MENGINGAT KASIH MULA-MULA
Sebuah perjumpaan pertama antara kita dan TUHAN adalah suatu momen peristiwa yang seharusnya tidak akan kita lupakan seumur hidup kita. Pada dasarnya, manusia adalah mahkluk yang punya kebiasan pelupa, terutama mudah lupa akan kebaikan-kebaikan orang, apalagi kebaikan TUHAN.
Mengingat keburukan dan kejahatan orang lain akan lebih mudah bagi seorang manusia daripada mengingat kebaikannya, parahnya lagi TUHAN yang tidak pernah membuat satupun keburukan kepada manusia seringkali disalah-mengerti oleh manusia sehingga ketika ada satu-dua masalah "buruk" terjadi di dalam hidupnya, ribuan kasih TUHAN bisa dilupakan dalam sekejap. Biasanya dan seringkali, untuk mengingatkan kasih mula-mula manusia akan TUHAN, manusia harus dihadapkan pada masalah besar dahulu sebelum hatinya berbalik kepada TUHAN.
Satu contoh di Alkitab yang menggambarkan kisah hidup seorang tokoh Alkitab yang jalan hidupnya mirip sekali dengan Kristen pada umumnya adalah Yakub. Kehidupan tokoh Yakub di Perjanjian Lama dihiasi dengan pengalaman bersama TUHAN yang menakjubkan. Satu hal yang bisa kita tangkap dari cerita perjalanan hidup dari tokoh yang nantinya dinamakan Israel ini adalah TITIK AWAL PERJALANAN ROHANINYA ketika berada di Betel.
Kisah ini bisa kita baca di kitab Kejadian 28:10-22. Pada saat itulah dia mengalami satu peristiwa perjumpaan dengan TUHAN yang membuatnya tercengang-cengang akan keagungan TUHAN. (Kej 28:17) Saat itu jugalah, Allah menyatakan diri dan janjiNya kepada Yakub. (Kej 28:13-15)
Pada saat pertama kali perjumpaan kita bersama TUHAN, ada satu keyakinan besar akan keselamatan di dalam hati kita yang tidak bisa kita lukiskan dengan kata-kata.
Saat itu, baik hati dan ucapan kita ingin memberikan hidup kita sepenuhnya kepada TUHAN sebagai ungkapan terima kasih mendalam kepada TUHAN. (Kej 28:20-22).
Ada contoh lain di Alkitab tentang perasaan yang tidak terkatakan mengenai keagungan TUHAN. Kita bisa membaca dari kisah Petrus ketika menyaksikan transfigurasi Yesus dalam wujud kemulianNya di atas gunung (Markus 9:5).
Tetapi seiring kehidupan kita, di mana ada kesulitan, kesenangan, keinginan yang belum terpenuhi, penderitaan, dari hari ke hari, perasaan penuh sukacita pada saat kasih mula-mula tersebut menjadi pudar.
Yakub, setelah pengalaman perjumpaan pertama bersama TUHAN di Betel, ada berbagai gejolak hidup dirinya yang dialaminya, bekerja untuk Laban untuk mendapatkan Rahel tetapi tertipu oleh Laban karena diberikan Lea kepadanya, menghadapi istri-istrinya yang manja dan egois, diperas oleh Laban terhadap pekerjaannya, dan lain-lain sampai pada saat dirinya dan keluarganya menghadapi masalah besar ketika anak-anaknya berbuat ulah dengan membunuh dan menjarah orang-orang di Sikhem tanah Kanaan.
Persoalan memang terkadang dipakai oleh TUHAN untuk membawa umat pilihanNya kembali kepadaNya. Kecenderungan manusia yang seringkali memakai hikmat dan kekuatan pribadi akan menjadi bumerang bagi hidupnya. Sebenarnya, sebagai Bapa yang baik, persoalan dan kesulitan bukanlah rancangan utama TUHAN untuk menginsyafkan anak-anakNya. Tetapi apa boleh buat, manusia memang harus diperlakukan seperti itu. Tetapi maksud baik TUHAN tersebut juga memberikan pengalaman hidup yang baik sebagai pelajaran di masa mendatang sehingga kita menjadi lebih dewasa.
Yakub, seorang pengembara yang juga dididik dan ditempa oleh pengalaman hidupnya, tapi satu hal yang tidak berubah adalah penyertaan TUHAN di dalam hidupnya. Ketika dia mengalami masalah, TUHAN selalu hadir memberikan jalan keluar kepadanya. Ketika dia takut memandang muka Esau, TUHAN menampakkan diri kepadanya dan memberikan kemenangan kepadanya.
Ketika dia terkepung oleh warga-warga Kanaan yang jumlah dan kekuatan lebih besar daripada seisi keluarganya, TUHAN mengingatkan dirinya akan kasih mula-mula yang pernah dia alami bersama TUHAN. TUHAN mengingatkan bahwa sewaktu dia lari dari Esau, TUHAN memberikan sebuah keyakinan yang kuat disertai dengan sebuah mimpi tentang tangga menuju surga yang begitu membekas di hatinya. Janji-janji akan masa depan cerah kepada diri dan keturunannya diberikan TUHAN sebagai pegangan akan pengharapan yang tidak akan pernah diingkari.
Kita pun jangan mengingkari janji kita kepada TUHAN !
MENGALAMI KEMBALI KASIH MULA-MULA
Keyakinan yang kuat karena pengalaman diselamatkan TUHAN adalah pegangan bagi kita untuk terus beriman dan mengikuti TUHAN sepanjang hidup kita. Yakub yang menyadari bahwa TUHAN yang pernah melepaskan dirinya dari Esau (Kej 35:3) juga mampu untuk melepaskan dirinya dari kejaran orang-orang Kanaan (Kej 34:30).
Tentu saja mengingat tidak cukup, mengalami kembali kasih mula-mula adalah kunci kita untuk mengikuti TUHAN seumur hidup kita.
Tetapi untuk mengalami hal itu, ada 3 hal pokok yang mesti kita lakukan :
1.PERTOBATAN
Haruslah ada pertobatan setiap harinya. Harus ada kepekaan di dalam diri kita akan dosa yang masih kita simpan. Yakub pun menyadari hal itu, untuk kembali ke Betel menggenapi misi yang diberikan TUHAN, dia harus mengenyahkan berhala-hala yang masih dipegang oleh orang-orang bersamanya karena dia adalah kepala rumah tangga.
Kej 35:2 "Jauhkanlah dewa-dewa asing yang ada di tengah-tengah kamu"
2.KEKUDUSAN
Selain itu, menjaga kekudusan hidup juga kunci penting untuk mengalami kasih semula. Tanpa kekudusan, kita tidak bisa "bertemu" TUHAN (Ibrani 12:14).
TUHAN itu kudus, kita pun mesti kudus.
Kej 35:2 "tahirkanlah dirimu"
3.PERUBAHAN GAYA HIDUP
Tanpa disertai perubahan hidup, sia-sialah semua tindakan yang telah kita ambil. Pertobatan sejati meliputi seluruh aspek pikiran, hati dan perbuatan.
Silahkan dibaca kisah perumpamaan yang diceritakan TUHAN YESUS (Matius 22:1-12)
Kej 35:2 "tukarlah pakaianmu."
Dari kisah Yakub ini, kita bisa menyadari betapa luar biasanya dan seriusnya TUHAN ingin membangun hubungan bersama dengan kita. Kita juga bisa meneladani keputusan-keputusan Yakub yang semakin waktu semakin matang dan dewasa di dalam kehidupannya.
Dari seorang penipu menjadi seorang yang bijak. Semua kedewasaan yang didapatinya semua karena pengalaman hidup mengalami kasih TUHAN ! Maukah kita mengalami senantiasa kasih TUHAN di dalam hidup kita? Jadilah orang yang tahu berterima kasih, terutama kepada TUHAN.
Referensi Ayat:
Allah berfirman kepada Yakub: "Bersiaplah, pergilah ke Betel, tinggallah di situ, dan buatlah di situ mezbah bagi Allah, yang telah menampakkan diri kepadamu, ketika engkau lari dari Esau, kakakmu."
Lalu berkatalah Yakub kepada seisi rumahnya dan kepada semua orang yang bersama-sama dengan dia: "Jauhkanlah dewa-dewa asing yang ada di tengah-tengah kamu, tahirkanlah dirimu dan tukarlah pakaianmu.
Marilah kita bersiap dan pergi ke Betel; aku akan membuat mezbah di situ bagi Allah, yang telah menjawab aku pada masa kesesakanku dan yang telah menyertai aku di jalan yang kutempuh."
Mereka menyerahkan kepada Yakub segala dewa asing yang dipunyai mereka dan anting-anting yang ada pada telinga mereka, lalu Yakub menanamnya di bawah pohon besar yang dekat Sikhem.
Sesudah itu berangkatlah mereka. Dan kedahsyatan yang dari Allah meliputi kota-kota sekeliling mereka, sehingga anak-anak Yakub tidak dikejar.
Lalu sampailah Yakub ke Lus yang di tanah Kanaan--yaitu Betel--,ia dan semua orang yang bersama-sama dengan dia.
Didirikannyalah mezbah di situ, dan dinamainyalah tempat itu El-Betel, karena Allah telah menyatakan diri kepadanya di situ, ketika ia lari terhadap kakaknya.
(Kejadian 35:1-7)
Maka Yakub berangkat dari Bersyeba dan pergi ke Haran.
Ia sampai di suatu tempat, dan bermalam di situ, karena matahari telah terbenam. Ia mengambil sebuah batu yang terletak di tempat itu dan dipakainya sebagai alas kepala, lalu membaringkan dirinya di tempat itu.
Maka bermimpilah ia, di bumi ada didirikan sebuah tangga yang ujungnya sampai di langit, dan tampaklah malaikat-malaikat Allah turun naik di tangga itu.
Berdirilah TUHAN di sampingnya dan berfirman: "Akulah TUHAN, Allah Abraham, nenekmu, dan Allah Ishak; tanah tempat engkau berbaring ini akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu.
Keturunanmu akan menjadi seperti debu tanah banyaknya, dan engkau akan mengembang ke sebelah timur, barat, utara dan selatan, dan olehmu serta keturunanmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.
Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau, ke manapun engkau pergi, dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini, sebab Aku tidak akan meninggalkan engkau, melainkan tetap melakukan apa yang Kujanjikan kepadamu."
Ketika Yakub bangun dari tidurnya, berkatalah ia: "Sesungguhnya TUHAN ada di tempat ini, dan aku tidak mengetahuinya."
Ia takut dan berkata: "Alangkah dahsyatnya tempat ini. Ini tidak lain dari rumah Allah, ini pintu gerbang sorga."
Keesokan harinya pagi-pagi Yakub mengambil batu yang dipakainya sebagai alas kepala dan mendirikan itu menjadi tugu dan menuang minyak ke atasnya.
Ia menamai tempat itu Betel; dahulu nama kota itu Lus.
Lalu bernazarlah Yakub: "Jika Allah akan menyertai dan akan melindungi aku di jalan yang kutempuh ini, memberikan kepadaku roti untuk dimakan dan pakaian untuk dipakai,
sehingga aku selamat kembali ke rumah ayahku, maka TUHAN akan menjadi Allahku.
Dan batu yang kudirikan sebagai tugu ini akan menjadi rumah Allah. Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepada-Mu."
(Kejadian 28:10-22)