Sabtu, 25 Agustus 2012

"Melayani TUHAN Dengan Harta"

Jika anda bertanya kepada banyak orang "Kristen" kenapa tidak melayani TUHAN, mereka sebagian besar akan menjawab "Tunggu kalau saya sudah punya harta, saya akan melayani TUHAN pada saat itu". Di antara jutaan orang tersebut, mungkin itu adalah anda. Yang pasti itu adalah saya waktu masih hidup di dalam kedagingan.
Sebenarnya persepsi seperti itu ("MELAYANI TUHAN DENGAN UANG") juga harus menjadi teguran buat hamba-hamba TUHAN yang saat ini di dalam isi khotbahnya lebih mirip pengemis daripada wakil TUHAN. Pokok persepuluhan yang dikhotbahkan para pendeta yang selalu menjadi topik paling utama itulah yang membuat banyak menyangka bahwa melayani TUHAN hanya melulu berdasarkan harta.

Apapun alasan dan dalih orang Kristen melayani TUHAN jika sudah kaya akan menimbulkan pertanyaan kepada diri mereka sendiri "apakah waktu itu punya kamu?".
Atau "apakah kamu berani jamin kamu akan kaya?". Atau mungkin akan bertanya "apakah AKU kekurangan uang sehingga harus kamu yang memberikan harta kepada saya?"
"Berapa banyak harta yang kamu punyai sehingga bisa menolong ratusan juta orang miskin di muka bumi ini?"

Manusia adalah mahkluk yang tidak bisa dipercaya. Alkitab sendiri menyatakan "tidak ada manusia yang bisa dipercaya, satupun tidak". Proses dari kemiskinan menuju kekayaan pun begitu panjang. Di sana banyak sekali godaan "bagaimana mendapatkan harta","apakah pribadi tersebut masih ingat nazarnya","apakah kalau sudah kaya dan terikat dengan uang, masihkah punya hati untuk memberi".
Tomorrow is still mystery bagi orang-orang tersebut.

Di dunia ini terdapat banyak sekali orang yang hidup dalam kemiskinan. Dari sejak awal peradaban manusia sampai sekarang, orang-orang miskin tidak ada habisnya.
TUHAN Yesus sendiri mengatakan "orang miskin selalu ada di dekatmu" (Markus 14:7) kepada Yudas saat memprotes tindakan Maria Magdalena ketika memberikan minyak narwastu sebagai minyak yang mengurapi tubuh Yesus di Betania.

Yesus memanggil murid-muridNya bukan dengan spesifikasi berapa harta yang mereka punya. Justru ketika mempunyai harta, di saat itu juga mereka melepaskan dan mengikuti Yesus. Matius alias Lewi yang mempunyai harta dari hasil cukai, Petrus saat tangkapan ikan yang banyak, Paulus saat mempunyai kedudukan dan kuasa. Belum lagi Zakeus yang bertobat dan membayar kembali lebih dari setengah hartanya kepada korban-korban yang pernah dicuranginya. Mereka semua adalah orang yang justru meninggalkan harta dan kekayaan saat mereka dipanggil.

Tetapi ada orang kaya yang tidak dapat mengikuti Yesus karena tidak dapat melepaskan hartanya.
Matius 19:21 Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."

Jika anda dan saya mempunyai hati untuk layani TUHAN dengan HARTA, layanilah TUHAN saat anda masih MISKIN, disitu letak KEKAYAANMU. Contohi janda miskin (Markus 12:43)
Jika motivasimu benar pada saat masih miskin, maka ketika anda sudah punya kesempatan untuk memegang harta, anda tidak akan seperti YUDAS. Saat ini banyak sekali Yudas-Yudas yang melayani TUHAN di mimbar-mimbar TUHAN. Mereka mencuri harta jemaat dengan memperalat Firman TUHAN. Mungkin mereka adalah salah satu dari orang yang dulu pernah mengatakan "Tunggu kalau saya sudah punya harta, saya akan melayani TUHAN pada saat itu".