Selasa, 17 Agustus 2010

Grasi & Hukum Tabur Tuai di Agama Kristen

Beberapa hari yang lalu saya menuliskan konsep Kasih dan Kebenaran Allah yang mutlak dan harus diketahui oleh semua orang Kristen.
Mengenal konsep yang benar tentang kasih dan kebenaran Allah akan dapat meluruskan persepsi mengenai kekristenan yang benar, terutama bagi penganut kepercayaan lain.

Selama ini, mayoritas Kristiani diajarkan konsep Kasih yang menurut saya terlalu berlebihan, bahkan sering menyimpang dari kenyataan, bahkan jika tidak disikapi hati-hati, bisa muncul penyesatan. Ajaran kasih yang diajarkan seringkali membawa dampak pada munculnya pengikut-pengikut Kristus yang cengeng, manja dan tidak bertanggung jawab.

Itulah mengapa Kekristenan seringkali menjadi bahan ejekan, lalu hal itu dianggap sebagai penganiayaan. Oh, betapa kekanak-kanakan orang Kristen! Tapi tak mengapalah. Mari kita terus menerus belajar lebih jauh lagi mengenal Kristus di dalam hidup kita.

Memang benar bahwa Allah adalah pribadi penuh kasih, bahkan kasih Agapenya tidak akan bisa dibandingkan dengan berbagai-bagai kebaikan manusia.Usaha manusia untuk berbuat kebajikan seumur hidup pun tidak akan dapat menyamai kasih Allah.

Selain kasih, Allah adalah pribadi Maha Kuasa. Saya rasa semua orang beragama setuju dengan saya.
Dia berhak untuk melakukan segala sesuatu yang dipandang baik oleh DiriNya. Tapi bersyukur Dia tidak akan menyalahgunakan kekuasaan di dalam tindakan-tindakanNya.
Dia mempraktekkan kemaha-kuasaanNya tentunya juga dengan tidak berbenturan dengan sifat-sifat DiriNya yang lain.
Jadi, kita setuju kalau Dia juga berkuasa mengampuni bukan? Dan Dia juga berkuasa untuk tidak mengampuni juga dong?

Setelah beberapa tahun menerima Yesus sebagai TUHAN dan menjadi pengikutNya, setelah saya flashback akan kehidupan saya yang lama, saya benar-benar menyadari Kasih TUHAN berupa pengampunanNya berlimpah-limpah kepada dunia (kepada semua manusia yang masih hidup tapi belum menerimaNya).
Dahulu, saya seorang penjudi, pemabok, penipu, bandar bola, bandar VCD porno , pemakai dan pengedar narkoba, dan giat dalam "memperjuangkan dosa".

Tetapi karena kasih Allah kepada saya, saya masih diberikan kesempatan berkali-kali untuk bertobatan. Sudah tidak bisa dihitung berapa kali terjatuh dan bertobat, bertobat dan jatuh lagi, bertobat dan jatuh lagi, akhirnya saya diberi kesempatan untuk mengenal Dia (menerima Yesus Kristus sebagai TUHAN dan JURU SELAMAT secara pribadi), dibaptis dan menjadi anggota Kerajaan Sorga.

KasihNya yang begitu besar terhadap dunia juga dibuktikan pada pengampunan yang diberikan kepada orang-orang di Niniweh pada zaman Yunus. Bahkan Yunus benar-benar "dipaksa" untuk menyampaikan kebenaran kepada masyarakat Niniweh tentang penghakiman dari Allah yang akhirnya membawa pertobatan sungguh-sungguh.

Di dunia ini, seorang Presiden mempunyai hak preogratif, hak untuk memberikan pengampunan khusus kepada narapidana seperti yang kita kenal Grasi, Remisi, Amnesti, Abolisi.
Jika presiden saja punya kekuasaan seperti itu, kenapa TUHAN tidak?

Grasi atau Grace (bahasa Inggris) atau Gratia (bahasa Latin) juga dikenal di dalam Kekristenan.
Grasi adalah bentuk dari kekuasaan TUHAN untuk mengampuni manusia karena ketidakberdayaan manusia.
Grasi diberikan oleh TUHAN tidaklah cuma-cuma. TUHAN yang mampu menilai hati manusia hanya akan memberikan pengampunan kepada orang-orang yang ingin bertobat.


Kisah Para Rasul 2:37 Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: "Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?"
Kisah Para Rasul 2:38 Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.


Selama manusia hidup dan selama Allah melihat dosa-dosa yang dilakukan oleh mereka karena ketidakberdayaan mereka, maka pengampunan TUHAN tetap terbuka.
Tetapi tentu saja jika manusia sudah mengeraskan hati sehingga TUHAN berkesimpulan bahwa mereka tidak dapat ditolong lagi seperti halnya Fir'aun di zaman pelayanan Musa,
maka mautlah yang akan diterima mereka. (baca Kitab Keluaran 3-14)

Pengampunan yang diberikan oleh TUHAN kepada manusia adalah pengampunan total terhadap dampak kekekalan dosa yang telah dibuat manusia pada saat mereka masih belum tau bagaimana "menggunakan tangan dan kiri".
Upah dosa adalah maut, itulah yang berhasil diperjuangkan Grasi TUHAN.
Stempel keselamatan telah diberikan TUHAN, tidak ada lagi hukuman maut atas perbuatan kita di masa lampau sebelum kita mengenal Dia.
Ingat sebelum kita mengenal Dia! Dan bukan hanya dosa-dosa kita yang dihapuskan, tapi juga status kita sudah menjadi anak.
Kita telah berhak masuk dalam Kerajaan Allah. Tentunya bagian kita adalah kita menyatakan iman kita melalui baptisan air, bersekutu dengan Dia melalui saat teduh, membaca FirmanNya melalui isi Alkitab, bersekutu dengan saudara seiman).

Tentunya pengampunan dari Allah tidak secara otomatis menghapuskan konsekuensi logis yang harus kita terima selama kita berada di dunia.
Adalah bagian tanggung jawab kita untuk menyelesaikan segala dampak negatif perbuatan kita.

Misalnya saja jika seorang mantan pencuri. Memang dosa-dosanya telah diampuni sehingga kematian kekal tidak lagi harus ia tanggung, tapi
konsekuensi logis seperti menjalani hukuman di LP, hukuman sosial dicap sebagai bekas maling harus ditanggung. Tetapi sekali lagi,
jika kita menyadari bahwa hukuman neraka sudah dituntaskan oleh sang penebus kita Yesus Kristus, maka anggaplah hukuman-hukuman dan sanksi-sanksi moral di dunia ini sebagai suatu pelajaran berharga yang justru akan menjadi kesaksian indah bagi orang lain ketika
kita sudah menjalaninya.

Belajarlah dari teladan Zakeus setelah pertobatannya. Dia berani membayar harga yang sangat mahal !
Itulah sebabNya Yesus masuk ke Yerikho untuk khusus menyelamatkan dirinya.


Lukas 19:8 Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat."


Lalu pertanyaan selanjutnya, begitu gampangnya TUHAN Kristen memberikan grasi kepada orang? Enak dong jadi orang Kristen?
Tidak ! Allah Kristen adalah Allah yang adil dan menjunjung tinggi "FAIR PLAY".
Setelah Adam jatuh dalam dosa, Dia yang telah memberikan otoritas kepada Adam atas dunia ini yang kemudian dirampas Iblis benar-benar menjunjung tinggi fair play.
Tidak serta merta dari sorga Dia perintah sana perintah sini untuk mengesahkan keputusan yang dibuatNya.
Sebagai bentuk fair play tsb, Dia datang sendiri dalam wujud manusia untuk menanggung segala dosa dunia untuk membebaskan dunia ini dari neraka.
Dia secara sadar melucuti keagunganNya untuk menjalani hukuman yang telah diperbuat manusia. Hal ini digenapiNya secara gentleman di atas kayu salib.

Nah, kita telah berbicara mengenai Grasi dari Allah kepada orang-orang yang sebelumnya belum mengenal Dia, lalu bagaimana dengan anakNya (yaitu orang Kristen)?
Kasih Allah kepada anakNya tidak diterapkan secara membabi-buta (blind love) seperti yang ada di benak mayoritas orang Kristen. Semboyan "sekali selamat tetap selamat" jika
tidak dipahami oleh para pengikut teori Calvin akan menjadi pedang bermata dua bagi mereka sendiri.

Allah adalah kasih, Allah juga kebenaran. Dia tidak dapat dipermainkan. Dia telah tunjukkan hal ini kepada Nadab dan Abihu,
orang-orang yang melayaniNya. Dia juga telah tunjukkan kepada Yudas Iskariot, pasangan Ananias dan Safira.

Jika di dalam mengikuti TUHAN Yesus kita masih sengaja berbuat dosa, maka hukum tabur tuai yang akan menjadi ganjaran yang setimpal.
Tuhan tidak membiarkan diriNya dicobai manusia, jika kita secara sadar dan setuju berbuat dosa, maka hukum tabur tuai juga harus kita tanggung.


Galatia 6:7 Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.


Perlakuan ini juga telah diterima raja Daud ketika dia telah melakukan hal yang menyakiti hati TUHAN dengan merampas Batsyeba dari Uria serta merancangkan kematian Uria di medan perang.
Anak hasil hubungan gelap mereka mati, beberapa anaknya menjadi pemberontak, gundik-gundiknya dituduri sendiri oleh anaknya.
Keadilan Allah benar-benar diterapkan tidak pandang bulu.

Tetapi karena hati Daud yang cepat bertobat, maka hubungan dirinya dengan TUHAN bisa dipulihkan. (baca Kitab 2 Samuel).
Daud adalah contoh manusia yang telah mendapatkan remisi,abolisi dan grasi langsung dari TUHAN.

Sekali lagi saudara-saudara, pengalaman dari tokoh-tokoh Alkitab seharusnya menjadikan kita menjadi orang yang tidak menganggap gampang penebusan dan pengampunan TUHAN.

"Yesus adalah imam yang hanya sekali saja untuk selamanya masuk ke Kemah Suci memperdamaikan dosa-dosa kita. Tidak dua kali"
(Baca Kitab Ibrani 9).


Ibrani 9:25 Dan Ia bukan masuk untuk berulang-ulang mempersembahkan diri-Nya sendiri, sebagaimana Imam Besar setiap tahun masuk ke dalam tempat kudus dengan darah yang bukan darahnya sendiri.
Ibrani 9:26 Sebab jika demikian Ia harus berulang-ulang menderita sejak dunia ini dijadikan. Tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan diri-Nya, pada zaman akhir untuk menghapuskan dosa oleh korban-Nya.


Jika saat ini jika anda adalah seorang Kristen yang terus menerus melakukan dosa dengan sadar dan sengaja, maka lebih baik lunakkan hatimu,
jangan menganggap enteng didikan TUHAN,jika jalan pertobatan masih disediakan. Semakin lama anda berbelok dari jalan kebenaran, semakin tidak mudah anda berbalik kembali kepada jalan kebenaran.
Akui dan punyai sikap hati bertobat dan berjanji tidak mengulangi. Miliki hati seperti raja Daud:


1 Yohanes 1:9 Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.


Jika kita sadar bahwa kita sebagai manusia hanya hidup sekali saja dan setelah itu kita harus menghadap pengadilan TUHAN untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatan kita,
maka kita tidak akan sia-siakan grasi TUHAN kepada kita.


Ibrani 9:27 Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi


Jangan sampai ketika kita dihadapkan kepada pengadilan Kristus, kita dienyahkan dari hadapan TUHAN sebagai seorang pembuat kejahatan walaupun kita telah berseru-seru kepadaNya.
Kita tidak hidup dua kali lagi sebagaimana diyakini oleh penganut kepercayaan lain yang mengenal hukum karma.
Kesempatan hanya satu kali ini biarlah menimbulkan kesadaran untuk hidup berpadanan dengan Injil dan terus mengasihi TUHAN dengan melakukan kehendak Bapa di sorga.
Jangan berikan kesan seolah-olah menjadi Kristen itu gampangan, kasih yang gampangan, keselamatan yang murahan, pengampunan TUHAN terus diberikan walaupun terus melakukan dosa.
Jika konsep kekristenan yang benar tidak boleh bertentangan dengan hati nurani manusia, maka orang-orang yang memiliki hati nurani bisa menguji kebenaran Kristen itu sendiri.

Kesimpulannya, Allah Maha Kuasa, Dia juga Maha Pengasih, Dia juga Maha Adil. Ketiga sifatNya itu berjalan beriringan tanpa tumpang tindih satu dan yang lainnya.
Dia Maha Sempurna.

1 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.