Selasa, 24 Agustus 2010

Suara Hati dan Suara Roh Kudus


Yeremiah 14:15 Sebab itu beginilah firman TUHAN mengenai para nabi yang bernubuat demi nama-Ku, padahal Aku tidak mengutus mereka...


Pernahkah kamu mendengar teman-teman atau pendeta atau siapapun mengatakan "Roh Kudus berkata" , "Roh Kudus berbicara" atau sejenisnya? Kalau saya sering. Kalau anda juga sering (atau anda sendiri selalu berasumsi seperti itu), mungkin lebih baik kita sikapi dengan bijak.
Saya yakin dan percaya bahwa TUHAN melalui kuasa Roh Kudus ke dalam pribadi orang percaya mampu berbicara kepada kita, dan memang Dia senantiasa yang ingin berbicara kepada kita.

Dia adalah TUHAN yang dekat di hati kita. Tapi persoalannya, apakah kita siap? apakah kita benar-benar peka? Pertanyaan inilah yang harus kita jawab.

Yang harus kita lakukan sebagai orang percaya adalah menguji segala sesuatu seperti apa yang menjadi pesan rasul Paulus.


"1 Tes 5:21 Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik."


Ketika orang mencoba meyakinkan akan kita bahwa mereka mendengar suara TUHAN atau diri kita mendengar suara TUHAN, beberapa hal yang harus kita lakukan adalah:

1. Periksa Diri

Jika kitalah yang merasa mendengar suara TUHAN, ada baiknya kita periksa diri kita sendiri dulu.
Area-area yang mesti kita periksa adalah kehidupan sehari-hari kita.
Lalu, area mana saja?

a. Kekudusan Hidup

Apakah kita telah menjalani kekudusan hidup? Terutama kekudusan hati? Ingat, jika kita adalah seorang yang hidupnya masih menyimpan dosa, baik dosa yang nampak di perbuatan maupun dosa di dalam hati yang tidak nampak, maka sebaiknya anda meragukan suara yang anggap sebagai suara Roh Kudus atau Roh Kudus telah berbicara kepada kamu. Jika memang benar pun, mungkin itu berupa teguran dan anda harus merespon teguran tersebut.

Kita jangan terjebak dengan film-film Hollywood mengenai orang-orang yang hidup tidak tertib, tetapi di sisi lain mereka seolah-olah mempunyai karunia-karunia Roh dari TUHAN.

b. Ketulusan Hati

Ketulusan hati adalah modal yang paling mendasar yang harus dimiliki sebagai orang Kristen. Jika ada motivasi-motivasi hati yang salah ketika mengikuti TUHAN, saya berani katakan bahwa Roh Kudus tidak akan pernah memakai anda untuk menyampaikan sesuatu pesan kepada orang lain. Sekali lagi, jika teguran terhadap anda, saya lebih yakin.

Jikalah kita tidak memiliki kekudusan hidup dan ketulusan hati, rasanya TUHAN tidak akan memakai "bejana yang kotor untuk menyalurkan air".

"2 Korintus 6:15 Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial?"

"Amos 3:3 Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum berjanji?"

c. Suasana hati

Yang paling unik adalah poin ini. Masalah ini yang kadang-kadang susah dibedakan. Seperti kita tau, sebagai manusia yang terus menjalani hidup, ada kalanya suasana hati kita sedang mengalami masalah, terutama masalah yang berhubungan dengan orang lain. Masalah dengan orang lain tersebutlah yang
seringkali mempengaruhi suasana hati, terutama kalau kita berbicara mengenai sisi negatifnya. Suasana hati akan mempengaruhi subjektivitas dan objektivitas kita.

Nah, jika pada suatu saat bermasalah dengan orang lain dan pada saat yang sama anda merasa Roh Kudus membawa pesan kepada orang tersebut yang sedang cekcok dengan kita, ada baiknya anda berhati-hati. Jangan-jangan itu adalah suara hati anda sendiri. Apalagi kalau pesannya adalah hal yang negatif kepada orang tersebut. Lebih baik anda berdoa dan konsultasikan "suara Roh Kudus" tersebut dengan mentor atau gembalamu. Minimal, tegurlah dirimu sendiri dulu. Mungkin TUHAN berpesan justru kita berdamai dengan orang tersebut.


Jikalau teman anda yang beranggapan telah mendengar suara TUHAN, maka periksa hidup mereka. Lihat kehidupan sehari-hari, cek juga beberapa poin di bawah ini.

2. Sesuai FIRMAN TUHAN

"2 Petrus 1:21 sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia"

Poin ini juga penting. Ketika suara Roh Kudus berbicara, pastilah pesan yang dibawa tidak akan keluar dari jalur Alkitab.
TUHAN telah merancang sebuah frame yang tidak akan dilanggar oleh diriNya sendiri. Segala nubuatan para nabi dari zaman ke zaman pun seperti itu. Manusia saja malu menjilat ludah sendiri, apalagi TUHAN?

Jika kamu mendengar orang-orang mengatasnamakan Roh Kudus, misalnya anda sendiri, teman anda, mentor anda, pendeta / pastor anda, tetapi apa yang disampaikannya berbeda, atau justru bertentangan dengan prinsip Alkitab, jangan percaya apa yang menjadi perkataannya.


Mat 24:35 Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.
Mar 13:31 Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.
Luk 21:33 Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.



Galatia 1:8 Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia.


3. Christ Centered atau Self-Centered


Yohanes 16:14 Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku.


Jika ada orang, bahkan pendeta atau gembala sidang atau siapa pun namanya berbicara, berkhotbah atau bernubuat, tetapi apa yang keluar dari mulutnya selalu berpusat pada diri mereka sendiri misalnya demi keinginan mereka sendiri walaupun kedengarannya sesuai dengan Firman TUHAN tetapi tidak berpusat pada Yesus Kristus, maka kita meski juga waspada. Ingat, orang bisa saja mengambil sepotong-potong ayat di Alkitab untuk membenarkan keinginan hati mereka.
Iblis juga bisa memakai Firman TUHAN saat mencobai TUHAN Yesus di padang gurun. (baca Matius 4)

Jangan percaya walaupun mereka mengatakan mendapatkan mimpi, penglihatan, mendengar suara Roh Kudus berbicara dan sebagainya, jika segala sesuatu yang dibicarakan adalah berfokus pada diri mereka sendiri. Ada tipe-tipe manusia yang mencoba memanipulasi manusia lain demi kepuasan dan kesombongan pribadi.

Mungkin saat ini saya hanya bisa membagikan 3 point penting ini untuk direnungkan, tetapi yang paling penting adalah buah Roh Kudus nampak pada kehidupan orang yang dipenuhi oleh Roh Kudus.

Marilah terus menjaga hati baik itu motivasi hati maupun suasana hati sehingga kita tidak terjebak kepada hal-hal yang nampaknya adikodrati padahal sebenarnya justru kebalikannya.
Teruslah membaca Firman TUHAN sehingga kita bisa membedakan mana yang baik, mana yang berkenan dan mana yang sempurna.

Di akhir zaman ini, sudah diperingatkan jelas bahwa akan muncul guru-guru palsu dan nabi-nabi palsu yang berbicara "seperti anak Domba" (Wahyu 13:11).


Mat 24:23 Pada waktu itu jika orang berkata kepada kamu: Lihat, Mesias ada di sini, atau Mesias ada di sana, jangan kamu percaya.

1 Yohanes 4:1 Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia.


Jika kita tidak peka karena jarang membaca Alkitab, kita akan mudah terombang-ambing oleh permainan palsu dunia ini.
Ingat dunia ini semakin jahat, Tuhan Yesus memperingatkan bahwa penyesatan pasti muncul dan sekiranya mungkin, ada orang-orang benarpun bisa disesatkan. Alkitab yang ada di tangan kita sudah melewati berbagai zaman dan penganiyaan, telah ada "noda darah" para martir yang berjuang untuk kebenaran Alkitab sehingga sampai kepada tangan kita saat ini.


2 Timotius 3:14 Tetapi hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang telah engkau terima dan engkau yakini, dengan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu.
2 Timotius 3:15 Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus.
2 Timotius 3:16 Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
2 Timotius 3:17 Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.



Galatia 5:22 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
Galatia 5:23 kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.

Selasa, 17 Agustus 2010

Grasi & Hukum Tabur Tuai di Agama Kristen

Beberapa hari yang lalu saya menuliskan konsep Kasih dan Kebenaran Allah yang mutlak dan harus diketahui oleh semua orang Kristen.
Mengenal konsep yang benar tentang kasih dan kebenaran Allah akan dapat meluruskan persepsi mengenai kekristenan yang benar, terutama bagi penganut kepercayaan lain.

Selama ini, mayoritas Kristiani diajarkan konsep Kasih yang menurut saya terlalu berlebihan, bahkan sering menyimpang dari kenyataan, bahkan jika tidak disikapi hati-hati, bisa muncul penyesatan. Ajaran kasih yang diajarkan seringkali membawa dampak pada munculnya pengikut-pengikut Kristus yang cengeng, manja dan tidak bertanggung jawab.

Itulah mengapa Kekristenan seringkali menjadi bahan ejekan, lalu hal itu dianggap sebagai penganiayaan. Oh, betapa kekanak-kanakan orang Kristen! Tapi tak mengapalah. Mari kita terus menerus belajar lebih jauh lagi mengenal Kristus di dalam hidup kita.

Memang benar bahwa Allah adalah pribadi penuh kasih, bahkan kasih Agapenya tidak akan bisa dibandingkan dengan berbagai-bagai kebaikan manusia.Usaha manusia untuk berbuat kebajikan seumur hidup pun tidak akan dapat menyamai kasih Allah.

Selain kasih, Allah adalah pribadi Maha Kuasa. Saya rasa semua orang beragama setuju dengan saya.
Dia berhak untuk melakukan segala sesuatu yang dipandang baik oleh DiriNya. Tapi bersyukur Dia tidak akan menyalahgunakan kekuasaan di dalam tindakan-tindakanNya.
Dia mempraktekkan kemaha-kuasaanNya tentunya juga dengan tidak berbenturan dengan sifat-sifat DiriNya yang lain.
Jadi, kita setuju kalau Dia juga berkuasa mengampuni bukan? Dan Dia juga berkuasa untuk tidak mengampuni juga dong?

Setelah beberapa tahun menerima Yesus sebagai TUHAN dan menjadi pengikutNya, setelah saya flashback akan kehidupan saya yang lama, saya benar-benar menyadari Kasih TUHAN berupa pengampunanNya berlimpah-limpah kepada dunia (kepada semua manusia yang masih hidup tapi belum menerimaNya).
Dahulu, saya seorang penjudi, pemabok, penipu, bandar bola, bandar VCD porno , pemakai dan pengedar narkoba, dan giat dalam "memperjuangkan dosa".

Tetapi karena kasih Allah kepada saya, saya masih diberikan kesempatan berkali-kali untuk bertobatan. Sudah tidak bisa dihitung berapa kali terjatuh dan bertobat, bertobat dan jatuh lagi, bertobat dan jatuh lagi, akhirnya saya diberi kesempatan untuk mengenal Dia (menerima Yesus Kristus sebagai TUHAN dan JURU SELAMAT secara pribadi), dibaptis dan menjadi anggota Kerajaan Sorga.

KasihNya yang begitu besar terhadap dunia juga dibuktikan pada pengampunan yang diberikan kepada orang-orang di Niniweh pada zaman Yunus. Bahkan Yunus benar-benar "dipaksa" untuk menyampaikan kebenaran kepada masyarakat Niniweh tentang penghakiman dari Allah yang akhirnya membawa pertobatan sungguh-sungguh.

Di dunia ini, seorang Presiden mempunyai hak preogratif, hak untuk memberikan pengampunan khusus kepada narapidana seperti yang kita kenal Grasi, Remisi, Amnesti, Abolisi.
Jika presiden saja punya kekuasaan seperti itu, kenapa TUHAN tidak?

Grasi atau Grace (bahasa Inggris) atau Gratia (bahasa Latin) juga dikenal di dalam Kekristenan.
Grasi adalah bentuk dari kekuasaan TUHAN untuk mengampuni manusia karena ketidakberdayaan manusia.
Grasi diberikan oleh TUHAN tidaklah cuma-cuma. TUHAN yang mampu menilai hati manusia hanya akan memberikan pengampunan kepada orang-orang yang ingin bertobat.


Kisah Para Rasul 2:37 Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: "Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?"
Kisah Para Rasul 2:38 Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.


Selama manusia hidup dan selama Allah melihat dosa-dosa yang dilakukan oleh mereka karena ketidakberdayaan mereka, maka pengampunan TUHAN tetap terbuka.
Tetapi tentu saja jika manusia sudah mengeraskan hati sehingga TUHAN berkesimpulan bahwa mereka tidak dapat ditolong lagi seperti halnya Fir'aun di zaman pelayanan Musa,
maka mautlah yang akan diterima mereka. (baca Kitab Keluaran 3-14)

Pengampunan yang diberikan oleh TUHAN kepada manusia adalah pengampunan total terhadap dampak kekekalan dosa yang telah dibuat manusia pada saat mereka masih belum tau bagaimana "menggunakan tangan dan kiri".
Upah dosa adalah maut, itulah yang berhasil diperjuangkan Grasi TUHAN.
Stempel keselamatan telah diberikan TUHAN, tidak ada lagi hukuman maut atas perbuatan kita di masa lampau sebelum kita mengenal Dia.
Ingat sebelum kita mengenal Dia! Dan bukan hanya dosa-dosa kita yang dihapuskan, tapi juga status kita sudah menjadi anak.
Kita telah berhak masuk dalam Kerajaan Allah. Tentunya bagian kita adalah kita menyatakan iman kita melalui baptisan air, bersekutu dengan Dia melalui saat teduh, membaca FirmanNya melalui isi Alkitab, bersekutu dengan saudara seiman).

Tentunya pengampunan dari Allah tidak secara otomatis menghapuskan konsekuensi logis yang harus kita terima selama kita berada di dunia.
Adalah bagian tanggung jawab kita untuk menyelesaikan segala dampak negatif perbuatan kita.

Misalnya saja jika seorang mantan pencuri. Memang dosa-dosanya telah diampuni sehingga kematian kekal tidak lagi harus ia tanggung, tapi
konsekuensi logis seperti menjalani hukuman di LP, hukuman sosial dicap sebagai bekas maling harus ditanggung. Tetapi sekali lagi,
jika kita menyadari bahwa hukuman neraka sudah dituntaskan oleh sang penebus kita Yesus Kristus, maka anggaplah hukuman-hukuman dan sanksi-sanksi moral di dunia ini sebagai suatu pelajaran berharga yang justru akan menjadi kesaksian indah bagi orang lain ketika
kita sudah menjalaninya.

Belajarlah dari teladan Zakeus setelah pertobatannya. Dia berani membayar harga yang sangat mahal !
Itulah sebabNya Yesus masuk ke Yerikho untuk khusus menyelamatkan dirinya.


Lukas 19:8 Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat."


Lalu pertanyaan selanjutnya, begitu gampangnya TUHAN Kristen memberikan grasi kepada orang? Enak dong jadi orang Kristen?
Tidak ! Allah Kristen adalah Allah yang adil dan menjunjung tinggi "FAIR PLAY".
Setelah Adam jatuh dalam dosa, Dia yang telah memberikan otoritas kepada Adam atas dunia ini yang kemudian dirampas Iblis benar-benar menjunjung tinggi fair play.
Tidak serta merta dari sorga Dia perintah sana perintah sini untuk mengesahkan keputusan yang dibuatNya.
Sebagai bentuk fair play tsb, Dia datang sendiri dalam wujud manusia untuk menanggung segala dosa dunia untuk membebaskan dunia ini dari neraka.
Dia secara sadar melucuti keagunganNya untuk menjalani hukuman yang telah diperbuat manusia. Hal ini digenapiNya secara gentleman di atas kayu salib.

Nah, kita telah berbicara mengenai Grasi dari Allah kepada orang-orang yang sebelumnya belum mengenal Dia, lalu bagaimana dengan anakNya (yaitu orang Kristen)?
Kasih Allah kepada anakNya tidak diterapkan secara membabi-buta (blind love) seperti yang ada di benak mayoritas orang Kristen. Semboyan "sekali selamat tetap selamat" jika
tidak dipahami oleh para pengikut teori Calvin akan menjadi pedang bermata dua bagi mereka sendiri.

Allah adalah kasih, Allah juga kebenaran. Dia tidak dapat dipermainkan. Dia telah tunjukkan hal ini kepada Nadab dan Abihu,
orang-orang yang melayaniNya. Dia juga telah tunjukkan kepada Yudas Iskariot, pasangan Ananias dan Safira.

Jika di dalam mengikuti TUHAN Yesus kita masih sengaja berbuat dosa, maka hukum tabur tuai yang akan menjadi ganjaran yang setimpal.
Tuhan tidak membiarkan diriNya dicobai manusia, jika kita secara sadar dan setuju berbuat dosa, maka hukum tabur tuai juga harus kita tanggung.


Galatia 6:7 Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.


Perlakuan ini juga telah diterima raja Daud ketika dia telah melakukan hal yang menyakiti hati TUHAN dengan merampas Batsyeba dari Uria serta merancangkan kematian Uria di medan perang.
Anak hasil hubungan gelap mereka mati, beberapa anaknya menjadi pemberontak, gundik-gundiknya dituduri sendiri oleh anaknya.
Keadilan Allah benar-benar diterapkan tidak pandang bulu.

Tetapi karena hati Daud yang cepat bertobat, maka hubungan dirinya dengan TUHAN bisa dipulihkan. (baca Kitab 2 Samuel).
Daud adalah contoh manusia yang telah mendapatkan remisi,abolisi dan grasi langsung dari TUHAN.

Sekali lagi saudara-saudara, pengalaman dari tokoh-tokoh Alkitab seharusnya menjadikan kita menjadi orang yang tidak menganggap gampang penebusan dan pengampunan TUHAN.

"Yesus adalah imam yang hanya sekali saja untuk selamanya masuk ke Kemah Suci memperdamaikan dosa-dosa kita. Tidak dua kali"
(Baca Kitab Ibrani 9).


Ibrani 9:25 Dan Ia bukan masuk untuk berulang-ulang mempersembahkan diri-Nya sendiri, sebagaimana Imam Besar setiap tahun masuk ke dalam tempat kudus dengan darah yang bukan darahnya sendiri.
Ibrani 9:26 Sebab jika demikian Ia harus berulang-ulang menderita sejak dunia ini dijadikan. Tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan diri-Nya, pada zaman akhir untuk menghapuskan dosa oleh korban-Nya.


Jika saat ini jika anda adalah seorang Kristen yang terus menerus melakukan dosa dengan sadar dan sengaja, maka lebih baik lunakkan hatimu,
jangan menganggap enteng didikan TUHAN,jika jalan pertobatan masih disediakan. Semakin lama anda berbelok dari jalan kebenaran, semakin tidak mudah anda berbalik kembali kepada jalan kebenaran.
Akui dan punyai sikap hati bertobat dan berjanji tidak mengulangi. Miliki hati seperti raja Daud:


1 Yohanes 1:9 Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.


Jika kita sadar bahwa kita sebagai manusia hanya hidup sekali saja dan setelah itu kita harus menghadap pengadilan TUHAN untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatan kita,
maka kita tidak akan sia-siakan grasi TUHAN kepada kita.


Ibrani 9:27 Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi


Jangan sampai ketika kita dihadapkan kepada pengadilan Kristus, kita dienyahkan dari hadapan TUHAN sebagai seorang pembuat kejahatan walaupun kita telah berseru-seru kepadaNya.
Kita tidak hidup dua kali lagi sebagaimana diyakini oleh penganut kepercayaan lain yang mengenal hukum karma.
Kesempatan hanya satu kali ini biarlah menimbulkan kesadaran untuk hidup berpadanan dengan Injil dan terus mengasihi TUHAN dengan melakukan kehendak Bapa di sorga.
Jangan berikan kesan seolah-olah menjadi Kristen itu gampangan, kasih yang gampangan, keselamatan yang murahan, pengampunan TUHAN terus diberikan walaupun terus melakukan dosa.
Jika konsep kekristenan yang benar tidak boleh bertentangan dengan hati nurani manusia, maka orang-orang yang memiliki hati nurani bisa menguji kebenaran Kristen itu sendiri.

Kesimpulannya, Allah Maha Kuasa, Dia juga Maha Pengasih, Dia juga Maha Adil. Ketiga sifatNya itu berjalan beriringan tanpa tumpang tindih satu dan yang lainnya.
Dia Maha Sempurna.

Jumat, 13 Agustus 2010

Ditampar Pipi Kanan, Berikan Pipi Kiri (Matius 5:39)


Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi.
Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.
(Matius 5:38-39)



Salah satu ayat paling terkenal yang sering dikutip di Alkitab adalah ayat mengenai "ditampar pipi kanan, berikan pipi kiri".
Sewaktu saya belum kenal Kristus, bagi saya, ayat ini merupakan sebuah tindakan bodoh, lemah dan tidak logis.

Bagaimana tidak? Seorang manusia pada dasarnya sebagai manusia mempunyai naluri untuk membalas kejahatan, mereka menginginkan keadilan.
Apalagi kalau memang dirinya tidak bersalah, dia harus membela haknya. Melepaskan orang yang melakukan kezaliman terhadap kita saja itu adalah sesuatu kekonyolan, apalagi MENAWARKAN dengan SUKARELA hak kita yang lain, itu suatu kemustahilan !

Mari kita periksa hati kita saudara-saudara ! Kita menuntut keadilan atas hak kita dengan dasar apa?
Seringkali kita menginginkan pembalasan disebabkan karena masalah HARGA DIRI. Berhati-hatilah, itu adalah bentuk KESOMBONGAN.

Yesus Kristus, seorang yang sederhana mengajarkan ayat ini bukanlah tanpa alasan ataupun hanya sekedar kekonyolan belaka.Dibalik makna ayat "Ditampar Pipi Kanan, Berikan Pipi Kiri" terkandung pengajaran yang luar biasa dalamnya.

Di artikel kali ini, saya hanya sanggup mengulas hanya beberapa point yang sebenarnya maksud tersirat di balik ayat ini.

Yang dapat saya tangkap dari pengajaran tentang ayat ini adalah:

1. Keberanian

Adalah pandangan banyak orang, termasuk ketika saya masih Ateis waktu masih remaja adalah bahwa ayat ini mengajarkan kepada kita untuk menjadi seorang pengecut dan penakut.
Mari kita secara jujur menganalisa ayat ini. Memang ketika kita membaca "Janganlah kamu melawan" dari potongan ayat ini, nampaknya ayat ini mengajarkan kita untuk cari aman, lebih baik
tidak berurusan dengan masalah.


Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu ...


Tetapi jika kita membaca potongan ayat selanjutnya "berilah juga kepadanya pipi kirimu", ayat ini mengandung sebuah penawaran secara sadar kepada penganiaya kita untuk menampar bagian pipi kita yang lainnya.

melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.


Yesus tidak mengajarkan kalau pipi kananmu ditampar, maka larilah jauh-jauh atau setelah ditampar pipi kanan, minta ampunlah kepada penganiaya.

2. Pengampunan

Jika kita baca di ayat sebelum Matius 5:39, tentulah ayat ini berbicara hukum qisas. Hukum qisas yang dikenal di Hukum Taurat dan sekarang juga diadopsi menjadi hukum standar kemanusiaan
mengajarkan manusia untuk menuntut keadilan jika hak kita dilanggar. Secara normal dan norma, hukum ini adalah logis dan manusiawi.
Tetapi sekali lagi Yesus berbicara sesuatu mengenai standar yang lebih tinggi daripada hukum normatif manusia. Dia berbicara mengenai "hukum surgawi".

Adalah sebuah effort yang besar untuk mengampuni orang yang telah berbuat dosa kepada kita.
Rasanya gregetan di dalam hati, kepalan tangan rasanya tidak dapat ditahankan untuk orang yang telah menampar kepada kita.
Jangankan diri kita yang mengalami. Melihat berita-berita ketidakadilan terhadap orang lain saja kita rasanya ingin turun tangan. Apalagi menimpa kita?

Tetapi apa yang tidak mampu dilakukan oleh hukum Taurat bisa dilakukan oleh Yesus Kristus, tentunya juga bagi kita yang percaya kepada Dia.
Yesus mengajarkan kita bukan saja kita sesudah ditampar pipi kanan kita mengampuni si penganiaya secara proaktif, bukan tertunduk lesu setelah ditampar, bukan hanya diam setelah ditampar.
Jadi, ada pesan bahwa kita mengasihi secara SUNGGUH-SUNGGUH orang yang telah menganiaya kita.
Jika hanya DIAM, tidak ada pesan yang diterima oleh si penganiaya.
Pengampunan yang kita berikan akan berdampak pada pertobatan. Jika tidak bertobat, kita berhadapan dengan psikopat.

3. Kecerdasan

Pipi merupakan bagian tubuh manusia (lebih spesifik lagi bagian wajah manusia) yang paling aman untuk "dilukai".
Yesus adalah pribadi yang cerdas. Setiap pengajaran yang diberikan tidaklah berisi pesan yang tidak berbobot atau mengajarkan pengikutNya menjadi fanatik buta tanpa tau apa manfaat dari setiap tindakan yang diambil.
Dia mengajarkan kepada murid-muridNya selain tulus seperti merpati, mereka juga harus cerdik seperti ular (tapi bukan licik).

Yesus tidak mengajarkan kita menawarkan kepala kita, mata kita, dada kita, perut kita, tapi pipi kita.
Kerugian dari pukulan terhadap pipi tidak akan menghasilkan cidera yang membawa kepada kematian.


Kesimpulan

Sebenarnya masih poin yang dapat kita gali dari pengajaran ayat ini, tetapi rasanya dari point-point di atas kita belajar manfaat yang besar untuk diterapkan ketika berhadapan dengan orang yang memusuhi kita.
Ayat ini cocok diterapkan pada saat kita berdiri di pihak benar ataupun kita memang berada di posisi yang salah. Kita dapat belajar untuk mengampuni, kita juga bisa belajar untuk mengalah untuk menang bahkan membawa orang berdosa kepada pertobatan.
Jika ayat ini diterapkan saat kita berada sebagai orang yang bersalah yang memang layak mendapatkan perlakuan memalukan ini, anggaplah tamparan-tamparan ini adalah bentuk hukuman yang membangkitkan kesadaran untuk pertobatan.

Adalah berguna kalau kita secara sadar belajar melepaskan hak kita jikalau itu bermanfaat membawa keinsafan pada hati orang berdosa sehingga dunia ini penuh dengan kasih.

Ingat saudara-saudara, Dia telah berikan teladan kepada kita:


Luk 23:34 Yesus berkata: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat."


Mari datang kepada Dia .... !

Kamis, 12 Agustus 2010

Kasih dan Kebenaran



Kepada orang yang karib kepada-Ku Kunyatakan kekudusan-Ku, dan di muka seluruh bangsa itu akan Kuperlihatkan kemuliaan-Ku. (Imamat 10:3)



Percaya atau tidak, nilai-nilai kekristenan di zaman ini sudah sangat jauh dari kebenaran sesungguhnya. Pengajaran-pengajaran sehat yang Alkitabiah sudah menyimpang dari tahun ke tahun. Gereja tidak lagi menyampaikan secara jujur isi Alkitab secara murni dan tulus. Adalah para gembala sudah mulai menyelipkan hikmat-hikmat manusia dengan motivasi-motivasi pribadi ke dalam setiap khotbah maupun tulisan. Doktrin-doktrin palsu mulai disisipkan. Hal ini tidak heran, nubuatan-nubuatan Alkitab sudah memaparkan kepada kita.
Doktrin-doktrin yang tidak seimbang dari denominasi secara sadar tidak sadar membawa jemaat menjadi berdosa.

Dasar dari tulisan saya ini disebabkan oleh keprihatinan akan berita-berita akhir-akhir ini.
Saya melihat ada satu persiapan dari TUHAN kepada bani Ismail untuk dikumpulkan kepada TUHAN sesuai dengan nubuatan Alkitab. Kita sebagai "keturunan bani Ishak" mestinya belajar banyak daripada saudara kita yang juga dikasihi oleh Bapa di sorga. Jangan mengira sebagai seorang Kristen, kita sudah pasti MASUK KE KERAJAAN SORGA, lalu orang-orang di luar Kristen pasti masuk ke neraka. Perjalanan kehidupan kita masih sangat panjang.


Mat 8:11 Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga,
Mat 8:12 sedangkan anak-anak Kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."


Jika sebagai seorang Kristen kita masih terus menerus hidup dalam dosa dan SETUJU untuk melakukan dosa, maka jangan salahkan TUHAN jika pada saat penghakiman nanti, Tuhan Yesus mengatakan kepada kita suatu perkataan pedas di telinga:


Mat 7:23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"


Sekarang ini, apa yang dipahami oleh mayoritas umat Kristen adalah TUHAN itu KASIH, ya, memang jelas di Alkitab mengatakan bahwa Allah adalah KASIH. Tapi Allah juga memiliki KEBENARAN. KEBENARAN itulah yang menjadi bagian kita untuk melakukannya. Hal ini yang tidak mampu dicerna oleh banyak orang Kristen.

Kita bisa terus menuntut kasih Allah jikalau kita tidak melakukan kebenaran. Setiap perjanjian selalu melibatkan dua pihak. Mana ada di dalam kehidupan ini perjanjian dilakukan hanya oleh satu pihak? Itu tidak sah !


Efesus 2:8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,
Efesus 2:9 itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.


Memang benar, ketika kita baru memulai pertobatan, semua dosa kita diampuni. Itupun harus ada satu respon hati yang mau bertobat di dalam hati kita untuk mengakui segala dosa kita sehingga dosa-dosa kita diampuni.Kalau kita tidak mau mengakui dosa-dosa kita, dosa kita pun TUHAN tidak akan ampuni. Sekali lagi, ada dua pihak yang sepakat.

Bagian kita mengakui dosa kita, bagian TUHAN adalah mengampuni kita.



1 Yoh 1:8 Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita.
1 Yoh 1:9 Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
1 Yoh :10 Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.


Lalu setelah pertobatan, adalah tanggung jawab kita untuk tidak melakukan dosa lagi. Ingat apa yang dikatakan oleh TUHAN Yesus kepada perempuan berzinah?Ungkapan paling terkenal yang sering dan harus kita dengarkan "Jangan melakukan dosa lagi". (Yoh 8:3-11)

Dosa berzinah menurut Taurat adalah fatwa mati, tapi TUHAN YESUS berkuasa mengampuni. Dan tugas dari perempuan itu adalah bertobat dan tidak melakukan dosa lagi.Jadi, apakah kita masih punya pikiran untuk terus hidup dalam dosa? Sekali-kali jangan !


Roma 6:1 Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu?
Roma 6:2 Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?


Memang kita masih hidup di dunia ini, godaan, masalah, tantangan, rintangan atau apapun namanya masih terbentang jelas menunggu kita.
Untuk itulah kita harus bergantung terus kepada Dia. Dengan membaca Firman TUHAN, berdoa, meminta penyertaan Roh Kudus yang akan senantiasa menguatkan kita, memberikan penghiburan kepada kita dan mendewasakan kita,
niscaya, kita bisa melewati semua itu. Asalkan kita tidak dengan SENGAJA UNTUK BERBUAT DOSA !


Ibrani 6:7 Sebab tanah yang menghisap air hujan yang sering turun ke atasnya, dan yang menghasilkan tumbuh-tumbuhan yang berguna bagi mereka yang mengerjakannya, menerima berkat dari Allah;
Ibrani 6:8 tetapi jikalau tanah itu menghasilkan semak duri dan rumput duri, tidaklah ia berguna dan sudah dekat pada kutuk, yang berakhir dengan pembakaran.


Sebab juga jelas dikatakan teks Alkitab :


Setiap orang yang menyebut nama Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan. (2 Tim 2:19)


Marilah kita renungkan sejenak mengenai KASIH DAN KEBENARAN ALLAH. Jika memang kamu masih berpendapat bahwa Allah akan terus mengampuni kita walaupun kita terus menerus melakukan dosa,
apa yang akan orang-orang non Kristen pikirkan mengenai Allah kita? Mereka berpikir bahwa Allah kita tidak ADIL, tidak BENAR, bahkan ekstrimnya tidak ADA!
Hati-hati saudara. Allah Bapa kita tidak bisa dipermainkan, Dia tidak bisa dicobai dan sebagai anak, apalagi sebagai anak, jangan mencobai. Yang mencobai Allah TUHAN kita hanyalah IBLIS!

Jangan mengambil ayat-ayat di Firman TUHAN sepenggal-penggal untuk membenarkan KEDAGINGAN KITA. Sengaja menyalahgunakan FIRMAN TUHAN apalagi diajarkan kepada orang lain adalah DOSA BESAR.
Iblis pun telah sengaja mengutip FIRMAN TUHAN untuk MENCOBAI TUHAN YESUS di padang gurun. Jika memang kita pernah melakukannya, mari kita mohon ampun atas kekeliruan kita.


Mat 4:6 lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu."


Jikalau kita masih berkeras dengan kehidupan dosa dan setuju akan dosa yang dilakukan, adalah dekat kesudahan kalau RANTING YANG TIDAK BERBUAH DIBAKAR KE DALAM PERAPIAN. (Yoh 15:7)
Saudara-saudaraku, mari kita hidup sesuai dan berpadanan dengan Alkitab sehingga bisa memberikan pertanggungjawaban saat kita dituntut untuk memberikan pertanggungjawaban.
Pesan rasul Petrus kepada orang Yahudi di perantauan adalah supaya terus menerus menjaga hidup mereka supaya tidak ada celah bagi orang-orang yang ingin menjatuhkan dengan jalan menfitnah mereka
tidak menemukannya. Bahkan membawa orang-orang kafir menerima Kristus melalui perbuatan mereka.
Jadilah kesaksian hidup yang terbuka dan bisa dibaca oleh orang-orang non Kristen, jangan serupa dunia, tapi justru mempengaruhi dunia melalui perbuatan kita sehingga mereka bisa memuliakan Bapa di sorga melalui perbuatan kita.

Mari bawa orang-orang kepada TUHAN YESUS melalui tingkah laku kita, bukan hanya ucapan.
Ingat, TUHAN mengasihi seluruh umat manusia, Dia ingin mengumpulkan sebanyak-banyaknya orang diselamatkan dan memenuhi kerajaan Sorga.
Dia mengasihi anakNya, Dia juga menginginkan orang-orang dari segala suku, kaum, bahasa diselamatkan, dan Dia juga menuntut kebenaran di hidup kita.
Genapilah rancangan TUHAN melalui kehidupan kita yang benar sebagai imamat rajani TUHAN.


Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.
Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."
(Markus 12:30-31)

Senin, 02 Agustus 2010

Apakah Merokok itu Dosa ?


Jika saat ini anda sedang menjadi seorang perokok, pertanyaan ini mungkin sering anda tanyakan kepada orang-orang yang anda anggap lebih "religius". Jika anda bertanya kepada saya sesuai dengan judul di atas, apakah merokok itu dosa? Haram atau tidak kalau merokok? Saya akan bertanya balik kepada kamu,
apakah anda memang mau membuka hati mendengarkan nasehat?

Biasanya orang yang merokok dan yang masih belum mau berhenti akan bertanya tetapi tidak untuk mencari jawaban, biasanya mencari pembenaran.Jika anda seorang Kristen maka harus anda sadari kalau merokok adalah dosa.

Lalu di hati anda pasti akan bergumul, bukankah di Alkitab tidak dijelaskan mengenai larangan merokok? Perjanjian Lama tidak, Perjanjian Baru tidak.Ya, memang di Alkitab tidak secara eksplisit mengatakan merokok itu dosa. Judi pun tidak.

Tapi mari kita tanyakan kepada hati anda, apakah rokok baik buat kesehatan? Bukankah anda punya mata untuk membaca Merokok bisa menyebabkan impotensi, merusak kandungan dan mengakibatkan sakit jantung?
Bukankah anda sudah tahu kalau merokok bisa memperpendek usia kita? Apakah saat ini anda mengira bahwa tubuh anda sudah menjadi milik Kristus jika Roh Kristus berdiam padamu?

Apakah anda ingin menjadi tuan atas tubuhmu? Bukankah diri anda sudah ditebus dan konsekuensinya bahwa anda tidak lagi berhak sedikitpun atas hidupmu, (tubuh, jiwa dan roh). Apakah anda ingin merusak bait Roh Kudus?

Jika kalau kita menghargai penebusan Yesus di atas kayu salib, dan dengan itu Dia telah membawa kita memisahkan kita dengan cara hidup dunia, mengapa kita masih bersahabat dengan dunia?

Saya katakan saudaraku, orang dunia saja tau bahwa merokok itu tidak bermanfaat. Apakah kita lebih bodoh daripada orang dunia? Apakah standar kekristenan lebih rendah dari dunia ini?Ingat, jika dengan merokok dapat menyandungi orang-orang untuk mengenal Kristus, maka pada hakekatnya kita sudah berdosa besar terhadap TUHAN.


Kekristenan di Indonesia begitu mandek karena tidak ada teladan dari pengikut Kristus. Mereka menganggap bahwa percaya kepada Yesus atau tidak, tidak ada bedanya.Toh cara hidup yang amburadul tetap dilakukan. Jangan mempermalukan TUHAN saudara-saudaraku !


1 Korintus 9:27

"Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak."


Ingatlah, bahwa TUHAN menghendaki kekudusan hidup. Hari demi hari kita harus semakin serupa Kristus sehingga kita semakin sempurna seperti Bapa kita di sorga yang adalah sempurna.
Renungkanlah, jika suatu saat anda mempunyai anak, apakah anda akan membiarkan anak anda merokok? Betapa bodohnya anda jika melakukan hal itu.

Maafkan jika tulisan saya sangat keras karena kebanyakan orang Kristen yang merokok sangat keras kepala dengan pendiriannya.
Kalau dahulu rasul Paulus mengingatkan jemaat Efesus untuk tidak mabuk anggur, maka saat ini mari kita tidak kecanduan rokok dan segala jenis zat adiktif lainnya, termasuk judi.

Datanglah kepada TUHAN, rendahkan hatimu, buka dan baca Alkitab, berdoa dalam nama Yesus Kristus kepada Bapa di sorga memberikan kasih karunia untuk lepas daripada segala kenajisan rohani dan jasmani.
Ia yang setia dan adil pasti akan memberikan kebebasan kepadamu.

Akhir kata:


Roma 12:1

"Karena itu saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati."

Minggu, 01 Agustus 2010

Sejarah Penyusunan Alkitab

Berikut ini adalah ringkasan sejarah penyusunan Alkitab hingga mencapai bentuknya yang kita kenal sekarang. Semoga Bermanfaat.

1. PENDAHULUAN

Alkitab (PL + PB) yang kini kita kenal tidak diperoleh secara sekaligus. Alkitab merupakan kumpulan dari banyak kitab yang ditulis dan disusun secara bertahap dalam kurun waktu sekitar 1500 tahun. Dalam penulisannya, para penulis menggunakan gaya bahasa dan ungkapan yang sesuai adat, kebiasaan, dan jaman mereka masing-masing.

PL sebenarnya adalah kitab suci umat Yahudi yang disampaikan, ditulis, dan disimpan dalam waktu kurang lebih 1000 tahun (sekitar 1400 SM sampai 400 SM). Semua ditulis dalam bahasa Ibrani kecuali sebagian kitab Daniel dan sebagian buku Ezra yang ditulis dalam bahasa Aram.

Karena masing-masing kitab tersebut berdiri sendiri-sendiri, maka dirasa perlu untuk menyusunnya ke dalam sebuah kitab yang utuh. Proses penyusunan ini disebut Kanonisasi.

Kanon adalah kata Yunani yang berasal dari kata qaneh (Ibrani) atau qanu (Babilonia) yang berarti *batang gelagah*. Pada perkembangan selanjutnya, kata ini berarti juga "tongkat pengukur" yang dipakai oleh tukang batu atau tukang kayu. Akhirnya, kata ini menjadi kiasan bagi "pedoman" atau "norma". [Bandingkan: Gal 6:16; 2 Kor 10:13, 15-16]

Dengan demikian, kanon Alkitab berarti daftar resmi semua kitab yang diakui oleh Gereja sebagai kitab yang diwahyukan Tuhan, dan setiap kitab yang termasuk di dalam daftar ini disebut kitab kanonik. Di lain pihak, kanon Alkitab juga mengandung pengertian bahwa semua kitab kanonik mempunyai sifat normatif yang bersifat mengikat untuk iman dan perilaku Gereja.

Adapun rintisan kanonisasi tersebut dapat ditelusuri dari Alkitab sendiri, misalnya Ul 4:13, 12:32; Yer 26:2; Ams 30:6; Pkh 3:14; 2 Ptr 3:15-16; Wahyu 22:6-8, 18-19.

2. KANON YUNANI (SEPTUAGINTA )

Pada jaman Yesus, belum ada sebuah kitab suci yang tersusun sebagaimana Alkitab sekarang. Pada masa itu, kitab suci yang digunakan adalah PL berbahasa Yunani yang disebut Septuaginta. Kitab ini dipakai oleh orang-orang Yahudi berbahasa Yunani, terutama yang hidup di luar Palestina.

Dinamakan Septuaginta (LXX = 70) karena diterjemahkan oleh 70 rabbi Yahudi dari bahasa Ibrani ke dalam bahasa Yunani sekitar abad 3 SM sampai 2 SM. Mereka diperintahkan untuk menterjemahkan kitab-kitab yang bertarikh antara 1400 SM hingga 400 SM tersebut secara terpisah sehingga tidak bisa berkomunikasi satu sama lain. Hebatnya, terjemahan mereka persis sama sampai ke titik dan komanya!

Dalam kanon Yunani ini, kitab-kitab disusun ke dalam 4 kelompok sebagai berikut:

A. Taurat

1. Kejadian
2. Keluaran
3. Imamat
4. Bilangan
5. Ulangan

B. Kitab-Kitab Sejarah

* Sejarah Pertama: 6. Yosua, 7. Hakim-hakim, 8. Rut, 9. 1 Samuel, 10. 2 Samuel, 11. 1 Raja-raja, 12. 2 Raja-raja
* Sejarah Kedua: 13. 1 Tawarikh, 14. 2 Tawarikh, 15. Ezra, 16. Nehemia, 17. Ester

C. Sastra

18. Ayub, 19. Mazmur, 20. Amsal, 21. Pengkotbah, 22. Kidung Agung

D. Kitab-kitab Nubuat

* Nabi-nabi Besar: 23. Yesaya, 24. Yeremia, 25. Ratapan, 26. Yehezkiel, 27. Daniel
* Nabi-nabi Kecil: 28. Hosea, 29. Yoel, 30. Amos, 31. Obaja, 32. Yunus, 33. Mikha, 34. Nahum, 35. Habakuk, 36. Zefanya, 37. Hagai, 38. Zakharia, 39. Maleakhi

3. KANON YAHUDI

Orang Yahudi untuk pertama kalinya menetapkan kanon kitab suci mereka sekitar tahun 90 M sampai 100 M. Kanonisasi ini dilakukan oleh sekelompok rabbi dari aliran Farisi dari sebuah sekolah agama Yahudi di Yamnia, sebuah kota di Palestina yang terletak di sebelah Barat Yerusalem.

Kanonisasi Yahudi ini mengelompokkan kitab-kitab dengan cara yang berbeda dengan kanon Yunani dalam hal penghitungan dan pengelompokan kitab-kitabnya.

A. Taurat (Torah)

1. Kejadian
2. Keluaran
3. Imamat
4. Bilangan
5. Ulangan

B. Nabi-Nabi (Nevi'im)

Nabi-nabi Terdahulu: 6. Yosua, 7. Hakim-hakim, 8. Samuel, 9. Raja-raja Nabi-nabi Kemudian: 10. Yesaya, 11. Yeremia, 12. Yehezkiel,
13. Duabelas Nabi

C. Kitab-Kitab (Ketuvim)

14. Mazmur, 15. Amsal, 16. Ayub, 17. Kidung Agung, 18. Rut, 19. Ratapan, 20. Pengkotbah, 21. Ester, 22. Daniel, 23. Ezra-Nehemia, 24. Tawarikh

Kanon ini baru diterima oleh semua orang Yahudi sekitar akhir abad 2 M atau awal abad 3 M. Dengan demikian, ada 2 kanon yang berlaku pada saat itu, yakni kanon Yunani yang digunakan di Alexandria dan kanon Yahudi yang digunakan di Palestina.

4. VULGATA DAN DEUTEROKANONIKA

Pada abad 4 M disiapkan terjemahan Alkitab berbahasa Latin untuk memperbaharui terjemahan pada abad 2 M. Alkitab ini disebut Vulgata (Untuk Semua Orang).

Beberapa kitab PL dalam Vulgata memiliki kedudukan lebih rendah karena beberapa pemuka agama Kristen (yang biasa disebut sebagai Bapa Gereja) meragukan bahwa kitab-kitab tersebut adalah sabda Tuhan. Namun demikian, isi kitab-kitab yang bertarikh antara 400 SM hingga 100 SM tersebut dipandang baik sebagai referensi keagamaan dan perilaku manusia.

Kitab-kitab yang kemudian hari dikenal sebagai Deuterokanonika (Katholik) atau Apokripa (Protestan) tersebut adalah:

* 1 Esdras
* 2 Esdras
* Yudit
* Tambahan pada kitab Ester
* Kebijaksanaan Salomo
* Yesus bin Sirakh
* Barukh
* Surat dari Nabi Yeremia (kemudian menjadi bab 6 kitab Barukh)
* Tambahan pada kitab Daniel
* Doa Manase
* 1 Makabe
* 2 Makabe

Yosephus Flavius, sejarahwan Yahudi yang hidup antara tahun 30 M sampai 100 M menyebutkan bahwa mayoritas Yahudi mengakui 22 kitab sebagai kitab suci mereka. Flavius yang mengklaim hanya memakai buku-buku suci sebagai sumber tulisan-tulisannya ternyata juga menggunakan 1 Makabe dan tambahan pada kitab Ester.

Sedangkan sebuah tulisan Yahudi lain yang bernama 4 Esdras menyatakan bahwa jumlah kitab suci yang umum diterima oleh orang Yahudi berjumlah 24 buah.

Manuskrip PL paling lengkap yang tertua adalah Codex Babylonicus Petropolitanus (sekitar 1000 M), meskipun banyak bahan yang lebih awal lagi umurnya, seperti Gulungan Laut Mati (Dead Sea Scrolls).

5. KANON KATHOLIK

Keraguan atas kesahihan Deuterokanonika sebagai sabda Tuhan mendorong para uskup mengadakan konsili (semacam kongres) untuk menetapkan jumlah Alkitab secara definitif. Beberapa diantaranya adalah:

* Konsili gereja-gereja di Afrika Utara di Hippo (393 M), Kartago (397 M dan 419 M).
* Dekrit Paus Damasus saat Konsili Roma (382 M).
* Konsili umum sedunia di Firenze, Italia (1441 M).

Keputusan akhir penetapan kanon bagi agama Katholik baru diambil pada Konsili Trente melalui dekrit De Canonicis Scripturis (Tentang Kanon Alkitab) tertanggal 8 April 1546 sebagai tanggapan atas reformasi Protestan yang berawal pada tahun 1517. Dalam keputusan tersebut, Gereja Katholik mengakui 45 kitab PL dari Septuaginta dan 27 kitab Perjanjian Baru/PB.

Adapun kitab-kitab yang tidak dimasukkan ke dalam PL Katholik adalah: 1 Esdras, 2 Esdras, dan Doa Manase.

6. KANON PROTESTAN

Gereja-gereja Protestan menetapkan kanon Alkitab mereka melalui 3 dokumen yang lazim disebut:

* Confessio Gallicana (1559 M)
* Confessio Belgica (1561 M)
* Confessio Westminster (1648)

Mereka menerima ke 27 kitab PB sebagaimana diakui oleh gereja Katholik, tetapi tidak memasukkan kitab-kitab Deuterokanonika ke dalam PL-nya. Namun demikian, para reformer tidak pernah menyatakan bahwa Deuterokanonika tidaklah berguna. Bahkan Martin Luther menyatakan bahwa kitab-kitab tersebut bermanfaat dan baik untuk dibaca.

Di antara gereja-gereja Protestan, hanya Anglikan yang masih sering menggunakan Deuterokanonika. Dalam Artikel Anglikan VI dikatakan bahwa mereka membacanya sebagai contoh kehidupan dan petunjuk perilaku walau tidak menganggapnya sebagai doktrin resmi.

7. TERJEMAHAN ALKITAB

Alkitab sudah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dunia, seperti:

* Abad 2 M: Siria Suriah) dan Latin
* Abad 3 M: Koptik (Mesir)
* Abad 4 M: Etiopia, Gotik (Jerman Timur) dan Georgia (Kaukasus).
* Abad 5 M sampai 7M: Armenia, Nubia (Sudan), Arab
* Abad 8 M: Anglo Saxon (Inggris)
* Abad 9 M: Jerman, Slav, Frank
* Abad 12 M: Perancis
* Abad 13 M: Spanyol, Italia, Belanda, Polandia, Islandia
* Abad 14 M: Inggris, Persia (Iran), Ceko, Denmark
* Abad 17 M: Melayu

Hingga awal tahun 1999, Alkitab sudah diterjemahkan ke dalam sekitar 2200 bahasa, termasuk bahasa Esperanto.

GBU