 Janganlah terburu-buru dengan mulutmu, dan janganlah hatimu lekas-lekas mengeluarkan perkataan di hadapan Allah, karena Allah ada di sorga dan engkau di bumi; oleh sebab itu, biarlah perkataanmu sedikit.
Tanpa petunjuk yang jelas, seseorang akan mengalami kesulitan di dalam menjalankan sebuah tugas.
Sebagai pemimpin di perusahaan, anda juga harus memberikan instruksi jelas kepada bawahan supaya mereka juga merasa terlindungi.
Sebagai bawahan, kita pun mesti bertanya dengan jelas tentang apa yang mesti kita lakukan dan alternatif-alternatif lain (plan B, plan C) jika pilihan utama gagal.
Jangan takut untuk bertanya. Pepatah mengatakan "Takut bertanya, sesat di jalan".
2. Mempersiapkan Segala Keperluan Yang Dibutuhkan (Kej 24:10)
Kej 24:10 Kemudian hamba itu mengambil sepuluh ekor dari unta tuannya dan pergi dengan membawa berbagai-bagai barang berharga kepunyaan tuannya; demikianlah ia berangkat menuju Aram-Mesopotamia ke kota Nahor.
Sesudah mendapatkan arahan yang jelas, sikap selanjutnya dari hamba ini adalah mempersiapkan segala keperluan yang dibutuhkan di perjalanan. Apalagi perjalanan yang dilakukan sangat jauh.
Tanpa persiapan matang, jangan berharap misi akan sukses.
'
Kita bisa belajar juga dari Nehemia dari Kitab Nehemia sebelum membantu membangun kembali tembok-tembok Yerusalem.
Yesus Kristus juga mengajarkan persiapan yang matang sebelum melakukan segala sesuatu.
Luk 14:28 Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu?
Allah Pencipta langit dan bumi juga mempersiapkan segala sesuatu dengan matang sebelum manusia diciptakan di bumi ini.
Dari hari ke-1 sampai dengan hari ke-5, TUHAN sudah merencanakan sebuah tempat yang sudah layak untuk ditempati manusia.
Pernahkah anda berimajinasi kalau manusia diciptakan pada hari pertama? Selanjutnya baru menciptakan yang lainnya?
Ams 24:6 Karena hanya dengan perencanaan engkau dapat berperang, dan kemenangan tergantung pada penasihat yang banyak.
3. Berdoa (Kej 24:12-14)
Doa adalah sebuah sistem yang sudah dirancang oleh TUHAN kepada semua umat manusia di mana di waktu itulah manusia bisa meminta, berharap, berkomunikasi dan mengucap syukur.
Begitu juga dengan hamba ini, dia sadar, bahwa dia itu hanyalah seorang yang lemah dan tanggung jawab yang diembannya pun berat. Tanpa bantuan TUHAN, jangan harap ada kesuksesan yang sesuai kehendak TUHAN.
3a. Berdoa : Meminta Penyertaan TUHAN Yang Benar(Kej 24:12)
Kej 24:12 Lalu berkatalah ia: "TUHAN, Allah tuanku Abraham, buatlah kiranya tercapai tujuanku pada hari ini, tunjukkanlah kasih setia-Mu kepada tuanku Abraham.
Hamba ini tahu bahwa Abraham adalah orang yang sangat diberkati oleh TUHAN. Kesaksian demi kesaksian selama berpuluh-puluh tahun membuat orang ini sadar bahwa TUHAN yang disembah Abraham adalah TUHAN yang benar dan TUHAN yang maha besar.
Untuk itulah hamba ini berdoa meminta pertolongan TUHAN Abraham, bukan sembarang TUHAN.
Kita sebagai umat Kristiani juga diberikan sebuah arahan jelas untuk meminta dalam nama Yesus sehingga jelas dan terarah kepada siapa doa kita ditujukan.
Yoh 14:14 Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya."
Baca lebih lanjut mengenai artikel DOA di blog ini juga di sini
3b. Berdoa : Meminta Petunjuk Jelas (Kej 24:13-14)
Di sini aku berdiri di dekat mata air, dan anak-anak perempuan penduduk kota ini datang keluar untuk menimba air. Kiranya terjadilah begini: anak gadis, kepada siapa aku berkata: Tolong miringkan buyungmu itu, supaya aku minum, dan yang menjawab: Minumlah, dan unta-untamu juga akan kuberi minum--dialah kiranya yang Kautentukan bagi hamba-Mu, Ishak; maka dengan begitu akan kuketahui, bahwa Engkau telah menunjukkan kasih setia-Mu kepada tuanku itu."
(Kej 24:13-14)
Ada kalanya seseorang ketika diberikan sebuah perintah untuk melakukan sebuah misi, karena sebuah karakter dasar dari pribadi tersebut yang hati-hati dan teliti, mereka membutuhkan sebuah petunjuk yang jelas dari TUHAN.
Mungkin ada juga yang didasarkan karena kekurangyakinan seperti yang dialami MUSA, atau masalah percaya diri yang dialami Gideon sehingga harus berkali-kali minta tanda-tanda jelas dan petunjuk-petunjuk jelas dari malaikat TUHAN.
Para rasul di abad awal juga beberapa kali meminta dengan jelas petunjuk dan tanda-tanda dari TUHAN.
Saat mengangkat Matias sebagai rasul kedua belas menggantikan Yudas Iskariot.
Hamba ini pun melakukan hal yang sama, karena saking banyaknya kandidat yang ada tanpa diberikan alamat jelas di mana sanak saudara Abraham tinggal, maka hamba ini meletakkan pengharapan sepenuhnya kepada pimpinan TUHAN dengan berdoa meminta petunjuk dan tanda yang jelas.
4. Respon (Kej 24:17)
4a. Respon Atas Jawaban Doa Dengan Segera
Kej 24:17 Kemudian berlarilah hamba itu mendapatkannya serta berkata: "Tolong beri aku minum air sedikit dari buyungmu itu."
Orang bijak berkata "Kesempatan tidak datang dua kali".
Seringkali hal ini memang terjadi. Jika kita tidak peka, maka seringkali kesempatan emas terlewatkan begitu saja di dalam kehidupan.
Jangan bermalas-malasan.
Ams 10:4 Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya.
4b. Respon Atas Jawaban Doa Dengan Iman
Kej 24:17 Kemudian berlarilah hamba itu mendapatkannya serta berkata: "Tolong beri aku minum air sedikit dari buyungmu itu."
Karena isi doanya adalah meminta tanda jelas dari TUHAN, maka ketika TUHAN mengirimkan seorang gadis kepada dirinya, maka dia pun segera meresponnya sesuai dengan apa yang telah dia doakan (Kej 24:14).
Dulu saya pernah berdoa supaya TUHAN memberikan seorang teman untuk saya jangkau, dan ketika doa saya terkabulkan, saya pun harus meresponnya dengan terus memfollow-up keadaan teman saya tersebut.
Ketika kita minta tuaian dari TUHAN, kita pun harus menjadi para pekerja untuk TUHAN.
5. Teliti (Kej 24:21-25)
5a. Teliti Dengan Hasil Sementara (Kej 24:21)
Kej 24:21 Dan orang itu mengamat-amatinya dengan berdiam diri untuk mengetahui apakah TUHAN membuat perjalanannya berhasil atau tidak.
Sudah jelas bahwa hamba ini adalah orang yang teliti, berhati-hati dan tidak cepat puas.
Walaupun sudah beberapa tanda diberikan kepada TUHAN, tapi dia tetap tidak gegabah karena dia menyadari bahwa dia hanya manusia yang bisa membuat kesalahan di dalam tindakan.
Untuk itu, dia harus cek dan ricek hasil yang telah didapatinya.
Kita pun diajarkan Firman TUHAN bahwa harus teliti !
1 Tes 5:21 Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik.
5b. Teliti Dengan Keputusan Yang Akan Diambil (Kej 24:22-25)
Setelah unta-unta itu puas minum, maka orang itu mengambil anting-anting emas yang setengah syikal beratnya, dan sepasang gelang tangan yang sepuluh syikal emas beratnya, serta berkata: "Anak siapakah engkau? Baiklah katakan kepadaku! Adakah di rumah ayahmu tempat bermalam bagi kami?" Lalu jawabnya kepadanya: "Ayahku Betuel, anak Milka, yang melahirkannya bagi Nahor." Lagi kata gadis itu: "Baik jerami, baik makanan unta banyak pada kami, tempat bermalampun ada." (Kej 24:22-25)
Setengah dari perjalanannya telah berhasil, tapi dia cepat puas hati dan jadi gegabah dalam bertindak. Sebelum dia memutuskan untuk memberikan pemberian "mas kawin" kepada Ribka,
hamba ini masih harus mengkonfirmasi sekali lagi latar belakang Ribka secara jelas dengan silsilah yang pernah dia dapatkan dari Abraham sehingga dia benar-benar memberikan pemberian yang telah dibawanya dari jauh sebagai mas kawin kepada Ribka dan kepada keluarganya.
Ketika cocok informasi yang dimiliki olehnya dan informasi keluarga Ribka, maka dia baru berani ambil keputusan.
6. Bersyukur Kepada TUHAN (Kej 24:26-27,24:52)
Lalu berlututlah orang itu dan sujud menyembah TUHAN, serta berkata: "Terpujilah TUHAN, Allah tuanku Abraham, yang tidak menarik kembali kasih-Nya dan setia-Nya dari tuanku itu; dan TUHAN telah menuntun aku di jalan ke rumah saudara-saudara tuanku ini!"
(Kej 24:26-27)
Sebagai hamba yang dipercayakan oleh tuannya untuk mengemban amanat besar, sudah selayaknya dia bersyukur atas penyertaan TUHAN yang telah menuntunnya dari 'nowhere to somewhere'.
Orang ini mempunyai hati hamba, dia tetap bersyukur walaupun dia tahu bahwa misi ini sebenarnya bukan untuk dirinya sendiri.
Sudahkah kita mengucap syukur kalau orang lain mendapatkan keuntungan dan kehormatan? Atau kita memilih iri hati?
Sudahkah kita mengucap syukur atas pertolongan TUHAN di dalam hidup kita?
Hamba ini sudah!
7. Tidak Cepat Puas Sebelum Waktunya (Kej 24:33)
Kej 24:33 Tetapi ketika dihidangkan makanan di depannya, berkatalah orang itu: "Aku tidak akan makan sebelum kusampaikan pesan yang kubawa ini." Jawab Laban: "Silakan!"
Sebelum dia mengutarakan maksud dan tujuan perjalanannya, hamba ini merasa terbeban untuk menjelaskan misi yang diberikan oleh tuannya.
Adalah sebuah tanggung jawab moral yang bagus yang bisa dijadikan teladan untuk kita sebelum bertindak. Jangan cepat puas sebelum maksud dan tujuan kita tercapai, terutama yang berhubungan dengan Kerajaan Allah.
8. Jujur & Terperinci (Kej 24:34-49)
Hamba ini menjelaskan siapa dirinya, tanggung jawab apa yang diberikan oleh tuannya dan bagaimana TUHAN begitu menyertainya dari A-Z tanpa ada yang ditutup-tutupi.
Dia tidak menambah-nambah ("membumbui") atau mengurangi-ngurangi cerita sehingga cerita bisa tampak lebih menarik. Kejujuran akan membuat orang lain menaruh percaya kepada kita.
Berterus terang akan diri kita , terlebih lagi kekurangan kita justru akan menaruh simpati orang kepada kita. Hasil dari kejujuran mendatangkan hasil yang baik:
Lalu Laban dan Betuel menjawab: "Semuanya ini datangnya dari TUHAN; kami tidak dapat mengatakan kepadamu baiknya atau buruknya. Lihat, Ribka ada di depanmu, bawalah dia dan pergilah, supaya ia menjadi isteri anak tuanmu, seperti yang difirmankan TUHAN."
(Kej 24:50-51)
9. Tidak Menunda-Nunda Tugas & Tanggung Jawab (Kej 24:56)
Kej 24:56 Tetapi jawabnya kepada mereka: "Janganlah tahan aku, sedang TUHAN telah membuat perjalananku berhasil; lepaslah aku, supaya aku pulang kepada tuanku."
Adalah kebiasan manusia untuk menunda-nunda tugas yang diberikan kepadanya, tetapi jika memiliki hati seorang hamba seperti yang ditujukan oleh hamba Abraham ini,
maka kesuksesan akan kita raih.
Sebenarnya hamba ini punya waktu selama 10 hari untuk menikmati waktu istirahat ketika keluarga Ribka meminta waktu 10 hari untuk menghabiskan waktu bersama dengannya.
Tetapi "time is money" memang ada betulnya, bahkan dibenak hamba ini mungkin "time is more than money". Ada pertanggungjawaban yang harus dia berikan kepada tuannya Abraham.
Belum lagi keputusan seseorang bisa berubah dalam hitungan jam karena sifat manusia terkadang tidak punya pendirian, maka lebih baik tidak punya sifat menunda-nunda seperti hamba Abraham ini.
Kej 24:55 Tetapi saudara Ribka berkata, serta ibunya juga: "Biarkanlah anak gadis itu tinggal pada kami barang sepuluh hari lagi, kemudian bolehlah engkau pergi."
10. Selalu Rendah Hati (Kej 24:65)
Kej 24:65 Katanya kepada hamba itu: "Siapakah laki-laki itu yang berjalan di padang ke arah kita?" Jawab hamba itu: "Dialah tuanku itu." Lalu Ribka mengambil telekungnya dan bertelekunglah ia.
Kej 24:34 Lalu berkatalah ia: "Aku ini hamba Abraham.
Walaupun seluruh misi ini dikerjakan olehnya, namun hamba ini dengan kerendahan hati mengakui bahwa Ishak adalah tuannya.
Dia sadar akan posisinya siapa dan tidak mencuri kemuliaan tuannya.
Sebenarnya dari awal, hamba ini bisa saja berkhianat dengan memilih untuk melarikan harta yang akan dibawa untuk meminang Ribka, apalagi mengingat bahwa perjalanan yang ditempuh adalah sangat jauh,
tujuannya yang tidak begitu jelas, tetapi dia memilih setia !
Yesus pun berlaku rendah hati di dalam pelayanannya:
Yoh 5:19 Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak.
11. Mempertanggung-jawabkan Hasil / Reporting (Kej 24:66)
Kej 24:66 Kemudian hamba itu menceritakan kepada Ishak segala yang dilakukannya.
Dan akhirnya, memberikan pertanggung jawaban kepada atasan adalah sebuah tugas akhir yang harus dilakukan oleh semua bawahan.
Di dalam pekerjaan dan pelayanan kita pun begitu, seorang hamba harus bekerja dan harus memberikan reporting untuk direview.
Persoalan apakah hasil diterima atau tidak bukan lagi tugas kita, tapi oleh atasan kita.
Sebagai anak Allah, kita pun wajib melakukan hal itu dalam pelayanan, tidak boleh kita seenaknya mengerjakan sesuatu dan tidak berani bertanggung jawab.
Kebiasan reporting ini juga diterapkan oleh murid-murid Yesus pada saat pelayanan mereka bersama-sama yang bisa anda baca di Lukas 10:17.
Di kitab Kisah Para Rasul pun juga, rasul-rasul ketika telah menuntaskan pelayanan di suatu daerah, mereka selalu melaporkan hasilnya kepada panatua di Yerusalem.
Akhirnya saudara-saudara, jika kita ingin menjadi orang yang bisa diberikan tanggung jawab besar, kita mesti memiliki hati hamba seperti halnya Eliezer.
Orang-orang setia lah yang akan dipercayakan tanggung jawab besar.
Luk 16:10 "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.
Luk 19:17 Katanya kepada orang itu: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik; engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota.
Sebagai umat percaya yang telah dijadikan sebagai anak Allah, Tuhan Yesus selalu mengajarkan kepada murid-muridNya untuk selalu mempunyai rasa tanggung jawab seperti layaknya seorang hamba, dan Dia pun telah memberikan teladan seperti itu.
Kita tidak boleh menyalahgunakan status kita sebagai seorang anak Allah untuk justru berlaku sombong dan tinggi hati.
Inilah kutipan indah dari sikap seorang rasul Paulus:
1 Kor 9:19 Sungguhpun aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang.
------------------------------------------
Referensi:
http://www.answers.com/topic/eliezer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.